Kuras Saldo ATM, Sindikat Penipu Saldo Fiktif Rp1 Miliar Dibekuk
Merdeka.com - Sindikat penipu yang menyamar sebagai pengusaha kelapa sawit akhirnya berhasil diringkus Unit Jatanras Polrestabes Surabaya. Dalam melancarkan modusnya, mereka mengiming-imingi korban untuk kerja sama bisnis. Mereka meminta korban untuk menunjukkan saldo di anjungan tunai mandiri (ATM), lantas menukarnya dengan yang palsu.
Polisi berhasil membekuk empat orang pelaku. Mereka adalah Nasir (56), Rizal (41), Yamin (45) dan Hendri (35). Keempatnya asal Sidrap Sulawesi Selatan.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata menjelaskan, pelaku sudah mengincar korban sejak dari dalam hotel. Mereka kemudian membuntuti korban ke sebuah penjual buah di kawasan Jalan Sumatera, Surabaya lantas memperkenalkan diri sebagai pengusaha.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
"Mereka mengaku dari Brunei Darussalam. Ngajak ngobrol, lalu pura-pura membahas bisnis mereka," jelas Leo, Selasa (5/11).
Korban dari aksi penipuan itu sendiri berinisial ES asal Kotawaringin Tengah. Saat berbincang dengan pelaku, ES terbuai dengan iming-iming kerja sama itu. Maklum saja, gaya berpakaian para pelaku ini begitu necis. Setelah itu, para pelaku mengajak korban ke bilik ATM. "Pelaku menunjukkan saldonya sebesar Rp1 miliar. Padahal itu hanya akal-akalan pelaku saja," tambah Leo.
Saldo sebesar itu hanyalah fiktif. Para pelaku tidak bisa mengambilnya. ATM palsu itu dibeli dari jaringan penipu Jakarta sebesar Rp500.000. "Setelah itu, korban yang diminta untuk menunjukkan saldonya," ungkap alumnus Akpol 1997 tersebut.
Para pelaku kemudian meminta kartu ATM milik ES. Mereka juga mengintip PIN ATM ES. Tanpa disadari oleh ES, seusai menunjukkan saldonya, para pelaku menukar kartu ATM tersebut. Setelah berpisah dengan korban, para pelaku kemudian menuju ke minimarket di kawasan Jalan Raya Gubeng, Surabaya. Di situlah mereka menguras saldo milik ES sebesar Rp60 juta.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan, para pelaku dibekuk di kawasan Songgoriti, Malang. "Kami menduga, mereka ini jaringan lintas kota. Ini yang masih akan kami dalami," jelas Sudamiran.
Berdasarkan pengakuan pelaku kepada penyidik, Nasir Cs mengaku baru sekali ini beraksi di Kota Pahlawan. Namun, polisi tidak percaya begitu saja. Karena tidak menutup kemungkinan masih ada orang lain yang pernah menjadi korban dari sindikat penipuan ini.
Sementara itu, tersangka Nasir mengaku bahwa dirinya hanya bermodal omongan. Dia tidak mempunyai ilmu gendam. Hasil penipuan itu dibagi rata masing-masing orang. "Dapat rata-rata Rp5 juta. Lainnya buat seneng-seneng," bebernya.
Unit Jatanras Polrestabes Surabaya sendiri memang sudah mengincar jaringan penguras saldo ATM. Penyelidikan diawali dari lokasi para pelaku menarik uang milik korban, ES. Yakni di sebuah minimarket kawasan Jalan Raya Gubeng Surabaya.
Dari sana, polisi mengantongi ciri-ciri pelaku yang terekam CCTV ATM. Setelah menyebar, mereka diketahui bersembunyi di kawasan Songgoriti, Malang. Empat pelaku ditangkap. Nasir dan Rizal bertugas menipu dan menguras isi ATM korban. Sedangkan dua pelaku lainnya bertugas mengawasi dan jadi sopir.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat para sindikat ini berdasarkan laporan yang diterima polisi, sudah dua kali beraksi di wilayah hukum Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya terakhir, korban mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaKepada korban, pelaku meminta agar amplop yang berisi mata uang asing itu tak dibuka sebelum turun dari mobil.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti sebanyak 995 lembar dolar USD dan 45 lembar mata uang Rupiah pecahan Rp100 ribu dari tangan pelaku.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca Selengkapnyasasaran tersangka hanya mesin ATM yang berada di sekitar Jakarta Utara dan Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaKomplotan pencurian merupakan sindikat internasional yang beraksi di pelbagai daerah Indonesia.
Baca SelengkapnyaHimawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnya