Mantan Kepala BIN yakin penikam Bripka Marhum Prencje teroris
Merdeka.com - Aparat Kepolisian kembali menjadi korban penyerangan di Mako Brimob Kelapa Depok. Kali ini, Bripka Marhum Prencje gugur ditikam oleh orang tak dikenal, Jumat (11/5) dini hari sekitar pukul 02.29 WIB.
Polisi masih mengusut pelaku yang sudah ditembak mati apakah bagian dari jaringan teroris atau tidak. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) H.M. Hendropriyono, menilai itu adalah ulah teroris.
Karenanya dia beranggapan kekuatan terorisme di Indonesia laksana puncak Gunung Krakatau di permukaan air laut.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
"Berarti yang belum terlihat adalah badan sampai kaki gunung. Yang pasti lebih besar daripada puncaknya," ucap Hendropriyono.
Dia memandang perlu ada upaya lebih dalam menangani aksi terorisme. Karena bagaimanapun juga, keselamatan rakyat harus menjadi yang utama dan prioritas.
"Sekarang ini sudah harus menempatkan keselamatan rakyat sebagai hukum yang tertinggi," jelas Hendropriyono.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, menuturkan untuk menjadi acuan aparat penegak hukum melakukan upaya penanggulangan terhadap aksi terorisme yang terjadi di kemudian hari, maka perlu diselesaikannya revisi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (RUU Anti-terorisme).
Dia juga menganggap insiden di Rutan Mako Brimob seharusnya menjadi pembelajaran bagi aparat penegak hukum untuk membenahi aturan-aturan tentang penanggulangan teror, termasuk perlakuan bagi narapidana terorisme.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, Bripka Marhum Prencje melihat orang tak dikenal mengamati penjagaan Mako Brimob selama lebih dari 2 jam.
"Bripka Marhum kemudian meminta bantuan dua rekannya, untuk mem-backup kegiatan, guna meminta memberikan keterangan orang yang tidak dikenal tersebut. Yang ketika ditanya mengaku berinisial TS untuk dibawa ke salah satu kantor Mako Brimob Polri," ucap Setyo di Mabes Polri, Jumat.
Dia menuturkan, Almarhum Bripka Marhum bersama tiga rekannya sempat menggeledah TS, baik di badan maupun tas yang dibawa. Akan tetapi tak ditemukan apa-apa.
"Kemudian yang bersangkutan dibawa ke kantor, ke salah satu ruangan tadi, menggunakan sepeda motor. Setibanya di kantor, dan akan masuk di salah satu ruangan, tiba-tiba orang yang mengaku TS tadi mengeluarkan pisau, yang ternyata disimpan di bawah alat kemaluan," ungkap Setyo.
Di sanalah, Almarhum Bripka Marhum yang berjalan di depan TS, dikejar oleh tersangka, dan langsung ditikam di bagian perut. Usai menikam, TS juga berusaha mengejar rekan Bripka Marhum.
"Dengan sigap, (petugas) mengambil sikap tegas dan terukur dengan menembak TS. Atas kejadian tersebut, TS meninggal dunia dan Bripka Marhum Prencje dibawa ke rumah sakit. Namun, setelah beberapa saat kemudian, Bripka Marhum Prencje gugur," kata Setyo.
Sebilah pisau disita sebagai barang bukti. Menurut dia, pihak kepolisian masih menyelidiki keterkaitan TS dengan terorisme.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KKB Tembak Prajurit TNI Praka Hendrik Fonataba Saat Patroli, Ini Kronologinya
Baca SelengkapnyaKronologi Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaKapendam Jaya Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra mengatakan terduga pelaku pembunuhan berhasil diamankan
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini para pelaku yang terlibat pemukulan sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaKorban anggota Satgas Pamtas Mobile Yon 7 Marinir TNI-AL bernama Pratu Agung Pramudi Laksono
Baca SelengkapnyaPaspampres Diduga Culik dan Aniaya Warga Aceh hingga Tewas
Baca SelengkapnyaTeror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaKorban dikenal dekat dengan masyarakat SInak Papua setempat.
Baca Selengkapnya