Komandan Kopaska sebut lokasi pencarian AirAsia banyak ular laut
Merdeka.com - Sejauh ini faktor cuaca menjadi halangan utama pencarian jenazah penumpang dan badan pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalanbun. Penggunaan sonar dan penyelaman bawah laut pun tak membuahkan hasil akibat keterbatasan jarak pandang yang mencapai nol meter.
Dasar laut yang gelap dan berlumpur menambah kengerian lokasi pencarian. Apalagi lumpur di dasar laut seringkali didiami oleh predator laut yang berbahaya.
"Binatang laut yang berada di lumpur itu berbahaya bagi penyelam," kata Komandan Detasemen IV Kopaska Armabar Kapten Laut (P) Edy Tirtayasa di Lanud Iskandar Pangkalanbun Kalimantan Tengah, Selasa (6/1).
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Bagaimana cara berdoa saat naik pesawat? Dengan membaca doa naik pesawat sesuai sunnah Rasulullah SAW, diharapkan perjalanan menjadi lancar.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
Jenazah penumpang AirAsia pun pada hari kesepuluh ini juga telah mengalami kerusakan yang parah. Sehingga dimungkinkan akan mengundang datangnya predator-predator laut.
"Kondisi jenazah yang mulai mengalami pembusukan karena terlalu lama di dalam air laut akan mengeluarkan bau amis," terang dia.
Tak hanya cuaca, para penyelam harus mewaspadai predator laut tersebut. Salah-salah mereka yang akan menjadi mangsanya saat melakukan penyelaman.
Namun, sampai saat ini ikan buas seperti hiu belum ditemukan berkeliaran di sekitar lokasi pencarian. Tapi ada satu hewan laut lain yang juga menjadi momok para penyelam, yaitu ular laut.
Sebagian ular laut sangat berbisa, ketika ular yang mirip belut itu menggigit tak akan menimbulkan rasa sakit. Bahkan banyak penyelam yang tak sadar telah digigit ular laut setelah selesai melakukan penyelaman.
"Ular laut, sekali patok, tidak sampai satu menit kita mati. Bisanya lebih bahaya dari cobra (ular)," ujar dia.
Setiap menjelang terjun ke dalam laut, para penyelam diharuskan meminum serum atau anti bisa ular lebih dulu. Hal itu untuk mengantisipasi jika digigit oleh ular laut sewaktu-waktu sudah kebal tubuhnya.
"Itu untuk antisipasi karena tubuh kita mengeluarkan bau amis," tutur dia.
Selain ular laut atau hiu, ada lagi yang perlu diwaspadai para penyelam yaitu ikan pari. Selama ini ekor ikan pari dikenal mematikan jika sampai menusuk tubuh manusia.
"Ikan pari juga bahaya buntutnya jika nusuk tubuh," tambah dia.
Para penyelam yang diterjunkan oleh Basarnas dalam operasi pencarian AirAsia QZ8501 terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Pengintai Amfibi (Taifib). Jumlahnya totalnya ada 66 orang dengan tugas utama mencari, menemukan, lalu mengevakuasi black box (kotak hitam) Pesawat AirAsia QZ8501.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan percaya menaburkan garam atau cairan pembersih bisa terhindar dari gigitan ular
Baca SelengkapnyaBeruntungnya tidak ada korban dalam upaya evakuasi ketiga ular tersebut.
Baca SelengkapnyaKemunculan ular tersebut sontak menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaTNI AL memberikan brevet kehormatan kepada Pangkostrad Letjen TNI Mohamad Hasan.
Baca SelengkapnyaDua orang petugas menggunakan tongkat penjepit untuk menangkap ular kobra
Baca SelengkapnyaSniper itu merupakan bagian dari 100 personel Wing Komando I Kopasgat yang dikirimkan ke Bali.
Baca SelengkapnyaUntuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.
Baca SelengkapnyaAda banyak jenis ular hitam yang tersebar di berbagai lingkungan. Namun, tidak semua ular hitam ini berbahaya dan berbisa.
Baca SelengkapnyaDoni tidak merinci sampai kapan operasi itu berlangsung, begitu pula dengan detail pasukan dan alutsista yang dikerahkan.
Baca SelengkapnyaPara wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai diperingatkan untuk berhati-hati dan tidak menyentuh hewan laut ini.
Baca SelengkapnyaSate ular kobra dipercaya bermanfaat bagi kesehatan, lantas buat apa saja?
Baca SelengkapnyaGandeng Stakeholder, KKP Gelar Operasi Pencegahan Benih Bening Lobster Diselundupkan Lewat Bandara
Baca Selengkapnya