Mbah Gotho, manusia tertua di dunia asal Sragen berusia 145 tahun
Merdeka.com - Di Indonesia, di sebuah rumah sederhana di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, hidup seorang pria tua renta yang bisa jadi merupakan manusia tertua di dunia. Masyarakat sekitar lebih akrab memanggilnya Mbah Gotho. Berdasarkan data identitas atau KTP yang dipunyai, dia lahir tahun 1870 silam. Yang berarti saat ini, dia sudah berusia lebih dari 145 tahun.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan tim dari Kantor Arsip dan Dokumentasi Sragen beberapa waktu lalu, saat dilahirkan, Mbah Gontho bernama Saparman, baru kemudian setelah menikah sesuai tradisi masyarakat Jawa saat itu, dia berganti nama menjadi Sodimejo. Nama Gotho sendiri di kalangan pedesaan bermakna sebagai seseorang yang selalu bersemangat dan cenderung menggunakan otot ketika berjalan atau bertindak.
Di usianya yang sudah renta, Mbah Gotho masih terlihat cukup sehat, meski badannya membungkuk dan lebih banyak duduk. Sayangnya fungsi pendengaran Mbah Gotho sudah semakin melemah. Kendati usianya sudah renta namun ingatannya masih jernih dan penuturannya masih lancar dan runtut.
-
Siapa yang menikah tujuh kali? Selama hidupnya, Mbah Abdul Bahri sudah pernah menikah tujuh kali. Walaupun sudah sebanyak itu menikah, namun hanya satu istri yang bisa memberikan keturunan.
-
Siapa yang menikah lagi? Momen Resepsi Kedua Babang Andika dan Ayu Kartika, Pesta Mewah di Hotel
-
Siapa yang dilangkahi menikah? Dilangkahi Saat Adik Menikah, Potret Teuku Atha Kakak Beby Tsabina yang Menyentuh Hati Sebelum Beby Tsabina berpacaran dan menikah, seringkali orang salah mengira Teuku Atha sebagai pacarnya karena kedekatan dan kompaknya mereka. Teuku Atha dengan ikhlas merelakan adiknya menikah lebih dulu darinya, atau seperti yang ia katakan, 'dilangkahi'.
-
Siapa yang menikah dengan Gio? Bridesmaid-nya menjadi salah satu yang mencuri perhatian saat pasangan seleb TikTok yang cukup terkenal, Shasa dan Gio akhirnya resmi menikah beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang menikah? Pada Minggu sore (7/7/2024), Ibrahim dan Salshabilla membagikan momen indah akad nikah mereka, menunjukkan bahwa mereka kini telah resmi menjadi suami istri.
"Saya ini lahir di hari Kamis Wage, bulan Sapar, makanya orang tua saya memberi nama Saparman," ujarnya saat ditemui wartawan, Selasa (30/8) malam.
Sedang untuk tahun lahir, dia tidak ingat pasti. Namun seingat dia, saat masih muda dia pernah menyaksikan peresmian Pabrik Gula Gondang. Pabrik Gula Gondang Sragen menurut sejarah dibangun pada tahun 1880.
"Saya ingat saat itu saya sudah ikut datang menonton peresmian Pabrik Gula Gondang. Saat itu saya sudah besar dan bisa membantu bapak membajak di sawah, umur 10 tahun saya sudah diajari membajak," ucapnya lancar.
Kepala Desa Cemeng Sriyanto (54) tak bisa memastikan kebenaran usia Mbah Gotho. Namun yang dia ingat, sejak dirinya masih sangat kecil, ia sudah mendapati Mbah Gotho sebagai seorang kakek.
"Dari saya kecil beliau ya sudah sangat tua, rambutnya putih semua, tapi tubuhnya tetap tegak berotot, tinggi dan gemuk," katanya.
Sriyanto menambahkan, meskipun Mbah Gotho lahir di desa tersebut, namun data kependudukan yang mencatat kelahiran Mbah Gotho sudah tak lagi bisa ditemukan. Dia hanya berpegangan pada dokumen berupa Kartu Keluarga dan KTP yang dimiliki oleh Mbah Gotho yang mencatat bahwa lelaki renta itu dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1870. Sriyanto yakin bahwa usia Mbah Gotho sudah jauh melewati seabad.
"Ada warga kami almarhum Mbah Dipo, sudah meninggal sekitar 5 tahun lalu, usianya 112 tahun. Beliau bilang bahwa Mbah Gotho itu lebih tua. Saat Mbah Dipo masih anak-anak, Mbah Gotho sudah usia menikah," tandasnya.
Mbah Gotho merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara. Dia dilahirkan dari pasangan Setrodikromo dan Saliyem. Sepanjang hidupnya Mbah Gotho telah menikah dengan empat orang wanita. Yang pertama dia menikahi saudara sepupunya sendiri, namun gagal di tengah jalan. Pernikahannya yang terakhir dengan Rayem yang membuahkan tiga orang anak. Mbah Gotho dikaruniai 12 cucu, 17 cicit dan 2 canggah. Sedangkan istrinya Rayem, yang usainya terpaut jauh dengannya, sudah wafat tahun 1997 lalu.
"Saya sudah menikah empat kali, anak saya lima, tapi yang dua meninggal saat masih anak-anak, cucu saya banyak. Tapi istri saya ada yang cerai ada yang meninggal. Tiga anak saya yang hidup hingga dewasa semua dari istri terakhir. Dari tiga itu, sekarang yang dua sudah meninggal juga. Semua saudara saya juga sudah lama meninggal, tinggal saya saja. Saya menuruni simbah saya yang juga panjang umur," ucapnya.
Saat ini, Mbah Gotho tinggal di rumah milik salah satu cucunya bernama Suryanto yang juga warga Cemeng. Meski kesehatannya mulai berkurang, namun untuk usia setua Mbah Gotho tergolong luar biasa. Setahun terakhir dia terlihat semakin sulit berjalan, lebih banyak menghabiskan waktu duduk di ruang tengah rumah cucunya itu sembari menikmati sebatang demi sebatang rokok yang disediakan cucunya.
"Simbah tidak pernah menderita sakit serius. Dulu ikut emak saya, tapi setelah emak wafat, beliau ikut saya," tuturnya.
Suryanto menjelaskan, meskipun terus merokok, Mbah Gotho juga tidak pernah diserang batuk. Bahkan tidak ada satupun jenis makanan yang dihindarinya. Semua makanan yang disediakan oleh cucunya, akan disantapnya dengan senang hati.
Mbah Gotho mengaku di usianya yang telah renta, tak lagi punya harapan atau impian pada kehidupan di dunia. Dia hanya ingin segera menemukan kematian dengan tenteram dan bersatu dengan nyanyian alam raya.
"Saya ini hanya tinggal menunggu mati. Menjadi orang itu harus sabar dan narimo (menerima apa adanya)," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun sudah sering menikah, namun hanya satu istri yang bisa memberikan keturunan.
Baca SelengkapnyaBagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Mbah Hardjo jamaah Haji tertua asal Indonesia yang masih sehat meski diusia senja.
Baca SelengkapnyaSemua dilakukan semata-mata hanya karena ingin hidup tanpa merepotkan siapapun, termasuk anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaRerata harapan hidup global mencapai 73,4 tahun. Tapi, siapa sangka ternyata ada loh orang yang hidupnya lebih dari 120 tahun, penasaran? Yuk simak selengkapnya
Baca SelengkapnyaCucu pendiri Pondok Pesantren ini perjalanan hidupnya curi perhatian. Kini ia bakal jadi calon ibu negara.
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, Mbah Harjo Mislan Jemaah haji tertua se-Indonesia pernah ikut perang melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca SelengkapnyaKisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaSimak kisah pilu wanita ditinggal nikah suaminya setelah terpisah dan menanti 54 tahun.
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaWalaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca Selengkapnya