Menteri Susi merasa tak pantas diberi gelar doktor oleh Undip
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merasa tidak pantas jika diberikan gelar doktor honoris causa oleh Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Salah satu alasan Undip hendak menganugerahi doktor honoris causa ke Susi karena dinilai berhasil dan meraih prestasi selama menjalankan tugas dan jabatannya sebagai menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya merasa masih belum pantas raih penghargaan ini," tegas Menteri Susi saat jumpa pers dengan media di Gedung Rektorat, Kompleks Kampus Undip Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah Jumat (2/12).
Susi mengaku dalam kurun waktu selama satu tahun terakhir ini sempat mendapatkan tawaran dari beberapa universitas di Indonesia namun dirinya selalu menolak dan berpikir.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti tidak menjadikan Pulau Susi sebagai pulau pribadi? Susi merasa itu bukan pulau pribadinya. Untuk itu, dia tidak mengkomersilkam pulau tersebut.
-
Siapa yang bertemu dengan Susi Pudjiastuti? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa A.R. Sutan Mansur menolak beasiswa? Tetapi ia menolaknya dan memilih belajar ilmu agama.
-
Kenapa Suroso menolak tawaran jadi Caleg? Yang nawarin saya itu banyak. Pokoknya tinggal jawab saja mau, segala persyaratan pendaftaran mereka yang ngurus. Tapi saya belum mau,' ujar Suroso.
-
Bagaimana Try Sutrisno bisa diterima di Atekad Bandung? Try kembali mengikuti tes. Hasilnya baik. Dia dinyatakan lulus dan berhak menempuh pendidikan di Atekad Bandung.
-
Apa yang Rektor Unika tolak? Namun permintaan itu ditolak. Rektor Unika menegaskan bahwa kampus harus menyuarakan kebenaran dan harus bersikap netral dalam politik.
"Dalam waktu satu tahun ini sudah ada universitas lain yang minta. Saya pikir-pikir dulu," akunya.
Namun, saat dirinya dipercaya oleh Undip Semarang untuk menerima gelar doktor honoris causa kemudian dirinya menjalani uji kompetensi. Hasilnya sama sekali di luar dugaannya bahwa dirinya pada usia 50 tahun ini dinyatakan Undip Semarang pantas untuk menerima gelar doktor honoris causa itu.
"Saya diuji kompetensi, bisa yakin. Datang langsung tanya jawab saya suprise hasilnya begitu tinggi. Usia 50 tahun masih hidup," terangnya.
Selain itu, dirinya mengaku merasa tersanjung atas pemberian honoris causa yang diberikan oleh Undip Semarang. Dengan gelar doktor ini, dirinya berharap akan membuatnya lebih amanah terhadap jabatannya yang diembannya sekarang sebagai menteri.
"Pak rektor dan seluruh guru besar Undip saya tersanjung, terharu atas anugerah ini saya yakin apa yang diberikan menjadikan saya lebih amanah," ungkapnya.
Sambil berkelakar, Menteri Susi bahkan melontarkan pernyataannya, jika gelar doktor honoris causa ini bisa untuk melawan pakar jika berdebat, baik yang bergelar doktor maupun profesor.
"Barangkali kalau saya diserang doktor atau profesor sekarang saya sudah doktor," kelakarnya.
Susi mengaku anaknya yang di Amerika pun sampai mempertanyakan jika dirinya yang hanya mengenyam pendidikan dan memegang ijazah SMP bisa meraih dan memperoleh gelar doktor dari Undip Semarang.
"Anak saya di Amerika. Saya bilang, saya kerja keras dan free komitmen," ujarnya.
Susi menambahkan, jika gelar doktor honoris causa yang diperolehnya dari Undip Semarang bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat yang tidak bisa menyelesaikan sekolah bisa memajukan bangsa dan negaranya bermodal totalitas, kredibilitas dan integritas yang tinggi.
"Mudah-mudahan gelar ini bisa memberikan inspirasi, seandainya ada yang tidak menyelesaikan sekolah tapi punya totalitas tinggi, kredibilitas, integritas. Kredibilitas dan integritas dipertahankan. Apalah arti gelar, harta tapi kita tidak punya integritas. Itu saja yang saya punya sebagai warga negara yang hendak memajukan bangsanya," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih enggan berkomentar terkait pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso.
Baca SelengkapnyaMenkes mengatakan, pencopotan dekan FK Unair tersebut bukan wewenang dirinya
Baca SelengkapnyaPencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair ini menuai reaksi publik. Mahasiswa hingga tokoh nasional mengkritik keras keputusan tersebut.
Baca SelengkapnyaDekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso dicopot dari jabatannya usai menolak dokter asing.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan lantaran dalam surat pencopotannya sebagai dekan itu tidak mencantumkan alasan.
Baca SelengkapnyaPencopotan ini buntut sikap Budi Santoso yang menolak rencana Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaKabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaPenangguhan gelar doktor terhadap Bahlil, ditangguhkan Universitas Indonesia setelah viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKabar ini merebak usai Budi Santoso dicopot dari Dekan FK Unair.
Baca SelengkapnyaKomentar negatif tersebut muncul usai beredar kabar pencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair karena permintaan Budi Gunadi Sadikin.
Baca SelengkapnyaPencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair buntut pernyataannya yang menolak rencana Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi mengatakan, bahwa praktik-praktik perundungan itu sudah terjadi puluhan tahun di Undip dan tidak bisa diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya