Mengenang Mbah Gotho, manusia tertua asal Sragen wafat di usia 146
Merdeka.com - Manusia tertua di dunia Suparman (146) alias Sodimejo alias Mbah Gotho asal Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen meninggal dunia, Minggu (30/4) petang. Kabar meninggalnya Mbah Gotho disampaikan salah satu cucunya, Suwarni.
"Mbah Gotho sudah (meninggal). Tadi setelah magrib, sekitar jam enam (18.00 WIB). Senin akan dimakamkan jam 11.00," ujar Suwarni kepada merdeka.com.
Suwarni menjelaskan, eyangnya akan dikebumikan di pemakaman desa dengan upacara secara nasrani. Pesan yang disampaikan Mbah Gotho adalah ingin meninggal di rumah.
-
Siapa orang tua Theodore Gomgom? Kecerdasan Theodore Gomgom ternyata turun dari kedua orang tuanya yang juga berstatus Perwira Menengah (Pamen) Polri.Menurut informasi, ayahnya adalah Kombes Deonijiu de Fatima berasal dari Korps Brimob.
-
Apa arti kata-kata untuk orang meninggal di SUMUT? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita. Kata-kata ucapan untuk orang meninggal ini juga dapat memberikan dukung dan motivasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan pelipur, maka rasa sedih dan beban yang sedang mereka rasakan bisa sedikit berkurang.
-
Siapa yang dimakamkan di Makam Bergota? Di sana juga terdapat makam sejumlah tokoh penting. Makam Bergota Krajan, menurut warga sekitar, merupakan kompleks pemakaman paling tua di Bergota. Di sana banyak dimakamkan para pejabat penting pada masa Kerajaan Mataram Islam dan juga para pejabat penting dari pemerintah Hindia Belanda.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
"Si mbah tidak pesan apa-apa. Hanya ingin meninggal di rumah. Peti jenazahnya yang sudah disiapkan kalau sudah tidak bisa digunakan juga disuruh beli," ujar Suwarni.
Keinginan Mbah Gotho tutup usia sudah lama bahkan puluhan tahun lalu. Dia merasa sudah tidak memiliki teman lagi di dunia ini.
"Rencang kulo pun mboten wonten kabeh, pingine mung mati kula niki (teman saya sudah tidak ada semua, inginnya mati saja)," ujar Mbah Gotho 2016 silam.
Keinginan untuk meninggal tersebut dia buktikan dengan menyiapkan sebuah batu nisan berwarna krem bertuliskan Sodimejo. Batu nisan itu dia beli dan ditaruh di teras rumah sejak 30 tahun lalu. Kemudian papan kayu sebagai bahan peti mati juga sudah Mbah Gotho beli. Demikian juga sebuah kapling tanah di pemakaman desa sudah disiapkan sejak lama.
Sodimejo mengaku menyiapkan semuanya sendiri. Dia tak ingin merepotkan anak cucunya, saat dipanggil Yang Kuasa nanti.
"Empun kula siapke kabeh candi niku, kayu terbelo, kalih nggen ten kuburan mrika. (Sudah saya siapkan semua batu nisan, kayu peti mati, dan tempat di kuburan sana)," tuturnya.
Ada kisah unik tentang Mbah Gotho. Mbah Gotho mengaku pernah menikahi 4 wanita. Namun dari keempat wanita yang diperistri secara resmi tersebut, tak semua nama diingatnya. Saat merdeka.com menanyakan nama-nama istrinya, bahkan ia menyebut nama lain sebagai istri terakhirnya.
Seperti diberitakan sejumlah media sebelumnya, nama istri terakhir Mbah Gotho bernama Rayem, yang saat ini juga sudah meninggal. Mbah Gotho sendiri saat ini hidup bersama keturunan hasil pernikahannya dengan Rayem.
"Bojoku nomer siji jenenge Parinem, nomer loro jenenge Rumbiyah, nomer telu (lama mengingat), embuh lali sopo jenenge. (Istriku nomer satu namanya Parinem, nomor dua Rumbiyah, nomor tiga lupa). Nomer papat Rayem, sing pungkasan jenenge Pariyem (nomor empat Rayem, terakhir Pariyem)," ujar Mbah Gotho.
Sejumlah tetangga Mbah Gotho mengaku terkejut mendengar nama Pariyem, yang disebut sebagai istri terakhir. Karena selama ini mereka tak pernah mendengar nama itu.
"Wah Pariyem kui bojo resmi opo dudu mbah, wah nakal iki (wah Pariyem itu istri resmi apa bukan mbah)," seloroh Parno (59) ketua RT setempat.
Meski mempunyai 4 istri, namun Mbah Gotho mengaku mereka tak pernah menjadi satu atau tinggal serumah. Bahkan pernikahan Mbah Gotho dengan Istri pertama, kedua dan ketiga harus berakhir sebelum pernikahannya yang keempat. Semua berakhir dengan perpisahan.
Perpisahan tersebut, kata Mbah Gotho, lebih dikarenakan soal prinsip atau sikap dalam hidup sehari-hari. Bagi dia seorang istri haruslah tinggal di rumah, sedangkan beban ekonomi menjadi tanggung jawab suami.
"Wong wadon kui yo kudune neng omah wae, nek ora gelem ora manut yo uwis (istri itu harusnya di rumah saja, kalau nggak mau ya sudah). Jaman saiki malah walikkane. Wong wedok malah sing nyambut gawe (sekarang kebalikan, istri yang malah bekerja)," pungkasnya.
Tak hanya itu, Mbah Gotho sering dianggap sebagai orang yang mempunyai kelebihan. Tak jarang tetangga dekat maupun jauh yang datang minta didoakan.
Menurut Mbah Gotho, mereka datang untuk didoakan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Ada yang minta kesembuhan dan ada juga yang minta didoakan lancar jodoh dan rezki.
"Enten sing njaluk jodo, nggih kula dongakke (ada yang minta jodoh ya saya doakan). Enten sing loro nggih kula dongakke kabeh, nyuwun dateng Gusti murih kasembadan sedyanipun (ada yang sakit ya saya doakan semua, minta kepada Tuhan agar keturutan yang diinginkan)," ujarnya.
Suparno (59) ketua RT setempat membenarkan hal tersebut. Beberapa tahun lalu salah satu anaknya sempat menderita sakit. Kendati sudah pergi ke dokter namun tak kunjung sembuh.
"Anak saya yang kecil itu sakit sudah 3 tahun tidak kunjung sembuh. Saya bawa ke sini (Mbah Gotho) untuk dimintakan obat," ujarnya.
Setelah itu lantas Mbah Gotho berjalan ke tengah halaman rumah untuk berdoa. "Duh Gusti nyuwun tombo, kangge lare meniko," ucap Parno menirukan Mbah Gotho.
Usai berdoa, Mbah Gotho mengusap dahi anak tersebut dan meminumkan segelas air putih yang sudah didoakan. Tak lama kemudian, bocah tersebut berangsur membaik.
"Doanya itu kadang menggunakan cara Kristen kadang juga dengan cara Islam," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi Mbah Suparni, menjaga pikiran adalah kunci agar kondisi jiwa raga tetap sehat.
Baca SelengkapnyaAyah Bimbim Slank, Sidharta M Soemarno menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (4/3) malam.
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca SelengkapnyaIa adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik
Baca SelengkapnyaBaru lulus sekolah pada usia senja, nenek 116 tahun tampak masih segar bugar.
Baca SelengkapnyaSolihin GP yang karib disapa Mang Ihin itu meninggal saat dalam perawatan di RS Advent, Kota Bandung, pada Selasa dini hari pukul 03.09 WIB.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaMantan ajudan Presiden Soeharto ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital Cibubur.
Baca SelengkapnyaRerata harapan hidup global mencapai 73,4 tahun. Tapi, siapa sangka ternyata ada loh orang yang hidupnya lebih dari 120 tahun, penasaran? Yuk simak selengkapnya
Baca SelengkapnyaIbunda Mendagri Tito Karnavian, Supriyatini Binti Ranudikromo meninggal dunia dalam usia 66 tahun di RSUP Dr Muhammad Hoesin Palembang, , Minggu (26/5).
Baca SelengkapnyaJenazah Solihin GP rencananya akan dibawa ke rumah keluarga besar di Jalan Cisitu Indah, Dago, Bandung.
Baca SelengkapnyaRangkaian misa digelar sejak pagi hari yang dihadiri ribuan umat Katholik, sebelum kemudian diakhiri dengan tutup peti.
Baca Selengkapnya