Marsinah, buruh dibunuh gara-gara minta upah naik Rp 550
Merdeka.com - Wanita itu diculik. Disiksa dan disekap tiga hari. Tewas mengenaskan dengan peluru menembus lubang kemaluannya.
Namanya Marsinah. Dia bukan penjahat, hanya seorang buruh. Harus mati cuma gara-gara menuntut upah naik Rp 550. Sudah 23 tahun kematiannya, kasusnya masih belum sepenuhnya terungkap.
Marsinah bekerja di PT Catur Putra Surya di Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebuah pabrik yang memproduksi jam tangan.
-
Apa makna Hari Pahlawan Nasional? Peringatan Hari Pahlawan Nasional bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan mempertahankan kemerdekaan.
-
Siapa yang dihormati dalam 'Hari Pahlawan'? Peringatan ini ditujukan untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan, khususnya mereka yang berjuang dalam pertempuran hebat di Surabaya pada tahun 1945.
-
Siapa yang dihormati dalam puisi Hari Buruh? Setiap rangkaian kata dalam puisi Hari Buruh membawa pesan kesetaraan, solidaritas, dan martabat manusia, yang menjadi pijakan utama dalam memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi para pekerja.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
-
Siapa yang dihormati di Hari Pahlawan? Tujuan peringatan ini untuk menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan yang gugur memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan buruh memperingati hari buruh? Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.
Awal tahun 1993, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan edaran berupa imbauan pada perusahaan untuk memberikan kenaikan gaji sebesar 20 persen bagi karyawannya.
Namun PT CPS enggan menuruti imbauan ini. Para buruh yang resah menggelar aksi menuntut upah layak dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250, sesuai dengan surat edaran Gubernur KDH TK I Jawa Timur No. 50 Tahun 1992.
"Katanya ada kenaikan upah, tapi ternyata upah buruh mulai uang makan, transport dan dinas sore (kerja shift sore) itu tidak dinaikan dari perusahaan. Yang akhirnya Mbak Marsinah mengajak kita-kita (buruh) untuk melakukan aksi mogok kerja," kata Uus, seorang rekan seperjuangan Marsinah saat ditemui merdeka.com, Sabtu (30/4) di kediamannya, di Malang, Jawa Timur.
Buruh membentuk tim kerja (koordinator) aksi, yang jumlahnya 18 orang termasuk Marsinah dan Uus. Di kelompok ini Marsinah ditunjuk sebagai penimpin.
Bagi 18 orang itu, Marsinah merupakan sosok perempuan pemberani. Setiap kali melakukan aksi, Marsinah selalu berada di garis terdepan untuk menyuarakan orasinya. Aksi mereka membuat perusahaan panas.
"Saya itu ikut semuanya, mulai dari pembuatan spanduk hingga perobekan spanduk di perusahaan. Dan, Mbak Marsinah terus menyuarakan orasinya minta hak kita itu diberikan. Uang makan, transport, kerja shift sore," ucap perempuan 43 tahun tersebut.
Saat perobekan spanduk, suasana memanas. Uus dan buruh lainnya yang melakukan aksi mendapatkan kekerasan dari aparat Koramil dan Kodim setempat. Sebuah hal yang lazim di era Orde Baru, tentara ikut mengamankan demonstrasi di perusahaan.
"Ada sekitar 500 buruh yang melakukan aksi unjukrasa, tiba-tiba dipukul oleh aparat Koramil dengan kayu. Tapi, kami saat itu terus melawan, dan Mbak Marsinah terus berteriak dengan kencang, agar tidak takut dan terus maju," ujar ibu dua anak tersebut.
Perlawanan terus dilakukan buruh, akhirnya terwujud dan direalisasi oleh perusahaan, tuntutan buruh dikabulkan. Merekapun tidak melakukan aksi lagi.
"Karena sudah terwujud, aksi kami berhenti. Tapi, kami masih melakukan pertemuan kecil saja," ucapnya.
Tim kecil itu rupanya terus dipantau Kodim setempat. 13 Orang buruh dipaksa untuk tidak lagi aktif memimpin demonstrasi. Marsinah mendatangi Kodim tanggal 5 Mei 1993 untuk mencari tahu keberadaan kawan-kawannya.
Itulah terakhir kalinya Marsinah terlihat. Malamnya tak ada lagi yang pernah melihat Marsinah.
Tanggal 8 Mei dia ditemukan sudah menjadi jenazah.
Mayatnya ditemukan di hutan Dusun Jegong, Desa Wlangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kondisinya sangat menyedihkan.
Semula dokter menyangka kemaluan Marsinah ditusuk dengan kayu. Namun ahli Forensik (alm) Munim Idris membantahnya.
"Luka Marsinah hanya di sekitar labia minora sebesar 3 sentimeter," ujar Mun'im. Luka itu bukan karena benda tumpul melainkan peluru yang ditembakkan," kata Munim Idris.
Marsinah dibunuh. Raganya tewas. Namun namanya diabadikan sebagai martir perjuangan buruh di Indonesia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh keluarga sebelum ditemukan tewas di bawah lantai
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembunuh wanita RM (50) yang jasadnya ditaruh dalam koper.
Baca SelengkapnyaMotif Ahmad Bunuh Mayat Dalam Koper, Naik Pitam Korban Minta Tanggung Jawab
Baca SelengkapnyaDia menganiaya korban menggunakan tangan kosong dengan cara membenturkan kepala korban ke tembok hingga berdarah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaKorban merasa cemburu melihat tingkah laku suaminya belakangan ini.
Baca SelengkapnyaPelaku tidak terima sehingga korban mengancam pelaku akan mendatangkan pacarnya bersama teman-temannya.
Baca SelengkapnyaTersangka merupakan rekan kerja korban perempuan mayat dalam koper
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan seorang pria pengangguran yang kerap mabuk-mabukan dan memalak orang.
Baca SelengkapnyaMayat korban dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang ke sungai di Kabupaten Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaSeorang pegawai koperasi berinisial AN (25) dibunuh saat menagih pinjaman kepada pelaku.
Baca Selengkapnya