Komnas HAM Minta Polda Jateng Sanksi Anggota yang Terbukti Lakukan Kekerasan di Wadas
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Polda Jawa Tengah untuk menjatuhkan sanksi terhadap para anggota yang terbukti melakukan kekerasan, saat insiden konflik antara di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), 8 Februari 2022.
Komisioner Komnas HAM RI Beka Ulung Hapsara menyampaikan bahwa permintaan itu telah disampaikan secara langsung ketika pihaknya melangsungkan pertemuan Kapolda, Wakapolda serta jajaran Pejabat Utama Polda Jawa Tengah lainnya.
"Memberikan sanksi kepada aparat yang terbukti melakukan kekerasan," kata Beka dalam keterangannya, dikutip Senin (14/2).
-
Kenapa media sosial sering digunakan untuk mengadukan masalah dengan polisi? Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan
-
Bagaimana Polisi Pekanbaru melibatkan admin medsos untuk cegah hoax? Polresta Pekanbaru mengambil langkah inovatif dengan melibatkan admin media sosial publik dalam upaya mencegah hoaks dan isu sara selama Pemilu 2024.Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Kenapa Polisi Pekanbaru mengajak admin medsos untuk bersinergi? Pentingnya kolaborasi ini dalam menyebarkan informasi positif terkait Pemilu.'Kami meminta agar setiap informasi diverifikasi dengan cermat sebelum diposting, guna menjaga keamanan dan ketenangan masyarakat menjelang Pemilu,' kata Bery.
-
Bagaimana cara melapor ke polisi? Langkah selanjutnya adalah mendatangi kantor polisi terdekat di lokasi Anda tinggal. Pastikan Anda membawa semua bukti yang telah Anda kumpulkan serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan dokumen-dokumen penting lainnya sebagai identifikasi diri. Setibanya di kantor polisi, carilah petugas piket untuk melaporkan kasus KDRT yang Anda alami.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Termasuk, Beka juga meminta kepada aparat kepolisian jangan asal melabeli hoaks terhadap akun-akun di media sosial yang melaporkan kejadian insiden kekerasan di Desa Wadas.
"Tidak mudah memberikan stempel hoax kepada akun-akun sosial media yang memberikan reportase lapangan langsung," ujarnya.
Permintaan terakhir, lanjut Beka, pihaknya juga minta kepada aparat kepolisian untuk mengembalikan barang- barang warga yang disita ketika konflik beberapa waktu lalu.
"Mengembalikan barang-barang dan peralatan milik warga yang masih disita pihak kepolisian," ujarnya.
Beka mengatakan bahwa permintaan itu pun telah ditindaklanjuti Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi kepada seluruh jajarannya, termasuk mengembalikan barang yang disita dan memeriksa terkait dugaan tindak kekerasan.
"Kabid Propam untuk melakukan pemeriksaan dan penegakan sanksi kepada personel yang terbukti melakukan kekerasan terhadap warga," ujarnya.
"Komnas HAM RI dan Polda Jawa Tengah bersepakat untuk koordinasi lebih intensif untuk pencegahan peristiwa yang sama berulang kembali dan menciptakan suasana yang kondusif di Desa Wadas," tambahnya.
Hingga kini, Beka memastikan jika Komnas HAM RI akan terus melakukan pemantauan terhadap seluruh proses penyelesaian permasalahan yang ada di Wadas.
Sebelumnya, Komnas HAM menerjunkan tim ke Desa Wadas, Jawa Tengah. Penurunan tim itu guna menggali keterangan dan mencari fakta peristiwa yang terjadi, Selasa (8/2) lalu.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara menuturkan timnya mendapati fakta dari hasil wawancara dengan para warga. Salah satunya adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan.
"Menemukan fakta adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan warga yang sudah setuju," kata Beka dalam keterangan tertulis, Selasa (12/2).
Dia juga menjelaskan timnya mendapat informasi beberapa warga belum pulang ke rumah masing-masing karena masih merasa ketakutan. Tidak hanya itu banyak warga dan anak-anak alami trauma.
"Banyak warga dewasa dan anak mengalami trauma," ungkapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaKPK segera mengecek terkait dengan aduan dugaan seorang Jaksa KPK melakukan pemerasan terhadap saksi
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaRelawan Prabowo Mania akan melaporkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaKapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono akan objektif dan berlaku adil dalam pemeriksaan perkara dugaan tindak pidana terhadap Said Didu.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaSaid dilaporkan Maskota HJS, ketua Apdesi Kabupaten Tangerang yang juga Kades Blimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Baca SelengkapnyaPara admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 pelaku yang awalnya tak dikenal kini sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Baca Selengkapnya