Mayat Terapung di Selat Malaka, Total 11 Jenazah Ditemukan
Merdeka.com - Hingga hari ini, 11 mayat ditemukan mengambang di Perairan Selat Malaka Kabupaten Bengkalis, Riau. Jenazah itu diduga korban kapal tenggelam yang mengangkut sekitar 20 orang Tenaga Kerja Ilegal (TKI). Kapal itu dari Malaysia hendak berlabuh ke Pulau Rupat secara ilegal.
"Rekapitulasi kasus penemuan mayat di Perairan Bengkalis sampai saat ini sudah 11 jenazah. 3 Teridentifikasi dan sudah dibawa pulang, sisanya masih diidentifikasi," ujar Kasubbid Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian, RS Bhayangkara, Kompol Supriyanto, Kamis (6/12).
Supriyanto menjelaskan, salah satu jenazah sudah dimakamkan oleh Dinas Sosial Dumai. Sebab, jenazah yang pertama kali ditemukan pada 24 November 2018 lalu itu tidak dikenal. Bahkan saat itu petugas tidak menduga adanya temuan mayat lagi akibat kapal tenggelam.
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
"Sedangkan 7 jenazah, terdiri dari 5 laki-laki dan 2 perempuan. Itu masih berada di RS Bhayangkara dalam tahap identifikasi," kata Supriyanto.
Adapun mayat tersebut, Mrs X, perempuan diterima RS Bhayangkara pada 30 November sekitar pukul 04.05 WIB. Akhirnya teridentifikasi dengan nama Mimi Dewi (32) warga Sumatera Barat telah dijemput keluarganya.
Kedua, mayat Mr X, laki-laki diterima RS Bhayangkara pada 30 November 2018, pukul 05.15 WIB, dan belum teridentifikasi. Ketiga, mayat Mr X laki-laki diterima 30 November pukul 06.19 WIB, dan sudah teridentifikasi dengan nama Ujang Chaniago (48), asal Sumbar telah dibawa pulang keluarganya.
Keempat, jenazah Mrs X diterima 1 Desember pukul 00.26 WIB, belum teridentifikasi. Namun, di tubuh jasad ini ditemukan KTP dengan nama Maya asal Mojokerto. Setelah dicari oleh polisi, tidak ditemukan keluarganya di sana sehingga identitas KTP itu belum dipastikan identik dengan mayat wanita itu.
Kelima, mayat Mrs X, diterima 1 Desember pukul 20.11 WIB dan belum teridentifikasi. Keenam, mayat Mr X, diterima 1 Desember pukul 20.45 WIB belum teridentifikasi.
Sedangkan mayat ketujuh, diterima 1 Desember pukul 21.24 WIB teridentifikasi dengan nama Marian Suhadi (24) warga asal Sumatera Utara dan sudah dijemput keluarganya.
Ke delapan, mayat Mr X laki-laki diterima 2 Desember pukul 20.00 WIB belum teridentifikasi. Sembilan, Mrs X perempuan diterima 5 Desember pukul 17.00 WIB belum teridentifikasi.
Sepuluh, mayat laki-laki Mr X diterima 5 Desember sekitar pukul 23.00 WIB dan belum teridentifikasi. Dan satu mayat lainnya yang ditemukan pada 24 November sudah dimakamkan karena dikira bukan korban kapal tenggelam.
Polisi menduga mereka adalah satu rombongan dalam satu kapal yang tenggelam di Selat Malaka. Informasi yang diterima kepolisian juga ada 2 orang korban yang selamat bernama Jamal dan Hamid.
"Jamal dan Hamid sudah kita cari, hingga ke rumah masing-masing sebanyak 2 kali. Namun petugas belum menemukannya, kita selidiki kebenaran informasi tersebut. Apakah Jamal dan Hamid ini bagian dari para korban yang meninggal atau bukan," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto.
Jenazah tersebut diperkirakan sudah lebih dari sepekan mengambang di laut. Itu dilihat dari kondisi mayat yang sebagian sudah membusuk.
Bahkan tim Disaster Victim Identification Polda Riau mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi sebagian besar dari jasad itu. Sebab, kondisi mayat sebagian membusuk dan sidik jari juga tidak bisa diambil. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaKapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.
Baca SelengkapnyaInformasi keberadaan pengungsi Rohingya ini mulai berembus di masyarakat setempat sejak Kamis (17/10) sore.
Baca SelengkapnyaBadan SAR Nasional Banda Aceh kembali menemukan enam mayat diduga pengungsi Rohingya mengapung di perairan laut Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Senin (25/3).
Baca SelengkapnyaMayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaPara imigran Rohingya itu diduga tiba di Perairan Aceh Selatan pada Rabu, 16 Oktober, setelah dilansir dari laut Andaman.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaPencarian terhadap korban tenggelam telah ditutup.
Baca Selengkapnya