Menteri Yasonna akui Anwar bisa kabur karena anak buahnya lalai

Merdeka.com - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mengakui kasus kaburnya narapidana bernama Anwar di Rutan Salemba murni kelalaian petugas lapas. Sebab, saat kunjungan Lebaran hanya ada 50 petugas yang mengawasi 5.000 tahanan dan tidak memprediksi akan adanya upaya napi yang kabur.

Terlebih saat itu Anwar (26) melarikan diri dengan menyamar menggunakan baju perempuan yang menggunakan hijab, cadar, kacamata dan menggendong anak untuk mengelabui petugas.

"Sudah pasti itu unsur kelalaian. Kalau itu unsur kesengajaan oleh petugas itu pasti disanksi. Kalau itu kelalaian ya sudahlah nanti kita akan periksa siapa," kata Yassona di Gedung Imigrasi, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

Lebih lanjut Yasonna menerangkan, di rutan Salemba ada lebih dari 4.000 tahanan yang saat Lebaran mendapat kunjungan dari keluarganya. Setidaknya setiap napi kedatangan tamu 3 sampai 10 orang. Kata Yasonna, bisa dibayangkan berapa ribu orang yang bisa masuk ke dalam rutan saat itu.

"Jadi tentu kita secara manusiawi apalagi ini orang jahat betul pelaku kejahatan seksual kalau di lapas pelaku kejahatan seksual itu biasanya agak dimarahi oleh napi lain karena dianggap orang tidak benar, orang pengecut jadi mungkin dia dapat tekanan yang begitu besar makanya dia lari," tutur Yasonna.

Saat ini Ade Irma sang istri dari Anwar telah diamankan oleh pihak kepolisian karena membantu suaminya kabur dari rutan Salemba.

"Jadi kita harap polisi segera menangkap ini orang, dia mengorbankan istrinya, kan ini jadinya istri ikut ditahan," ujar Yasonna.

Yasonna menambahkan, kunjungan keluarga di hari Lebaran memang tidak dibatasi. Karena pihaknya tak ingin membatasi silaturahmi yang menjadi tradisi hari raya idul fitri.

"Di Lebaran ini kan enggak mungkin kita larang orang bersilaturahim ini kan puncak perayaan sesudah puasa kita harus beri kesempatan mereka bertemu anak istri tapi ada bandit satu orang ini," tandasnya.