Menilik keampuhan media sosial, sarana Jokowi dekati rakyat
Merdeka.com - Setelah memiliki akun resmi di jejaring media sosial Twitter, Facebook, dan Instagram, kini Presiden Joko Widodo meluncurkan akun Youtube resminya. Peluncuran dilakukan di Istana Bogor, Sabtu (29/5).
Apa yang dilakukan orang nomor satu di Indonesia ini pun mengingatkan kita bahwa bukan hanya dirinya saja yang eksis di media sosial. Sebelumnya, juga ada Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden Amerika, Barack Obama, yang tak kalah tenar dengan segudang kicauannya di media sosial khususnya twitter.
Lalu sebenarnya, seberapa perlu dan ampuhkah peran media sosial bagi para pemimpin?
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumbar? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Bagaimana Jokowi meminta awak media untuk informasi lebih lanjut? 'Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke kapolri langsung,' ujar dia.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang mencoba kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing, mengungkapkan bahwa di era sekarang ini, penggunaan media sosial oleh para pemimpin amatlah penting. Menurutnya, lewat media sosial, pemimpin bisa langsung terjun ke masyarakat.
"Seorang pemimpin dengan zaman sekarang era sosial media, pemimpin harus terjun. Karena melalui media sosial, pimpinan bisa berkomunikasi kepada seluruh masyarakat dengan secara langsung atau melalui individu," kata Emrus saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (28/5).
Emrus memaparkan, penggunaan media sosial oleh para pemimpin itu nantinya akan memberikan dampak positif, karena bisa menghadapi keluh kesah atau sekadar saran bukan hanya dari masyarakat regional tapi seluruh masyarakat di Indonesia. Sehingga bukan hanya sekedar mendapat laporan dari para pejabat atau menteri.
"Intinya menampung kritik rakyat langsung dan bisa menjawab langsung, sehingga bisa langsung menindaki. Saya kira sangat bagus menggunakan media sosial, tapi juga harus berlapang dada jika nantinya ada kritik pedas sehingga tidak serta merta langsung melaporkan ke pengadilan," ucapnya.
Dalam hal ini, lanjut Emrus, pemimpin yang telah menetapkan diri merambah ke media sosial harus berjiwa besar. Karena tak jarang komentar pedas hingga bully menghampiri.
"Bully itu konsekuensi yang harus di terima jika menggunakan media. Namun itu bisa dihindari, harus berlapang dada, kecuali kalau dibully memang dengan seseorang menyampaikan pesan tidak masuk akal, tidak akurat, maka harus ditindaklanjuti, meski yang dibully bukan pejabat sekalipun. Karena ada undang undang yang mengatur tentang bully itu," tuturnya.
"Namun kalau itu kritikan, pemimpin harus berjiwa besar, karena masyarakat ini berbagai lapisan, kalau ada kritik harus serta merta tidak membawa ke ranah hukum, karena bisa saja rakyat tak ada niat jahat untuk menyerang, hanya saja karena keterbatasan pengetahuan, suatu kritikan seseorang terkesan menghina. Maka itu pemimpin baik Jokowi ataupun yang mempunyai perusahaan harus berjiwa besar jika terjun ke dunia media sosial," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertemuan itu menepis anggapan keduanya sulit membangun ruang komunikasi.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaMenurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi diduga mengacungkan dua jari dari mobil kepresidenan terjadi saat kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Baca Selengkapnya"Tidak masalah, tidak berdosa memberikan dukungan politik," kata Sekjen PSI
Baca SelengkapnyaNamun, Jokowi mengatakan saat itu belum bisa memamerkan kinerja BPJS Kesehatan.
Baca Selengkapnya"Walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya AHY.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu berkampanye meski masih menjabat.
Baca SelengkapnyaJokowi tertangkap kamera mengacungkan dua jari saat kunjungan kerja di Salatiga.
Baca SelengkapnyaKunjungan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan disambut upacara dengan barisan pasukan pengaman presiden di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaSecara pribadi, Jokowi mengaku tak masalah dihina dan diejek.
Baca Selengkapnya