Menko Muhadjir Sebut Sertifikasi Pranikah Pengembangan Program Suscatin Kemenag
Merdeka.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menegaskan jika sertifkasi pranikah bentuknya seperti surat keterangan yang menjelaskan sudah pernah mengikuti bimbingan terkait. Program ini dinyatakan sebagai tindak lanjut dari program yang sebelumnya telah dilakukan oleh Kementerian Agama.
"Program ini merupakan pengembangan dari yang sudah dilakukan oleh Kemenag. Di Kemenag sudah ada program Suscatin (Kursus Calon Pengantin)," kata Muhadjir lewat pesan singkatnya, Senin (18/11).
Sustcatin, menurut Menko Muhadjir, capaiannya belum maksimal. Persentasenya hanya berkisar di angka 7 persen atau sekitar 1.900 calon pengantin pertahunnya.
-
Siapa yang menikah tujuh kali? Selama hidupnya, Mbah Abdul Bahri sudah pernah menikah tujuh kali. Walaupun sudah sebanyak itu menikah, namun hanya satu istri yang bisa memberikan keturunan.
-
Siapa yang menikah dalam konteks ini? Nagita Slavina Lepas Hijab di Pernikahan Livia Junita, Karyawan Rans, Sementara Rayyanza Penuhi Janji Kasih Kado 'Rumah'
-
Siapa yang menikah setelah 6 bulan pacaran? Donna Agnesia dan Darius Sinathrya menjalin hubungan pacaran selama 6 bulan sebelum akhirnya melangsungkan pernikahan pada 30 Desember 2006.
-
Siapa yang baru menikah? Nadya Mustika resmi menikah pada Jumat (24/11) dengan Iqbal Rosadi, yang juga adik dari suami Larissa Chou.
-
Siapa yang terlibat dalam pernikahan ini? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
-
Siapa yang menikah? Pada Minggu sore (7/7/2024), Ibrahim dan Salshabilla membagikan momen indah akad nikah mereka, menunjukkan bahwa mereka kini telah resmi menjadi suami istri.
Karenanya dia berharap, dengan terobosan program kementeriannya, program Suscatin dapat lebih menjangkau masyarakat yang ingin menikah agar bahteranya kelak terbekali sempurna.
"Lingkup materinya juga diperluas, tidak hanya masalah keagamaan dan harus ada eksekusi tindak lanjut bila memang ada permasalahan yang dihadapi calon pengantin," jelas Menko Muhadjir.
Diketahui, Menko Muhadjir telah menugaskan kementerian dan lembaga di bawah koordinasinya seperti Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Koperasi dan UMKM serta BKKBN sebagai leading sektornya. Tujuannya, agar mereka dapat memfasilitasi calon pasangan suami istri untuk mengikuti bimbingan pranikah.
"Namun faktanya, belum semua calon pasangan suami istri mendapat kesempatan mengikuti kegiatan pembekalan jelang pernikahan tersebut," lanjut Muhadjir.
Model Bimbingannya, lanjut Muhadjir, harus dilakukan secara fleksibel pola dan waktu penyelenggaraannya tidak boleh memberatkan calon pengantin tetapi efektif. Terlbih soal bahan atau materi ajar yang bisa berupa modul dan menggunakan moda Daring (on line) maupun Luring (off line).
"Untuk calon pengantin yang telah mengikuti pembekalan dengan baik (akan) memperoleh surat keterangan atau sertifikat," jelas mantan Mendikbud ini.
Sertifikasi Pranikah Cegah Masalah Rumah Tangga
Muhadjir melanjutkan, pemahaman dari bimbingan ini kepada calon pasutri bukan hanya soal keagamaan melainkan multi aspek yang turut mencakup perencanaan keluarga, seperti kesehatan, faktor ekonomi rumah tangga, hingga masalah berketurunan (reproduksi).
"Ini tidak hanya berhenti pada pembekalan saja ada tindak lanjut apabila ditemukan masalah. Misalnya kalau diketahui bahwa calon pasangan pengantin belum punya penghasilan tetap dan ingin buka usaha, maka yang bersangkutan harus dibukakan akses pendanaannya melalui Kementerian Koperasi-UMKM," beber Muhadjir.
Muhadjir berharap, program ini nantinya dapat meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Menurut dia, keluarga adalah hulu dari pembangunan manusia Indonesia. Karena lewat pengamatannya banyak ditemukan kasus terjadi di dalam keluarga terkait tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, bayi cacat lahir, stunting , gizi buruk, kekerasan dalam rumah tangga, perkawinan bawah umur, rumah tangga miskin yang kuat dugaan dikarenakan tidak adanya bekal yang cukup kepada pasutri sebelum menikah.
"Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan sungguh sungguh bisa menggagalkan upaya membangun generasi masa depan Indonesia yang unggul dan berdaya saing, sebagaimana visi bapak presiden Joko Widodo," Muhadjir menandasi.
Reporter: Muhammad Radityo
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, menyatakan generasi muda tidak perlu takut untuk menikah
Baca Selengkapnya"Semakin kaya, pendidikan tinggi dan bermukim di perkotaan, berkolerasi erat dengan median usia menikah yang semakin mundur," kata Hasto," kata Kepala BKKBN
Baca Selengkapnyajumlah pekerja migran yang tercatat di Persaruan Emirat Arab mencapai 87 ribu orang. Namun yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya 1.368 orang.
Baca SelengkapnyaFasilitator harus mampu memberi contoh keluarga harmonis dan sakinah kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya"Setiap tahun ada 78.000 bayi meninggal dari 4,6 juta yang dilahirkan," kata Budi.
Baca SelengkapnyaTren ini muncul seiring bantuan finansial yang diberikan pemerintah.
Baca SelengkapnyaBabinsa TNI, Serka Warsito menceritakan pengalaman kerjanya selama menjadi babinsa multitalenta
Baca SelengkapnyaSeorang Babinsa menceritakan kisahnya saat datangkan Menko sebagai saksi nikah di program nikah gratisnya.
Baca SelengkapnyaSebagian besar penyebab pernikahan dini adalah kasus hamil di luar nikah
Baca SelengkapnyaJelang pelaksanaan haji, Pemerintah Arab Saudi sudah terbitkan 171.000 visa jemaah haji.
Baca SelengkapnyaDitegaskan Menkes Budi, penyediaan alat kontrasepsi ini bukan untuk pelajar, namun untuk orang menikah di usia sekolah
Baca SelengkapnyaBKKBN menggenjot capaian target di tahun 2024. Salah satunya soal stunting
Baca Selengkapnya