Kontroversi Ratna Sarumpaet sejak era Ahok hingga Anies
Merdeka.com - Aktivis Ratna Sarumpaet kerap kali menjadi perbincangan publik. Hal itu karena aksinya yang selalu mengkritik berbagai kebijakan pemerintah DKI Jakarta. Terlebih lagi pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dia barisan terdepan menolak kebijakan pemerintah DKI Jakarta.
Namun pada masa Anies Baswedan ini, ibu dari artis Atikah Asiholan itu pun membuat kontroversi yang kembali menjadi ramai diperbincangkan. Lalu apa saja kah kontroversi Ratna pada era Ahok dan Anies? Berikut rangkumannya.
Tak terima mobil di derek Dishub DKI Jakarta
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa usulan Bamus Betawi tentang gubernur Jakarta? 'Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden,' kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menderek mobil Ratna Sarumpaet karena parkir di ruang jalan di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa (3/4). Ratna pun tak terima dengan tindakan Dishub tersebut. Lantas dia melayangkan somasi terhadap Dishub DKI Jakarta untuk meminta penjelasan tentang permasalahan penegakan peraturan daerah.
Pihak Dishub menyatakan jika penderekan itu sudah sesuai prosedur. Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tidak masalah dengan adanya somasi dari pihak Ratna Sarumpaet, pihaknya akan menghadapi somasi tersebut.
Ratna Sarumpaet gugat KPK
Ratna Sarumpaet pernah menggugat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Reklamasi Pulau dan Rumah Sakit Sumber Waras. Ratna meyakini dua kasus itu turut menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
"Kita mau menggugat KPK, sehubungan dengan pasal 22 UU KPK 2000 di mana KPK punya kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada publik. Ini ada dua kasus Sumber Waras dan reklamasi pulau, dua kasus ini menguap begitu saja, sedangkan Pilkada ada di depan mata," tutur Ratna kepada awak media di PN Jakarta Pusat, Selasa (6/9).
Tuding kebijakan Ahok untuk kepentingan bisnis
Ratna Sarumpaet kerapkali menuding segala kebijakan Ahok di DKI semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis para cukong koleganya. Seperti penertiban bantaran Kali Ciliwung, di mana ibu artis Atikah Hasiholan ini menuding program tersebut merupakan persekongkolan Basuki Tjahaja Purnama dengan investor properti.
"Konsep penertiban Kampung Pulo itu ada persekongkolan dengan investor," katanya beberapa waktu lalu.
Tolak penggusuran pemukiman warga Luar Batang
Ratna Sarumpaet menolak rencana Pemprov DKI menggusur permukiman warga di sekitar Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Dia mengkritik langkah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, yang tak henti-hentinya melakukan penggusuran.
"Wilayah Luar Batang inikan bagian dari cagar budaya. Jadi saya waktu dengar akan digusur, saya terganggu dan menolak. Bukan berarti yang lain-lain saya tidak terganggu, tetapi cara penggusuran itu sudah tidak boleh," kata Ratna Sarumpaet di Masjid Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (2/4).
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sebelumnya adalah rival pada Pilkada Jakarta 2017, kini bersatu dalam barisan pendukung Pramono-Rano.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelusuran merdeka.com, ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski batal maju bersama PDIP, para relawan tetap setia bersama Anies
Baca SelengkapnyaAhok buka suara soal wacana menjodohkan dirinya dengan Anies.
Baca SelengkapnyaPadahal, sempat muncul nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan diusung oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaPramono Anung dan Rano Karno bicara munculnya gerakan 'Anak Abah Tusuk tiga pasangan calon (paslon)' di Pilkada Jakarta 2024
Baca SelengkapnyaAhok menyebut, Anies memang masuk bursa dan menjadi salah satu dari 10 nama yang diusulkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca Selengkapnya