Marak penipuan fantastis berkedok biro perjalanan umrah dan haji
Merdeka.com - Terungkapnya praktik tipu-tipu yang dilakoni Andhika Surachman dan Anniesa Hasibuan begitu mencengangkan. Bagaimana tidak, pasangan suami istri ini menipu mentah-mentah puluhan ribu calon jemaah yang sudah berharap menginjak tanah suci melalui payung PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel.
Sekitar 72.682 calon jemaah ditipu habis-habisan. Dari jumlah tersebut, pasutri Andhika-Anniesa menilap sekitar Rp 848.700.100.000 ke kantongnya sendiri. Nilai yang sangat fantastis.
Yang membuat tak habis pikir, baik Andhika maupun Anniesa menggunakan dana yang dikumpulkan sedikit demi sedikit oleh para calon jemaah untuk foya-foya. Kehidupan mereka begitu glamour. Bepergian ke luar negeri sudah menjadi makanan sehari-hari. Fasilitas kelas VIP selalu mereka minta.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
Bak gunung es, sumber kekayaan fantastis mereka terendus juga. Di balik hidup mewah Andhika-Anniesa ada puluhan ribu calon jemaah yang harap-harap cemas menunggu kepastian pemberangkatan ke tanah suci.
Belum usai pengusutan kasus First Travel, kini ada lagi praktik tipu-tipu dengan modus yang sama.
Adalah PT Azizi Kencana atau Azizi Tour and Travel. Biro perjalanan umrah dan haji yang berpusat di Kota Medan, Sumatera Utara. Sejauh ini, salah satu agen perjalanan melaporkan ke Bareskrim Polri ada 2.000 jemaah yang masih digantung nasibnya.
Salah satu agen dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Azrizal mengatakan total kerugian mencapai Rp 40 miliar. Ribuan jemaah sudah menyetorkan duit Rp 20-25 juta sesuai dengan harga standar Kementerian Agama ke PT Azizi Tour and Travel.
Azrizal mengungkapkan laporan ini merupakan kali kedua.
"Kemarin kita sudah melapor, itu laporan kita yang kedua. laporan kita yang pertama kemarin, mungkin karena kita tidak mengerti betul masalah hukum jadi ada kesalahan administrasi dari kita," ujar Asrizal di Bareskrim Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).
"Kemarin di tanggal 26 Agustus kita ulang lagi membuat laporan erkenaan dengan kegagalan keberangkatan 2.000 jemaah azizi yang seharusnya berangkat di bulan Oktober, November, Desember, dan Januari 2017 dan sehingga sekarang tidak diberangkatkan oleh azizi," terang Asrizal.
Lanjut Asrizal, jika pada awal bulan Januari 2017, pihaknya telah melapor ke Bareskrim Polri dan Kementerian Agama namun tidak ada tindak lanjut lantaran pada laporanya terdapat kesalahan. Sehingga ia datang kembali hari ini.
Ia mengaku pelaporannya kali ini langsung diadukan ke Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukamto.
"Alhamdulillah kita juga sudah bertemu Kabareskrim, insya Allah permasalahan ini segera beliau tangani semaksimal mungkin dan diselesaikan secepat mungkin seperti kasus First Travel," ujar Asrizal.
Azrizal menyebutkan, jika ia tak dapat menghubungi pemilik PT Azizi yang bernama Nazla Lubis sejak pertengahan bulan Desember 2016 yang lalu.
"Alsan yang kami terima waktu terakhir kontak dengan beliau di pertengahan Desember itu beliau katanya kena tipu sama oleh seorang kepercayaannya yang WN Malaysia. Tapi alasan itu sangat kami ragukan kebenarannya. Karena kami mendapat bukti dokumen yang menunjukkan dana jemaah ini sudah beliau investasikan dalam bentuk yang lain. dokumen-dokumen itu kami gunakan sebagai penguat alasan beliau kena tipu itu bisa dikatakan tidak seperti itu.
Azrizal berharap pelaporan ia akan sampai kepemilikan PT Azizi, agar bisa meluruskan masalah pemberangkatan para jemaah.
"Tapi kalau niat baik kami ini tidak digubris oleh pihak PT Azizi, maka jalur hukum akan kami pertegas. Dimanapun ibu Nazla Lubis berada, supaya cepatnya keluar dan selesaikan permasalahan ini," tandas Asrizal.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaAdapun modus penipuan yang sering terjadi saat bulan Ramadan, antara lain transfer dana secara tiba-tiba yang dilakukan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tertipu dengan paket haji furoda yang ditawarkan seharga Rp 125 juta per orang.
Baca SelengkapnyaBanyaknya calon haji yang dipulangkan kembali ke Tanah Air karena tidak menggunakan visa haji.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial D (51) menipu puluhan warga Garut dan Tasikmalaya dengan modus menawarkan jasa travel umrah.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ciri-ciri penipuan program undian yang palsu.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Indonesia yang terjebak janji manis travel atau pihak tertentu yang menawarkan haji furoda.
Baca SelengkapnyaHimawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaBerbagai modus penipuan tidak membuat mereka kapok ataupun takut menjadi seorang Agen BRIlink
Baca SelengkapnyaOJK akan membuat anti scam center sebagai upaya memutus rantai tindakan penipuan.
Baca SelengkapnyaFokus Pansus saat ini di peranan Kementerian Agama dan penyelenggara swasta, khususnya mengenai dugaan permainan kuota tambahan untuk keberangkatan jemaah.
Baca Selengkapnya