Mbah Ponimin, orang sakti dari lereng Merapi
Merdeka.com - Erupsi Gunung Merapi pada 2010 menyisakan banyak kisah. Kisah duka, pilu dan mistik bercampur dalam peristiwa yang membuat 200 lebih warga meninggal dunia di akhir bulan Oktober itu.
Salah satu kisah fenomenal dari erupsi Merapi tersebut adalah keluarga mbah Ponimin yang bisa selamat dari kepungan awan panas atau yang biasa disebut wedus gembel. Ponimin bersama 7 anggota keluarganya selamat dari serangan wedhus gembel Merapi karena berlindung di bawah mukena istrinya, Yati, sambil memegang Alquran.
"Mukena yang buat tudungan itu dan hanya buat salat itu, bisa untuk nutup kita bertujuh. Semuanya anak dan istri saya di tangan kanan kiri semuanya megang Alquran," kata Ponimin, akhir Oktober 2010 lalu.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Siapa yang ikut Sedekah Merapi? Ribuan warga lereng Gunung Merapi mengikuti ritual Sedekah Merapi dengan melabuhkan kepala kerbau untuk menyambut malam 1 Suro (kalender Jawa) atau 1 Muharram 1445 Hijriyah di Joglo Merapi 1, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jateng.
-
Gimana cara orang menghindari musibah di Rebo Wekasan? Dalam pelaksanaannya, setiap daerah memiliki cara atau tradisi yang berbeda-beda.
Tak hanya selamat dari awan panas, Mbah Ponimin yang dikenal sebagai pawang hujan tersebut juga selamat dari lahar dingin. Saat keluarganya keluar rumah untuk menyelematkan diri, sekeliling rumahnya telah dipenuhi pasir panas yang membuat ban roda empat langsung meleleh.
Saat itu Ponimin dan keluarga hanya keluar rumah sambil menenteng beberapa bantal dan sajadah. Bantal dan sajadah itu kemudian digunakan sebagai alas dengan cara berestafet.
Jarak dari rumah dia ke tempat aman sekitar 2 km. Bantal dan sajadah dipakai alas dengan bergantian, yang paling belakang memberikan sajadah atau bantal ke yang terdepan untuk digunakan, demikian seterusnya.
"Akhirnya setelah dua jam kami bertemu tim SAR," papar Ponimin.
Ponimin mengalami luka di kaki. Telapak kakinya melepuh karena panas, terlihat seperti bisul mengandung nanah. "Tapi alhamdulillah kami selamat," tutur Ponimin yang dikenal sebagai 'orang pintar' nomor dua setelah Mbah Maridjan di lereng Merapi ini.
Sebelum erupsi Merapi terjadi, Ponimin mengaku ditemui 'penguasa' Merapi atau makhluk gaib penunggu Gunung Merapi. Sosok lelaki tua berbaju lurik dan berblangkon khas Jawa itu meminta Ponimin membuat bubur merah dan putih.
"Sabtu 23 Oktober pagi, saya didatangi si Mbah. Dia bilang mau menghancurkan lereng Merapi dari empat penjuru, menggunakan kekuatan api, air, tanah, dan angin," cerita Ponimin.
Namun si 'Mbah' berjanji tidak akan menghancurkan tanah di sekitar Merapi asalkan Ponimin mau membuat bubur merah dan putih. Namun bubur itu bukanlah bubur biasa. Air pembuat bubur harus diambil dari 7 mata air yang berbeda.
"Kata si Mbah kalau mau selamat mesti membuat sesajen bubur merah dan putih yang airnya harus dari 7 mata air. Kemudian bubur harus didoakan doa nurbuat dan selamat," kata pria 50 tahun ini.
Ponimin mengaku, ini bukan kali pertamanya si Mbah menemuinya. Sosok gaib itu sudah mulai 'dikenalnya' sejak 1994.
Dalam 'kunjungannya' kali ini, si Mbah juga berpesan, bubur merah dan putih tersebut harus dimakan Ponimin dan keluarga. Selain itu, Ponimin juga diminta membuat ketupat kuning dan digantung di depan rumah.
Setelah kabar dirinya dan keluarganya selamat dari kepungan wedhus gembel karena bertudung mukena, Ponimin pun langsung terkenal. Bahkan beberapa warga negara asing mendatanginya dengan maksud membeli mukena tersebut.
Seorang warga Prancis menawar mukena ajaib istri Ponimin seharga Rp 100 juta. Ponimin menolak kalau mukena yang menyelamatkan keluarganya dari awan panas itu, dikultuskan. Menurutnya, yang menyelamatkan seseorang adalah salatnya, bukan mukenanya.
"Iya, kemarin memang ada orang Perancis yang datang kesini. Dia mau membeli mukena istri saja, katanya Rp 100 juta," ujar Ponimin.
Namun Ponimin dan istrinya tidak tergiur dengan uang. Ia menolak tawaran itu. Ponimin bercerita, bukan hanya warga Perancis saja yang menawarnya. Sebelumnya, seorang dari Jakarta pun berminat memiliki mukena itu, dan hendak menebusnya dengan harga Rp 40 juta.
Namun pengakuan Ponimin yang bisa lolos dari wedhus gemble Merapi dinilai hanya mengada-ada. Kepala Pusat Mitigasi Bencana dan Vulkanologi Kementerian ESDM Dr Surono yang mengungkapkan faktor selamatannya keluarga Ponimin secara ilmiah. Menurut Surono, rumah tempat berlindung Ponimin relatif aman dari wedhus gembel.
"Rumah dia itu ada di daerah yang lebih tinggi. Jadi dia hanya kena angin (awan panas)-nya saja, kalau kena awan panas langsung bisa seperti yang lain (meninggal)," ujar Surono.
Surono mengibaratkan jalur kereta, rumah milik Ponimin itu tidak berada di tengah rel, melainkan di pinggirnya saja. Jadi ketika awan panas datang, karena rumahnya berada di pinggir jalur wedhus gembel, jadi hanya kena anginnya saja.
"Jadi tidak ada klenik, dan dia diselamatkan tim SAR," kata Surono.
Surono menjelaskan, ketika awan panas datang pada 26 Oktober petang, Ponimin dan keluarganya menelepon sopirnya untuk minta pertolongan. Kebetulan sopirnya dengan Ponimin memang kenal. Sopir Surono lalu mengontak tim SAR yang langsung bergerak ke lokasi.
"Tim SAR sempat tanya ke saya, apakah aman pergi ke rumah Ponimin. Ya karena daerahnya hanya kena angin, saya minta Tim SAR agar berhati-hati," terangnya.
Tim SAR lalu bergerak ke rumah Ponimin. Di sana satu keluarga dievakuasi. "Tim SAR berjibaku menyelamatkan dia, sampai ada seorang yang luka kakinya," jelasnya.
Surono memberi contoh, rumah di sekitar Ponimin juga tidak mengalami kerusakan parah, karena memang kawasan tempat tinggal dia hanya kena angin wedhus gembel saja. Tidak seperti Desa Kinahrejo yang dihuni Mbah Maridjan yang luluh lantak.
"Dia beruntung, dan dia juga segera diselamatkan tim SAR. Kasihan itu tim SAR berjibaku menyelamatkan dia," komentar Surono.
Hingga kini benar tidaknya Ponimin sakti masih simpang siur. Namun sebagian warga lereng Merapi mengakui bahwa Mbah Ponimin dan istrinya memang punya kelebihan.
"Saya sih percaya karena erupsi tahun 2004, mbah Ponimin dan keluarganya juga selamat. Kita juga sering minta Mbah Ponimin jadi pawang hujan kalau ada acara hajatan," ujar warga Kinahrejo, Agus.
*diolah dari berbagai sumber (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun menghadapi tantangan, Mbah Soleh tetap konsisten dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia bahkan berani menerima tantangan adu kesaktian.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar gunung berapi paling aktif di Indonesia ini.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaPara pengunjung Mattabulu berteduh karena saat itu hujan deras. Di saat bersamaan, pohon besar di dekat pondok tumbang akibat angin kencang.
Baca SelengkapnyaTak hanya keindahan alamnya, 10 gunung ini juga menyimpan kisah mistis yang bikin bergidik ngeri
Baca SelengkapnyaTiga petani di Desa Tanjung Alam, Lintang Kanan, Empat Lawang, Sumatera Selatan, disambar petir saat berteduh di pondok ketika hujan deras melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaBerikut potret dua TNI berjibaku selamatkan petani yang terseret arus deras sungai Lekukan.
Baca SelengkapnyaDari hasil pengukuran yang dilakukan melalui aplikasi di telepon pintar, kemiringan jalan motor di sana mencapai 25 sampai 33 derajat.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca SelengkapnyaGunung Sumbing ternyata menyimpan berbagai mitos yang belum banyak diketahui orang. Mitos inilah yang membuat gunung ini semakin menarik.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca Selengkapnya