Mensos: Banyak Keluarga Disabilitas Tidak Mau Ditangani di Balai
Merdeka.com - Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengatakan pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengatur khusus penyandang disabilitas yang berat.
"Kita harus membuat sebuah kebijakan untuk disabilitas yang berat, jadi disabilitas ini tidak bisa apa-apa, dia tergantung dari orang lain untuk mengurus dirinya sendiri," katanya dikutip dalam keterangan pers, Rabu(29/9).
Dia menjelaskan saat ini permasalahan ditemukan banyak keluarga memiliki anggota keluarga yang penyandang disabilitas tidak mau ditangani di balai. Padahal mereka membutuhkan biaya besar untuk hidup.
-
Bagaimana Kemensos tangani disabilitas anak? 'Saya melihat beberapa kasus di sentra atau balai. Menurut saya masih kurang bagaimana menangani dan membimbing anak disabilitas. Salah jika kita memvonis tuna netra hanya bisa diberikan pelatihan musik.'
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Siapa yang mengalami gangguan kesehatan? Dalam salinan DKPP, Pengadu (CAT) disebut mengalami gangguan kesehatan usai menjalani hubungan badan yang dipaksa oleh Teradu (Hasyim Asyari) dalam hal ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
-
Mengapa anak disabilitas perlu mendapat MBG? Dinas Sosial Kabupaten Bogor mencatat bahwa banyak anak dengan disabilitas seringkali terabaikan oleh negara. Hal ini tidak hanya terlihat dari ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dan hak sosial, tetapi juga dalam pemenuhan kebutuhan makanan bergizi.
-
Kenapa Polri merekrut disabilitas? Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menetapkan kebijakan penyandang disabilitas boleh mengikuti seleksi masuk SIPSS dan Pendidikan Pembentukan Bintara Polri.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
"Permasalahannya adalah banyak keluarga disabilitas tidak mau disabilitas ditangani di balai, mereka butuh biaya besar bukan hanya untuk hidupnya, kadang ada disabilitas yang tidak bisa makan makanan yang keras sehingga mereka perlu minum susu dan pampers, dan itu butuh biaya besar," ujarnya.
Risma menjelaskan pihaknya juga terus mendorong kepada keluarga yang didalamnya ada penyandang disabilitas untuk bisa divaksin. Dia berharap ke depannya harus ada kebijakan yang mengatur mengenai hal tersebut agar meringankan beban keluarga penyandang disabilitas.
"Nanti kita bersama-sama membuat aturan yang memperhatikan teman-teman disabilitas berat jadi bukan sekadar mendapatkan program keluarga harapan atau bantuan sosial tapi keluarga disabilitas bisa diringankan bebannya," tambah mantan Wali Kota Surabaya itu.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia untuk membuat modul agar teman-teman penyandang disabilitas, khususnya anak-anak bisa belajar berbicara.
"Saya juga memohon kepada mba Angkie, banyak anak-anak usia 5 tahun sampai 10 tahun yang kehilangan pendengarannya, dan kita akan bekerjasama dengan Mba Angkie sebagai Staf Khusus Presiden untuk membuat modul agar peran orang tua bisa lebih aktif," tambah Risma.
Angkie juga berharap kedepannya dapat terbangun kolaborasi lanjutan lintas kementerian/lembaga untuk pemberdayaan penyandang disabilitas. Hal tersebut kata dia sebagai upaya pemerintah dalam memenuhi hak-hak difabel menuju Indonesia yang ramah terhadap disabilitas.
"Semoga di program kerja berikutnya terbangun kembali kolaborasi seperti ini lagi dan Kemensos bisa memberikan dukungan agar hak-hak penyandang disabilitas, perlahan-lahan dapat terwujud," tutupnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyusunan RPP Konsesi harus ada pelibatan bermakna Penyandang Disabilitas dalam semua tahap.
Baca SelengkapnyaSelain kesetaraan fasilitas, kesetaraan kesempatan kerja juga menjadi penting
Baca SelengkapnyaWarga terdampak banjir rob di Demak hanya bisa pasrah dan bertahan di rumah.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menjemput Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Barito Kuala
Baca SelengkapnyaKesehatan nenek ST (73), menurun akibat kelelahan menghadapi masalah dengan anak angkatnya
Baca Selengkapnya"Betapa banyaknya rakyat kita ketika mengalami sakit datang ke rumah sakit bukan jadi sembuh, bukan jadi sembuh jadi miskin"
Baca Selengkapnya