Kisah Siswa SMPN 4 Tangsel, Ijazah Ditahan Karena Tunggak Donasi 'Buatan' Sekolah
Merdeka.com - Praktik diduga pungutan liar (pungli), di Sekolah tingkat menengah pertama (SMP) kota Tangerang Selatan, kembali menyeruak. Kali ini alumni SMPN 4 Tangerang Selatan diancam tak memperoleh ijazah, sebelum melunasi sejumlah kewajiban permintaan dana yang telah disepakati sebelumnya.
KR, orang tua murid alumni SMPN4 Tangsel menceritakan sangat gamblang, bagaimana sekolah terkesan 'memaksa' orang tua untuk menyetorkan sejumlah biaya-biaya yang disebut sekolah sebagai donasi.
"Sejak awal putri saya masuk sudah ditanya kemampuan untuk membantu sekolah, saat itu saya membayarkan Rp5juta agar putri saya bisa masuk kelas bakat istimewa," terangnya, Jumat (4/10).
-
Kenapa pengusaha itu menyekolahkan anaknya di sekolah mahal? Terlebih, pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masa depan anaknya.'Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi menyangkut pendidikan dan masa depan, achie ingin yang terbaik bagi boy dan coco,' tulis Hilman dalam keterangan videonya.
-
Siapa yang membimbing siswa SDN 3 Kota Tangerang? Menariknya, inovasi kreatif itu mulanya merupakan tugas yang dikembangkan lebih lanjut bersama pembimbing.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Mengapa biaya sekolah Sakti mahal? Bagi yang belum mengetahui, biaya pendidikan untuk tingkat SD di sini mencapai lebih dari Rp 500 juta. Tidak heran fasilitasnya sebaik ini!
-
Kenapa orang tua di desa mengirim anak mereka ke sekolah pencuri? Orang tua yang tinggal di desa tersebut mengirimkan anak mereka yang berusia rata-rata 12-13 tahun ke sekolah ini demi mendapatkan pelatihan geng kriminal.
-
Apa harapan orang tua untuk anak sekolah? Tak bisa dipungkiri, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan akademis dan pribadi anak.
Bahkan tak berhenti pada tahap awal pra penerimaan siswa baru, dia sebagai orang tua juga diminta menyepakati komitmen untuk menyetorkan uang bulanan semacam SPP dengan besaran bervariatif.
"Rata-rata menyepakati Rp300.000 donasi semacam SPP itu. Tapi ada yang dibawah itu juga. Di kelas anak saya juga diminta donasi untuk perpustakaan dan komputer sebesar Rp50.000, ada juga uang kas kelas Rp5.000 per pekan. Ini anak saya sudah lulus benar-benar harus melunasi donasi itu semua, kalau tidak ijazah tidak boleh diambil," kata dia gusar.
Sementara Kepala SMPN 4 Tangsel Rita Juwita belum menanggapi pesan whatsapp yang dialamatkan kepadanya. Ketika di konfirmasi langsung ke sekolah Aris Munandar Humas SMPN 4 Tangerang Selatan, mengakui adanya sejumlah donasi yang dibebankan kepada para orang tua siswa tersebut.
Menurut dia, beban donasi itu hanya diberikan kepada siswa program cerdas istimewa dan bakat istimewa (CI BI), yang program CIBI ini hanya berjalan terakhir pada tahun ajaran 2016.
"Bukan pungli, itu donasi. Diberikan orang tua murid tanpa adanya paksaan, karena dasarnya ikhlas. Dengan kemampuan mereka bermacam-macam," terang Aris.
Dengan lantang Aris menekankan, bahwa pengambilan ijazah oleh para alumni di sekolahnya itu tidak dipungut biaya.
"Prinsipnya mengambil ijazah itu gratis, tis, tis. Tidak ada bayaran. Kecuali kelas akselerasi dan pengayaan (CI BI). Dan itu menginduk ke provinsi, sebelum penerimaan siswa reguler dan sejak zaman pak Wahidin Halim sudah tidak boleh lagi yakni tahun 2017 sudah tidak ada kelas CI BI," bilang Aris.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
selain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh orang tua siswa alumni, dari tujuh yang terdata, ada lulusan 2019 yang belum mendapatkan ijazah.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta mengakui banyaknya ijazah peserta didik yang tertahan di sekolah.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan turun tangan menyusul tindakan pihak SMKN 1 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, menahan ijazah alumni yang memiliki tunggakan.
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.
Baca SelengkapnyaBanyak dari siswa baru yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang tidak mampu membeli seragam baru.
Baca SelengkapnyaKepsek menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan Pemerintah Kota Prabumulih atas video yang membuat gaduh tersebut.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami perundungan sejak pertama kali masuk SMPN 4 Makassar.
Baca Selengkapnya