Lima pelanggar syariat Islam dicambuk di Banda Aceh

Merdeka.com - Lima warga dihukum cambuk di muka umum karena melanggar syariat Islam di Banda Aceh. Mereka masing-masing dicambuk lima kali di halaman Masjid Al Muttaqin, Peunayong, Banda Aceh, Senin (31/10).

Eksekusi cambuk ini dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri (Kejeri) Banda Aceh setelah ada putusan dari Mahkamah Syariah, Banda Aceh. Kelima tercambuk itu adalah Akhyaruddin Jailani (28), Paidin Sandiman (56) dan Iwanto Jafar (36) tersandung kasus maisir atau judi dicambuk 5 kali dan semua merupakan warga Sumatera Utara (Sumut), Medan.

Sedangkan dua lagi terpidana kasus khalwat yaitu Marzuki Syafi'i (21) dan Marlina Abdurrahman (20) dicambuk 5 kali. Kedua warga Banda Aceh dan Aceh Besar.

Saat cambuk dimulai, ada ratusan warga memadati menyaksikan hukum cambuk. Apalagi kawasan itu merupakan tempat padat penduduk dan berdekatan dengan pasar dan banyak dilintasi oleh warga.

Asisten I Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Banda Aceh, Bakhtiar mengatakan, pelaksanaan hukum cambuk ini bagian dari penerapan syariat Islam di Aceh.

"Ini bukan untuk ditertawakan atau tontonan saja. Tetapi ini pelajaran untuk kita semua untuk menegakkan syariat Islam secara kaffah di Banda Aceh," kata Bakhtiar dalam sambutannya sebelum cambuk dimulai.

Ia berharap yang dihukum cambuk hari ini bisa diampuni dosa-dosanya dan yang terpenting lagi agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. "Pelajaran juga untuk kita semua yang menyaksikan hukuman cambuk ini," tegasnya.

Bakhtiar juga tegaskan, bila memang ada yang tidak setuju dengan penerapan syariat Islam di Aceh, ia meminta untuk tidak menganggu. Karena penerapan syariat Islam di Aceh merupakan amanah Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang pelaksanaan syariat Islam di Aceh secara kaffah.

"Kalau ada orang yang tidak setuju dengan syariat Islam, silakan keluar dari Aceh," tegasnya.