Masa depan suram, petani di Riau alih profesi
Merdeka.com - Mungkin petani mulai lelah. Begitulah kiasan dialami para petani di Riau memperkirakan masa depan pekerjaan mereka semakin suram. Alhasil banyak yang beralih ke profesi lain.
Akibatnya, jumlah rumah tangga petani Riau tiap tahunnya mulai berkurang. Dalam setahun, jumlah Rumah Tangga petani di Riau menyusut sebesar 1,75 persen dari tahun sebelumnya.
"Petani Riau banyak meninggalkan usaha taninya karena menilai prospek di bidang pertanian tak begitu bagus. Sebab umumnya, penghasilan uang diterima para petani berkisar Rp 200 ribu per bulan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Mawardi Arsyad, Selasa (7/4).
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
Menurut Mawardi, rendahnya penghasilan dari usaha tani ini sangat dirasakan oleh para petani kecil yang memiliki luas tanah yang sangat terbatas, yakni di bawah 0,3 hektar. "Mereka inilah yang banyak meninggalkan usahanya dan beralih ke usaha lain," ujar Mawardi.
Tak ayal, produksi beras di Riau setiap tahunnya mengalami penurunan. Jika 2013 lalu produksi padi Riau sempat mencapai 250 ribu ton, tapi pada 2014 turun menjadi 200 ribu ton.
Padahal, kebutuhan beras Riau setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Saat ini kebutuhan beras Riau telah mencapai 900 ribu ton. "Ini artinya Riau masih masih kekurangan sebanyak 700 ribu ton beras lagi," ucap Mawardi.
Karena kondisi membuat Riau terpaksa mendatangkan beras dari daerah lain. Seperti dari pulau Jawa, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
"Karena kita belum swasembada beras, terpaksa didatangkan dari luar daerah," tandas Mawardi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaHarga beras terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Impor beras menjadi solusi cepat yang dipilih pemerintah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaKonsumsi beras Indonesia dalam Lima tahun terakhir mengalami tren yang meningkat.
Baca Selengkapnya