Masuk hutan, 5 suku Anak Dalam dipidanakan perusahaan perkebunan
Merdeka.com - Ketidakadilan menimpa lima orang suku anak dalam yang mendiami provinsi Jambi. Mereka dipidana karena dituduh merambah dan masuk tanpa izin ke lahan milik perusahaan Wilmar Group.
"Lima orang suku anak dalam dipidanakan oleh PT Wilmar. Sekarang sudah masuk ke persidangan," kata tegas Manajer Penanganan Bencana Walhi Nasional Mukri Friatna di dalam diskusi polemik 'Bencana dan kita' di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/1).
Menurut Mukri pemidanaan lima orang suku Anak Dalam sungguh ironis. Sebab sejak dahulu kala, suku Anak Dalam atau suku rimba merupakan suku yang mendiami dan menguasai hutan di Jambi.
-
Di mana Suku Akit tinggal? Mengutip situs kemdikbud.go.id, Suku Akit adalah salah satu sub-suku Melayu atau Proto Melayu yang sudah lama tinggal di Riau sebelum adanya suku lain.
-
Di mana Suku Bajo banyak tinggal? Salah satu daerah di Indonesia yang banyak dihuni Suku Bajo adalah kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean.
-
Dimana Suku Piliang berada? Suku Piliang memiliki beberapa sub-suku yang cukup beragam dan tersebar di beberapa wilayah di Sumatra Barat, di antaranya:
-
Kenapa Suku Bajo bisa menyelam dalam? Ciri Fisik Berbeda Penelitian ilmiah mengungkap ada perbedaan fisik pada organ internal Suku Bajo. Mereka memiliki limpa lebih besar 50% dari manusia pada umumnya. Hal inilah yang membuat Suku Bajo bisa menyelami laut hingga kedalaman 70 meter dengan satu tarikan napas.
-
Bagaimana Suku Mentawai memanfaatkan hutan? Mereka hanya memanfaatkan hutan seperlunya dan masih diolah dengan cara tradisional. Suku Mentawai juga kebanyakan mengikuti proses perkembangan hutan secara wajar lalu memanfaatkannya melalui tahap rumpang, perkembangan, dan dewasa.
-
Siapa yang menghuni Desa Adat Sijunjung? Desa Adat Sijunjung dihuni oleh enam suku yaitu Chaniago, Piliang, Melayu, Tobo, Panai, dan Melayu Tak Timbago.
Kini akibat perkebunan itu kehidupan suku Anak Dalam terganggu, tetapi justru mereka lah yang dianggap sebagai penganggu.
Hal serupa terjadi pada suku lainnya. Kali ini mereka tergusur karena perusahaan tambang.
"Suku lainnya suku Togutil (suku di Halmahera Maluku) juga terancam padahal jumlah mereka cuma 304 jiwa. Sekarang daerah mereka banyak jadi pertambangan," terang dia.
Oleh karena itu, Walhi mendesak agar pemerintah tegas melindungi keberlangsungan hidup suku-suku di Indonesia.
"Hal seperti ini akan terus terjadi makanya kita harus sadar hak dan kewajiban yang harus kita jalankan. Pemerintah sampai saat ini tidak berani memidanakan perusahaan itu, di mana perlindungan untuk warga negara!" seru Walhi.
Bukan hanya menggusur suku bangsa asli dan kebudayaannya. Perusahaan asing khususnya kerap kali menyebabkan longsor dan banjir di wilayah sekitarnya.
"Kalau berkontribusi pertambangan terhadap perusakan alam itu langsung dan terbuka tanah dikeruk seperti oleh Sinar Mas, Newmont di Lombok Barat, Exson Mobil di Aceh dan yang paling punya kontribusi (merusak) adalah Freeport penyebab bencana," tegas Mukri Friatna. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SR melakukan perambahan hutan konservasi guna menanam kelapa sawit. Untuk memuluskan aksinya tersebut, SR meminta persetujuan kepada tersangka AA.
Baca SelengkapnyaTagar 'All Eyes on Papua' menggema di media sosial setelah 'All Eyes on Rafah' digemakan oleh warganet untuk menyuarakan empati untuk warga Palestina.
Baca SelengkapnyaSebuah masyarakat yang hidup cukup terisolir di pedalaman Provinsi Riau ini sangat dekat dengan alam (hutan) dan menerapkan sistem peladangan.
Baca SelengkapnyaKayu diduga berasal dari kawasan hutan Desa Sungai Sarik disita.
Baca SelengkapnyaPlisi menemukan bahwa ada perseteruan tanah ulayat antara Kaum Saogo dan Kaum Sakerebeu.
Baca SelengkapnyaNenek moyang suku Jawa ini punya kehidupan unik di tengah hutan Bojonegoro. Mereka ahli dalam berbagai hal, mulai kerajinan kayu hingga menambang minyak.
Baca Selengkapnyaperusahaan berkomitmen untuk menjadikannya sebagai wilayah konservasi satwa bongsor berbelalai tersebut.
Baca SelengkapnyaTumbuhan merambat yang hidup di hutan tropis ini telah dibudidaya oleh masyarakat Orang Rimba sebagai salah satu sumber pendapatan mereka.
Baca SelengkapnyaSalah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaHampir 60% dari Taman Nasional Siberut berupa hutan yang dihuni oleh ratusan spesies tumbuhan berkayu, puluhan spesies mamalia, hingga ratusan jenis burung.
Baca Selengkapnya