Komisi IX: Kemenkes Sudah Diminta Produksi Alkes Dalam Negeri 80%, Tapi Hasilnya 0
Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, setuju dengan Presiden Joko Widodo yang geram alat kesehatan masih impor. Ia heran Kementerian Kesehatan masih impor alat kesehatan, padahal Jokowi sudah mengeluarkan instruksi percepatan industri farmasi. Namun implementasinya masih lamban.
"Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden benar adanya ya. Kurang apa Presiden sudah membuat Inpres nomor 6/2016 tentang percepatan industri farmasi. Di situ jelas tugasnya ya, ada Kementerian Kesehatan seperti apa, perindustrian seperti apa, kementerian keuangan seperti apa," ujar Rahmad kepada wartawan, Jumat (25/3).
"Namun, rasanya kok implementasi dan kewibawaan inves itu kan masih lamban sekali. Ingat, Indonesia masih jadi surganya impor alkes dan obat-obatan. Ini menjadi keprihatinan kita bersama," tegasnya.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Komisi IX sudah meminta Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin untuk mendorong 80 persen alat kesehatan dan obat-obatan diproduksi di dalam negeri. Namun, sampai saat ini hasilnya hasilnya masih nol besar.
"Ingat, sekali lagi 90 persen masih tergantung impor ya alkes dan obat-obatan. Sedangkan Komisi IX selalu menyampaikan dan mendorong dengan Kemenkes membuat kesimpulan untuk tahun 2022 ini, 2021 kemarin, paling enggak 80 persen produk anak negeri dibeli, tapi ternyata apa masih 0 hasilnya," ujar Rahmad.
Pandemi Covid Harusnya Buat Indonesia Berdikari
Menurut Rahmad, sudah seharusnya di tengah pandemi Covid-19 ini, Indonesia bisa berdikari untuk produksi alat kesehatan dan obat.
"Mestinya, pandemi ini jadi momentum kita untuk berdikari, berdaulat di alkes, industri farmasi. Ketahanan kesehatan kita juga semakin kuat. Namun nampaknya masih menjadi aturan, kebijakan yang belum memberikan afirmasi kepada produksi dalam negeri," tegasnya.
Rahmad berharap ada kebijakan afirmasi melalui APBN untuk rumah sakit yang menggunakan produk dalam negeri.
"Untuk itu harus ada keberpihakan, harus ada afirmasi dari uang rakyat APBN terutama RS yang menggunakan produk dalam negeri. Juga kita dorong pada RS-RS itu untuk menggunakan produksi industri dalam negeri," ujarnya.
Politikus PDIP ini meminta sebaiknya teguran Presiden Jokowi jadi momentum untuk berbenah dan membangkitkan produksi alat kesehatan dalam negeri. Saatnya rumah sakit di Indonesia menggunakan produk dalam negeri.
"Pada akhirnya industri farmasi sudah ada pun ternyata tidak ada afirmasi keberpihakan terhadap produksi dalam negeri, kan sayang. Industrinya sudah ada, industrinya sudah mampu ternyata lebih suka mencintai membeli produk luar negeri," ujar Rahmad.
"Untuk itu saya kira momentum yang baik ini kemarahan presiden untuk membangkitkan produksi dalam negeri," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaDengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca Selengkapnya"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaRencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaBudi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia
Baca Selengkapnya