Melihat Ogoh-Ogoh Bertema Covid-19, Berbahan Masker dan Arang Senilai Rp20 Juta
Merdeka.com - Sebuah Ogoh-ogoh dengan tinggi sekitar 4,5 meter hasil karya kelompok pemuda, ST Tunas Muda, Banjar Dukuh Mertajati, Desa Pakraman Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali, menjadi tontonan masyarakat.
Ogoh-ogoh tersebut dipajang di halaman Banjar Dukuh Mertajati. Ogoh-ogoh itu mengambil judul atau tema Gerubuk yang artinya adalah kekacauan dalam situasi Pandemi Covid-19.
"Judulnya adalah Gerubuk (yang artinya) situasi kacau," kata Pageh Wedhanta (23) selaku arsitektur Ogoh-ogoh ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati, saat ditemui, Senin (28/2).
-
Kapan pawai Ogoh-ogoh? Potret Artis Ramaikan Pawai Ogoh-Ogoh Nyepi 2024 di Bali, Dari Happy Salma Hingga Nicholas Saputra Siapa saja yang turut serta? Ayo, mari kita simak bersama!
-
Apa gambar dekoratif itu? Gambar dekoratif adalah kreasi gambar yang ditambahkan untuk memberikan nilai estetika.
-
Gimana gaya artis di pawai Ogoh-ogoh? Happy Salma berpartisipasi dalam pawai ogoh-ogoh bersama keluarganya dengan gaya simpel. Atasan kaos putihnya dipadukan dengan kain batik biru dan aksen orange di pinggang. Kesan sederhananya semakin terpancar dengan sentuhan kalung dan anting-anting. Dalam balutan kaos hitam, Puteri Indonesia 2022, Laksmi de Neefe, memukau dengan kombinasi kain hitam putih dan obi fuschia. Penampilannya yang sederhana namun elegan menciptakan daya tarik tersendiri. Mahalini juga meramaikan pawai Ogoh-ogoh dengan gaya unik. Kaos hitamnya dipadukan dengan obi coklat dan kain khas Bali, menciptakan harmoni yang memesona. Rizky Febian, bersama kekasihnya, mempesona dalam pawai ogoh-ogoh dengan paduan kaos hitam, kain biru di pinggang, dan hiasan kepala. Kehadirannya memberikan warna ceria pada acara tersebut. Nicholas Saputra tampil dalam polo shirt putih dan kain abu-abu bercorak. Sentuhan khas Bali pada hiasan kepala menambahkan nuansa tradisional pada penampilannya yang keren.
-
Kenapa Pemkab Trenggalek membuat Galery Gemilang? Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya, khususnya melalui UMKM. Selain bekerja sama dengan Sarinah Swalayan, kini Pemkab Trenggalek membuat Galery Gemilang, sebuah tempat yang cukup representatif untuk menampilkan maupun memamerkan produk unggulan yang dimiliki Kota Keripik Tempe ini, baik itu produk olahan makanan, kerajinan, batik maupun produk unggulan lainnya.
-
Kenapa ojek muncul? Ide ini muncul dari kondisi jalan desa yang rusak serta tak bisa dilalui oleh mobil sehingga, ditawarkan jasa transportasi lain berupa ojek sepeda.
-
Kenapa warga Nganjuk membuat Gunungan Ketupat? Tradisi Gunungan Ketupat bertujuan untuk melestarikan tradisi Jawa Islam, yaitu tradisi sedekahan dan mencintai selawat dengan guyub rukun antar warga.
Konsep Diambil dari Kegelisahan dan Keresahan Hadapi Covid-19
Moh Kadafi
Dia menerangkan bahwa untuk konsep Ogoh-ogoh ini diambil dari keresahan dan kegelisahan menghadapi Pandemi Covid-19. Hal itu digambarkan lewat empat tangan Ogoh-ogoh yang membawa alat dan mempresentasikan empat sektor yang lumpuh akibat Pandemi Covid-19.
Empat sektor itu, pertama kegiatan keagamaan yang dibatasi. Lalu, sektor lainnya seperti nelayan di laut, pertanian, pendidikan dan kesehatan yang juga terkena imbas Covid-19.
"Jadi Ogoh-ogoh ini, kami buat sebuah figur dalam beberapa tangan tambahan yang masing-masing membawa alat sebagai perwakilan dari sektor-sektor yang lumpuh pada masa pandemi," ujarnya.
"Di antaranya, ada alat genta atau bajra sebagai perwakilan dari sektor kegiatan keagamaan, ada alat pancing sebagai sektor laut, ada cangkul sebagai sektor pertanian, dan ada suntikan sebagai kesehatan dan ada lontar sebagai sektor pendidikan," ungkapnya.
Selain itu juga ada rantai di Ogoh-ogoh tersebut yang ditafsirkan sebagai belenggu terbatasnya kegiatan masyarakat selama Pandemi Covid-19. "Jadi, di Ogoh-ogoh ini ada rantai, kami gambarkan sebagai terbelenggunya, terbatasnya pergerakan kami pada saat pandemi ini," jelasnya.
Berbahan Ramah Lingkungan
Moh Kadafi
Namun, menariknya Ogoh-ogoh ini rupanya dibuat dengan bahan ramah lingkungan. Selain bahannya, dari ranting kayu, bambu, koran bekas, sekam, arang dan masker. Sementara, untuk cat hitam ditubuh Ogoh-ogoh 90 persen dari warna arang hitam dan juga dari masker.
"Kami menggunakan arang sebagai gambaran bahwa pada masa pandemi ini, semua sektor-sektor kehidupan bisa dibilang hampir terbakar hangus dengan nuansa gelap sebagai simbol duka," ujarnya.
"Kemudian, ada masker dan masker ini kami angkat sebagai edukasi bagaimana kita lihat kalau dari sisi positifnya masker ini pada saat ini bisa mencegah penularan virus itu sendiri. Tapi, kalau kita lihat dari sisi negatifnya masker ini justru menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan seperti limbah masker yang susah untuk terurai," ujarnya.
Gunakan Masker Baru
Ia juga menyatakan, untuk bahan masker mereka menggunakan masker baru sebanyak satu kardus atau ribuan pcs dan sekitar 10 kilogram arang hitam untuk mewarnai tubuh Ogoh-ogoh tersebut.
"Untuk masker ini sendiri konsep dari awal kami mencoba menggunakan dari bekas. Cuman, karena minim sekali pengetahuan kami bagaimana mengelola masker bekas ke bersih. Jadi, untuk sementara kami menggunakan masker baru," jelasnya.
Ia juga menyampaikan, untuk pembuatan Ogoh-ogoh itu sudah dimulai sekitar pertengahan Januari 2022 lalu dengan biaya mencapai sekitar Rp20 juta.
Selain itu, Ogoh-ogoh tersebut dilakukan pengarakan pada rangkaian malam pengerupukan di area banjar atau lingkungan desa masing-masing sebanyak 20 orang dengan menaati protokol kesehatan.
"Harapan kami walaupun kita terpuruk pada saat ini, kedepannya para pemuda ini mampu menunjukkan semangat baru dalam berkarya dan menjaga tradisi dan budaya. Pengarakannya di wilayah Banjar masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan," tutup dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (10/3/2024) lalu telah melakukan serangkaian ritual.
Baca SelengkapnyaGarut juga punya Reog loh, tapi pakai "domba" sudah mengetahuinya?
Baca SelengkapnyaGajah Oling merupakan satu dari puluhan motif batik yang ada di Banyuwangi. Motif ini bisa dibilang paling populer dibanding motif lainnya.
Baca SelengkapnyaKopiah Resam, salah satu kerajinan tradisional dari Bangka yang menggunakan bahan-bahan alami.
Baca SelengkapnyaSementara, ornamen naga kayu raksasa dipilih untuk menandai hadirnya Tahun Naga Kayu 2575 Kongzili.
Baca SelengkapnyaBulu dan tengkorak berasal dari hewan domba Australia asli, sehingga tampak nyata.
Baca SelengkapnyaWarganet dibuat melongo sebab buah tangan yang diberikan oleh tuan rumah tak tanggung-tanggung.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaDalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaBatik ini punya motif otentik khas Jakarta, mulai dari buah sampai kesenian.
Baca SelengkapnyaLewat unggahan akun tiktok @syahrul_rahmath, tampak warga memasang bendera merah putih untuk memayungi jalanan.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membuat patung raksasa untuk tradisi pawai ogoh-ogoh persiapan perayaan Hari Raya Nyep
Baca Selengkapnya