Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mbah Gotho, manusia tertua di dunia asal Sragen berusia 145 tahun

Mbah Gotho, manusia tertua di dunia asal Sragen berusia 145 tahun Mbah Gotho. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Di Indonesia, di sebuah rumah sederhana di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, hidup seorang pria tua renta yang bisa jadi merupakan manusia tertua di dunia. Masyarakat sekitar lebih akrab memanggilnya Mbah Gotho. Berdasarkan data identitas atau KTP yang dipunyai, dia lahir tahun 1870 silam. Yang berarti saat ini, dia sudah berusia lebih dari 145 tahun.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan tim dari Kantor Arsip dan Dokumentasi Sragen beberapa waktu lalu, saat dilahirkan, Mbah Gontho bernama Saparman, baru kemudian setelah menikah sesuai tradisi masyarakat Jawa saat itu, dia berganti nama menjadi Sodimejo. Nama Gotho sendiri di kalangan pedesaan bermakna sebagai seseorang yang selalu bersemangat dan cenderung menggunakan otot ketika berjalan atau bertindak.

Di usianya yang sudah renta, Mbah Gotho masih terlihat cukup sehat, meski badannya membungkuk dan lebih banyak duduk. Sayangnya fungsi pendengaran Mbah Gotho sudah semakin melemah. Kendati usianya sudah renta namun ingatannya masih jernih dan penuturannya masih lancar dan runtut.

"Saya ini lahir di hari Kamis Wage, bulan Sapar, makanya orang tua saya memberi nama Saparman," ujarnya saat ditemui wartawan, Selasa (30/8) malam.

Sedang untuk tahun lahir, dia tidak ingat pasti. Namun seingat dia, saat masih muda dia pernah menyaksikan peresmian Pabrik Gula Gondang. Pabrik Gula Gondang Sragen menurut sejarah dibangun pada tahun 1880.

"Saya ingat saat itu saya sudah ikut datang menonton peresmian Pabrik Gula Gondang. Saat itu saya sudah besar dan bisa membantu bapak membajak di sawah, umur 10 tahun saya sudah diajari membajak," ucapnya lancar.

Kepala Desa Cemeng Sriyanto (54) tak bisa memastikan kebenaran usia Mbah Gotho. Namun yang dia ingat, sejak dirinya masih sangat kecil, ia sudah mendapati Mbah Gotho sebagai seorang kakek.

"Dari saya kecil beliau ya sudah sangat tua, rambutnya putih semua, tapi tubuhnya tetap tegak berotot, tinggi dan gemuk," katanya.

Sriyanto menambahkan, meskipun Mbah Gotho lahir di desa tersebut, namun data kependudukan yang mencatat kelahiran Mbah Gotho sudah tak lagi bisa ditemukan. Dia hanya berpegangan pada dokumen berupa Kartu Keluarga dan KTP yang dimiliki oleh Mbah Gotho yang mencatat bahwa lelaki renta itu dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1870. Sriyanto yakin bahwa usia Mbah Gotho sudah jauh melewati seabad.

"Ada warga kami almarhum Mbah Dipo, sudah meninggal sekitar 5 tahun lalu, usianya 112 tahun. Beliau bilang bahwa Mbah Gotho itu lebih tua. Saat Mbah Dipo masih anak-anak, Mbah Gotho sudah usia menikah," tandasnya.

Mbah Gotho merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara. Dia dilahirkan dari pasangan Setrodikromo dan Saliyem. Sepanjang hidupnya Mbah Gotho telah menikah dengan empat orang wanita. Yang pertama dia menikahi saudara sepupunya sendiri, namun gagal di tengah jalan. Pernikahannya yang terakhir dengan Rayem yang membuahkan tiga orang anak. Mbah Gotho dikaruniai 12 cucu, 17 cicit dan 2 canggah. Sedangkan istrinya Rayem, yang usainya terpaut jauh dengannya, sudah wafat tahun 1997 lalu.

"Saya sudah menikah empat kali, anak saya lima, tapi yang dua meninggal saat masih anak-anak, cucu saya banyak. Tapi istri saya ada yang cerai ada yang meninggal. Tiga anak saya yang hidup hingga dewasa semua dari istri terakhir. Dari tiga itu, sekarang yang dua sudah meninggal juga. Semua saudara saya juga sudah lama meninggal, tinggal saya saja. Saya menuruni simbah saya yang juga panjang umur," ucapnya.

Saat ini, Mbah Gotho tinggal di rumah milik salah satu cucunya bernama Suryanto yang juga warga Cemeng. Meski kesehatannya mulai berkurang, namun untuk usia setua Mbah Gotho tergolong luar biasa. Setahun terakhir dia terlihat semakin sulit berjalan, lebih banyak menghabiskan waktu duduk di ruang tengah rumah cucunya itu sembari menikmati sebatang demi sebatang rokok yang disediakan cucunya.

"Simbah tidak pernah menderita sakit serius. Dulu ikut emak saya, tapi setelah emak wafat, beliau ikut saya," tuturnya.

Suryanto menjelaskan, meskipun terus merokok, Mbah Gotho juga tidak pernah diserang batuk. Bahkan tidak ada satupun jenis makanan yang dihindarinya. Semua makanan yang disediakan oleh cucunya, akan disantapnya dengan senang hati.

Mbah Gotho mengaku di usianya yang telah renta, tak lagi punya harapan atau impian pada kehidupan di dunia. Dia hanya ingin segera menemukan kematian dengan tenteram dan bersatu dengan nyanyian alam raya.

"Saya ini hanya tinggal menunggu mati. Menjadi orang itu harus sabar dan narimo (menerima apa adanya)," tutupnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pernah Menikah hingga Tujuh Kali, Kakek 90 Tahun Asal Boyolali Ini Ceritakan Pengalaman Hidupnya yang Unik
Pernah Menikah hingga Tujuh Kali, Kakek 90 Tahun Asal Boyolali Ini Ceritakan Pengalaman Hidupnya yang Unik

Walaupun sudah sering menikah, namun hanya satu istri yang bisa memberikan keturunan.

Baca Selengkapnya
Disebut Manusia Tertua di Yogya, Begini Kondisi Mbah Suparni yang Berusia 124 Tahun
Disebut Manusia Tertua di Yogya, Begini Kondisi Mbah Suparni yang Berusia 124 Tahun

Bagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.

Baca Selengkapnya
Potret Mbah Hardjo, Sosok Jemaah Haji Tertua Asal Indonesia yang Masih Sehat Meski Diharuskan Pakai Kursi Roda
Potret Mbah Hardjo, Sosok Jemaah Haji Tertua Asal Indonesia yang Masih Sehat Meski Diharuskan Pakai Kursi Roda

Berikut potret Mbah Hardjo jamaah Haji tertua asal Indonesia yang masih sehat meski diusia senja.

Baca Selengkapnya
Usia Hampir 100 Tahun dan Menikah 3 Kali Tetap Semangat, Kakek Ini Jualan Lumpiah 'Alhamdulillah Sehat'
Usia Hampir 100 Tahun dan Menikah 3 Kali Tetap Semangat, Kakek Ini Jualan Lumpiah 'Alhamdulillah Sehat'

Semua dilakukan semata-mata hanya karena ingin hidup tanpa merepotkan siapapun, termasuk anak-anaknya.

Baca Selengkapnya
5 Orang Tertua Dunia, Ada yang Usianya Mencapai 122 Tahun
5 Orang Tertua Dunia, Ada yang Usianya Mencapai 122 Tahun

Rerata harapan hidup global mencapai 73,4 tahun. Tapi, siapa sangka ternyata ada loh orang yang hidupnya lebih dari 120 tahun, penasaran? Yuk simak selengkapnya

Baca Selengkapnya
Cucu Pendiri Pondok Pesantren Ini Bertemu Jodoh saat KKN, Kini Bakal Jadi Calon Ibu Negara
Cucu Pendiri Pondok Pesantren Ini Bertemu Jodoh saat KKN, Kini Bakal Jadi Calon Ibu Negara

Cucu pendiri Pondok Pesantren ini perjalanan hidupnya curi perhatian. Kini ia bakal jadi calon ibu negara.

Baca Selengkapnya
Senyum Merekah Mbah Harjo Mislan Saat Melihat Lambang Merah-Putih di Baju Petugas Haji
Senyum Merekah Mbah Harjo Mislan Saat Melihat Lambang Merah-Putih di Baju Petugas Haji

Tak banyak yang tahu, Mbah Harjo Mislan Jemaah haji tertua se-Indonesia pernah ikut perang melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
Kisah Tragis Gelandangan Hidup Bareng Waria Disangka Suami Istri, Sampai Mati Tertabrak Kereta
Kisah Tragis Gelandangan Hidup Bareng Waria Disangka Suami Istri, Sampai Mati Tertabrak Kereta

Kisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.

Baca Selengkapnya
Terpisah 54 Tahun Tapi Tetap Setia Menunggu, Wanita ini Syok saat Bertemu Kembali Suami Sudah Menikah lagi
Terpisah 54 Tahun Tapi Tetap Setia Menunggu, Wanita ini Syok saat Bertemu Kembali Suami Sudah Menikah lagi

Simak kisah pilu wanita ditinggal nikah suaminya setelah terpisah dan menanti 54 tahun.

Baca Selengkapnya
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur

Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.

Baca Selengkapnya
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Walaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.

Baca Selengkapnya