Mensesneg Pratikno nilai hoaks muncul dari media tanpa redaksi
Merdeka.com - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan di era banjir informasi seperti saat ini, banyak berita bohong alias hoaks yang diproduksi. Bahkan saat ini berita hoaks justru seperti menjadi industri karena ada yang memesan dan menjualnya.
Pratikno mengungkapkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab dan hoaks ini muncul karena banyak media tanpa redaksi, dan semua orang bisa menjadi wartawan. Tak hanya itu, Pratikno juga menyebut jika saat ini semua orang pun bisa jadi redaktur.
"Dunia sekarang ini banyak media tanpa redaksi. Di mana semua orang bisa menjadi wartawan, di mana semua orang menjadi redaktur. Di situ muncul hoaks, pemberitaan yang tidak bertanggung jawab," ujar Pratikno saat membuka seminar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (1/11).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Pratikno menuding pemberitaan yang tak bertanggung jawab ini kemudian memunculkan peluang fitnah. Selain fitnah, pemberitaan yang tak bertanggung jawab akan menghasilkan hoaks.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika hoaks menjadi industri. Ketika hoaks membuka peluang usaha. Ketika hoaks dikomersilkan. Ketika ada yang pesan hoaks dan kemudian ada yang jualan," ungkap Pratikno.
Pratikno menyebut permasalahan hoaks ini tak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain juga menghadapi permasalahan sama kala berhadapan dengan hoaks.
Pratikno menambahkan permasalahan hoaks sulit untuk dibendung. Pemerintah, kata Pratikno baru bisa meminimalisir hoaks yang beredar. "Kebaikan (berita baik) itu harus mampu merebut panggung yang tersedia. Harus ikut berjejal menguasai panggung pemberitaan," tutup mantan Rektor UGM ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaCEO KBA News, Ramadhan Pohan menyatakan nama medianya telah dicatut untuk menyebarkan informasi tersebut
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku pernah mendapati dirinya disebut memaki-maki, padahal dia merasa tidak pernah melakukan hal tersebut
Baca Selengkapnya"Pengkapan Palti Hutabarat memakai pasal tersebut jelas keliru. Saya harus mengoreksi kesalahan polisi ini," kata Henri
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca Selengkapnya