Komisioner Komnas HAM minta penderita kusta tak didiskriminasikan
Merdeka.com - Masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa penyakit kusta menular. Padahal faktanya lebih dari 85 persen kusta tidak menular dan menyebarkan penyakit.
"Seandainya itu menular tentu kekebalan tubuh kita secara alami akan menangkal penyakit tersebut jika ada indikasi untuk tertular," kata komisioner Komnas HAM Ansori Sinungan saat jumpa pers Deklarasi Federasi Reintegrasi Hansen Indonesia di Ruang Rapat Pleno Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis (10/12).
Menurut Ansori, sekitar 99 persen antibodi manusia akan kebal dengan penyakit yang masih banyak dipandang setengah mata oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana kusta ditularkan? Bakteri ini dapat menular melalui kontak langsung dengan pasien atau melalui pernapasan, dengan masa inkubasi yang cukup panjang, yakni antara 2 hingga 5 tahun setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.
-
Mengapa kusta masih menjadi masalah? Meskipun penyakit ini relatif jarang terdengar di masyarakat, kusta tetap menjadi ancaman kesehatan yang memerlukan perhatian serius.
-
Di mana penyakit kusta masih menjadi masalah? Kusta merupakan penyakit tropis terabaikan (NTD) yang masih terjadi di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 200.000 kasus baru dilaporkan setiap tahunnya.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa itu kusta? Kusta adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
-
Siapa yang terdampak oleh stigma kusta? Agus Wijayanto, Direktur Eksekutif NLR Indonesia, menyatakan bahwa stigma ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pengidap kusta, termasuk mata pencaharian mereka.
"Banyak masyarakat kita yang masih belum bisa menerima penyakit tersebut," katanya.
"Orang yang pernah sakit (kusta), yang sedang dalam pengobatan kusta pun kadang masih suka dijauhi oleh masyarakat," imbuhnya.
Oleh sebab itu melalui deklarasi seperti ini, dia mengharapkan tidak ada lagi stigma atau pemikiran-pemikiran yang aneh tentang penyakit kusta.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia masih menduduki peringkat ketiga negara dengan beban kusta tertinggi, pencegahan dini bisa membantu mencegahnya memburuk.
Baca SelengkapnyaKusta atau lepra masih menjadi salah satu penyakit ropis yang terabaikan.
Baca SelengkapnyaKusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini dapat mempengaruhi kulit, saraf tepi, hingga pernapasan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaKutu kucing adalah parasit yang hidup di bulu kucing saja dan mengisap darahnya.
Baca SelengkapnyaKemensos mendirikan tiga lumbung sosial untuk pengidap kusta dan eks kusta di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Baca SelengkapnyaNyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis mengatakan bahwa koreng-koreng yang muncul akibat Mpox juga bisa sembuh.
Baca SelengkapnyaHanny menjabarkan, hubungan seksual sesama jenis atau sering berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko penularan virus tersebut.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya