May Day, Buruh Tolak PHK dengan Dalih Covid-19
Merdeka.com - Puluhan buruh tetap melakukan aksi unjuk rasa di Depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Jumat (1/5). Mereka menolak Omnibus Law serta tindakan PHK dengan dalih terdampak akibat pandemi Covid-19.
Buruh berunjuk rasa tergabung dalam Badan Pekerja Daerah Sumatera Utara Kesatuan Perjuangan Rakyat (BPD Sumut KPR). Aksi itu dipimpin langsung ketuanya, Martin Luis.
Berbeda dengan aksi-aksi pada May Day sebelumnya, pada demonstrasi ini massa buruh mengenakan masker. Mereka juga mengatur jarak dan saling berjauhan.
-
Bagaimana serikat buruh Kung Tang Hwe Koan melakukan aksi May Day? Ketika itu, aksi hari buruh juga sudah dilakukan dengan cara mogok bekerja dan fokus melakukan orasi di depan gedung-gedung yang dianggap vital dan mau mendengar keluh kesah buruh.
-
Bagaimana buruh memperingati hari buruh? Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.
-
Kapan buruh memperingati hari buruh? Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Buruh? Biasanya, pada Hari Buruh Internasional seringkali terjadi demonstrasi buruh di berbagai negara. Para buruh memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan tuntutan dari hak-hak buruh yang belum terpenuhi.
Unjuk rasa diisi orasi. Para buruh menyuarakan sejumlah tuntutannya. Salah satunya pembatalan pembahasan rancangan omnibus law.
Dalam omnibus law ini, RUU Cipta Kerja yang paling disorot dan mendapat kritik. "RUU ini hanya untuk menarik investasi di tengah situasi krisis. Logikanya, penguasa masih membangun tata kelola ekonomi ditopang investasi dan utang luar negeri, sehingga kebijakan yang lahir tentunya memuluskan investasi, bukan untuk kepentingan rakyat," kata Martin.
Gelombang PHK belakangan ini juga menjadi sorotan buruh yang berunjuk rasa. Menurut mereka, Covid-19 tidak bisa menjadi dalih pengusaha untuk melakukan PHK. Sejauh ini, kata Martin, sudah 2,8 juta buruh yang di PHK.
"Kita menolak karena PHK itu adalah kejahatan kemanusiaan yang menghilangkan penghidupan orang banyak. Untuk karyawan yang dirumahkan, perusahaan harus membayar hak-hak dari pekerjanya sesuai dengan UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," tutup Martin.
Selain menolak omnibus law dan PHK, para buruh juga menyampaikan tuntutan lain, seperti: upah layak nasional, penghapusan sistem kontrak, outsourching dan buruh magang, penerapan karantina kesehatan sesuai UU No 6 Tahun 2018; pengendalian harga kebutuhan pokok dan kebutuhan kesehatan. Mereka juga meminta agar bantuan sosial diberikan pada rakyat secara merata. Setelah berorasi, para buruh membubarkan diri dengan tertib.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah aliansi buruh menyemut di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Rabu (1/5)
Baca SelengkapnyaMassa buruh yang menggelar aksi May Day di Bundaran HI juga membawa 'tikus raksasa' berdasi yang membawa buku hitam bertuliskan "Omnibus Law UU Cipta Kerja".
Baca SelengkapnyaSalah satu kawasan yang menerapkan rekayasa lalu lintas adalah Medan Merdeka.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaAksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai isu yang dinilai merugikan para pekerja di industri tekstil.
Baca SelengkapnyaSejauh ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang telah berkoordinasi dengan sejumlah serikat pekerja untuk pengawalan tersebut
Baca SelengkapnyaKorlap Aksi May Day, Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini.
Baca SelengkapnyaMomen tersebut dapat menjadi wujud apresiasi untuk perjuangan kaum buruh di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaRatusan buruh ramai-ramai konvoi menuju Istana Merdeka untuk berunjuk rasa selama peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia, pada 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaRibuan buruh dari sejumlah aliansi itu mengepung Patung Kuda di berbagai sisi saat berunjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh, pada 1 Mei.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi ketika ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa memperingati May Day atau Hari Buruh Sedunia di sejumlah titik di Jakarta.
Baca Selengkapnya