Mendikbud: Anak Indonesia Luar Biasa Cuma Sistem Kadang Tak Mengapresiasi Kreativitas
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan, kreativitas anak di Indonesia kurang dihargai. Sebab menurut dia, sistem pendidikan sejak dulu cenderung menghargai mereka yang baik secara akademik saja.
"Anak-anak Indonesia itu luar biasa sebenarnya, cuma sistem kita kadang-kadang tidak mengapresiasi kreativitas. Lebih mengapresiasi kemampuan kognitif saja atau kemampuan dapat angka yang baik di dalam suatu tes terstandar," kata Nadiem dalam acara Indonesia Bicara yang disiarkan melalui kanal Youtube Media Indonesia pada Kamis (5/11).
Sistem itu, kata Nadiem cenderung tak melihat kreativitas anak yang sebetulnya jauh lebih penting. "Tidak melihat potensi produktivitas, kreativitas yang sebenarnya itu jauh lebih penting di masa depan," ucapnya.
-
Kenapa penting untuk mengembangkan jiwa kreatif anak? Jiwa kreatif dan artistik pada anak dapat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berpikir, menyelesaikan masalah, berekspresi, dan berkolaborasi, yang sangat dibutuhkan di era global saat ini.
-
Bagaimana pola asuh tidak konsisten turunkan kecerdasan anak? Pola asuh yang tidak konsisten dapat menyebabkan kebingungan pada anak terkait batasan dan aturan yang ada. Hal ini tentunya akan menghambat proses belajar dan perkembangan mereka, karena anak membutuhkan kepastian untuk memahami lingkungan di sekitarnya.
-
Apa yang menentukan kecerdasan anak? Meskipun demikian, para ilmuwan berpendapat bahwa gen bukanlah satu-satunya faktor penentu kecerdasan. Mereka memperkirakan bahwa sekitar 40 hingga 60 persen kecerdasan bersifat turun-temurun, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh lingkungan.
-
Mengapa sulit mengenali Anak berbakat? Salah satu tantangan utama dalam mengenali anak berbakat adalah perbedaan definisi tentang apa yang dimaksud dengan 'berbakat.' Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang istilah ini.
-
Mengapa anak tengah kurang mandiri? Sebuah studi oleh Kidwell (1982) menemukan bahwa anak tengah cenderung memiliki tingkat harga diri yang lebih rendah dibandingkan dengan anak pertama dan bungsu, yang mungkin berpengaruh pada kemampuan mereka untuk mengambil keputusan secara independen.
-
Kenapa membandingkan anak bisa menghambat perkembangan? Membandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya seringkali menjadi kebiasaan orang tua. Meskipun bisa dimaksudkan untuk memotivasi, hal ini sebenarnya bisa melukai perasaan anak. Dengan membandingkan anak secara negatif, orang tua memberikan pesan bahwa anak lain lebih baik, yang bisa merusak harga diri anak.
Kehebatan Mahasiswa Vokasional
Kehebatan anak Indonesia ini tercermin dari upaya yang dilakukan sejumlah mahasiswa yang turut berkontribusi menanggulangi pandemi Covid-19. Mendikbud memuji upaya sejumlah mahasiswa vokasi yang menelurkan gagasan dan inovasi dalam penanggulangan pandemi.
"Kita melihat semangat mahasiswa masih cukup luar biasa. Di bidang vokasi secara spesifik itu hebat-hebat sekali. Jumlah peralatan kesehatan, masker, (hand) sanitizer yang keluar baik sampai dengan SMK itu membuat saya benar-benar optimis," tutur Nadiem.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaAnies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaAlimudin mengatakan, pihaknya menyiapkan peta jalan pendidikan untuk menciptakan generasi yang kompeten di IKN.
Baca SelengkapnyaBudiman menyinggung, demokrasi yang dibicarakan akhir-akhir ini hanya sebatas persoalan eksistensi belaka.
Baca Selengkapnya