Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masyarakat agraris yang menjunjung tinggi alam

Masyarakat agraris yang menjunjung tinggi alam Masyarakat agraris Ciptagelar. ©2015 Merdeka.com/Iman Herdiana

Merdeka.com - Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar merupakan masyarakat agraris. Mereka sangat menghargai alam dan bijaksana dalam mengelola sumber daya alam. Adat ini dipegang teguh secara turun-temurun.

Bagi masyarakat Ciptagelar, bertani tidak dipandang sebagai mata pencaharian tetapi sebagai sumber penghidupan. Contohnya dalam menanam padi, masyarakat Ciptagelar tidak boleh menjualbelikan padi atau beras. Menjual beras atau padi sama saja dengan menjual kehidupan.

Menanam padi di Kasepuhan Ciptagelar hanya boleh dilakukan setahun sekali. Dengan begitu lahan akan memiliki waktu untuk memulihkan kesuburannya. Dengan kata lain, alam tidak dieksploitasi.

Orang lain juga bertanya?

Waktu untuk menanam padi ditentukan oleh Abah sebagai ketua masyarakat adat. Ia menghitung waktu berdasarkan rasi bintang. Padi yang dipanen tidak boleh dimasak langsung. Memasak nasi harus dilakukan dengan tungku (hawu).

Tata aturan dalam memperlakukan padi ini masih dijaga dengan penuh keyakinan sebagai amanat dari leluhur. Prinsip ini dilakukan untuk mempertahankan ketahanan pangan kampung adat.

Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar yakin, meskipun tanaman terlihat tidak memiliki kehidupan, tetapi mereka adalah makhluk yang tumbuh sehingga keberadaannya harus dihargai dan dihormati.

Maka sebelum memetik tumbuhan, manusia harus meminta izin untuk mengambil kehidupan tumbuhan tersebut. Perlengkapan menanam hingga memanen padi harus dalam keadaan bersih atau suci. Benda yang digunakan harus jelas kepemilikannya, tidak terkait dengan utang.

Pada prinsipnya setiap apa yang masuk ke dalam tubuh harus bersih dan diambil dengan cara-cara bersih. Makanan harus dimasak dengan baik, bersih dan sehat. Makanan harus didapat dengan cara jujur bukan hasil dari mencuri atau perbuatan tidak baik. Masyarakat Ciptagelar sangat menjunjung tinggi kejujuran.

Tulisan ini disarikan dari dari kuratorial pameran Mengingat Arsitektur Tradisional Melalui Ciptagelar: Sebuah Hajatan Arsitektur Jawa Barat, yang digelar di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur, Bandung, 24-30 Oktober 2015. (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Banyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.

Baca Selengkapnya
Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen
Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen

Kampung adat ini masih menjalankan tradisi leluhur

Baca Selengkapnya
Meriahnya Tradisi Seren Taun Kasepuhan Cisungsang, PJ Gubernur Ungkap Sensasi Bawa Padi ke Lumbung
Meriahnya Tradisi Seren Taun Kasepuhan Cisungsang, PJ Gubernur Ungkap Sensasi Bawa Padi ke Lumbung

Tradisi Seren Taun Kasepuhan Cisungsang sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Kasepuhan Cisungsang

Baca Selengkapnya
Bertahan Tanpa Curah Hujan, Petani di Tasik Manfaatkan Kincir Air Hadapi Kemarau
Bertahan Tanpa Curah Hujan, Petani di Tasik Manfaatkan Kincir Air Hadapi Kemarau

Para petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.

Baca Selengkapnya
Kisah Mata Air Cigempol di Tengah Sawah Sumedang, Berusia Lebih dari 100 Tahun
Kisah Mata Air Cigempol di Tengah Sawah Sumedang, Berusia Lebih dari 100 Tahun

Menurut cerita, mata air Cigempol sudah kurang lebih 100 tahun membantu kesuburan Desa Nagrak hingga petani bisa panen sampai 3 kali

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Cara Jitu Petani Rorotan Menghalau Serangan Hama Burung Pemakan Padi
FOTO: Melihat Cara Jitu Petani Rorotan Menghalau Serangan Hama Burung Pemakan Padi

Para petani Rorotan lebih mengutamakan tali dan baju untuk menjaga padi yang akan dipanen agar terhindar dari seragan hama burung pipit.

Baca Selengkapnya
Irigasi Terawat, Pertanian Bantul Tak Terpengaruh El Nino
Irigasi Terawat, Pertanian Bantul Tak Terpengaruh El Nino

Kementan juga terus mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.

Baca Selengkapnya
Makmur dan Sejahtera, Warga Ini Tidak Pernah Beli Beras Hasil Panen Berlimpah 'Usia Padi Ada yang Sampai 30 Tahun'
Makmur dan Sejahtera, Warga Ini Tidak Pernah Beli Beras Hasil Panen Berlimpah 'Usia Padi Ada yang Sampai 30 Tahun'

Warga di desa ini tidak pernah kehabisan beras sepanjang tahun karena panen melimpah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali
Mengenal Uniknya Padi Salibu yang Dilirik Pemprov Jabar, Sekali Tanam bisa Panen hingga 5 Kali

Padi jenis ini bisa tumbuh kembali setelah dipanen, tanpa harus menanam benih baru.

Baca Selengkapnya
Warga Kampung Kaliki Merauke Bersyukur Harapan Miliki Sawah Sendiri Diwujudkan Pemerintah
Warga Kampung Kaliki Merauke Bersyukur Harapan Miliki Sawah Sendiri Diwujudkan Pemerintah

Keinginan sejak lama warga Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk memiliki lahan pertanian padi akhirnya terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Waduk Jatigede yang Surut karena Kemarau Kini Tampak Menghijau, Intip Penampakannya
Waduk Jatigede yang Surut karena Kemarau Kini Tampak Menghijau, Intip Penampakannya

Daerah yang hijau itu salah satunya berada di Kampung Cibogo, Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja.

Baca Selengkapnya
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'

Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.

Baca Selengkapnya