Merasa nyaman, Sukardi ogah tinggalkan padepokan Dimas Kanjeng
Merdeka.com - Salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Imanulah Sukardi ogah meninggalkan padepokan. Dia memilih bertahan di tenda yang berada di kompleks padepokan, Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
"Saya tetap tinggal di sini karena saya menemukan kenyamanan di sini," kata Sukardi asal Pasuruan yang merupakan mantan Guru Agama SMP, Senin (3/10).
Dikutip dari Antara, pria berusia 58 tahun itu mengatakan informasi adanya padepokan itu diketahui sejak 2010, dan baru resmi menjadi pengikuti pada tahun 2013. Namun pria yang mengaku juga pernah menjadi dalang ini tidak sepenuhnya menetap berlama-lama di Padepokan Dimas Kanjeng itu.
-
Apa yang dilakukan guru ngaji itu? Pria yang berprofesi sebagai guru mengaji itu mengaku terus teringat bayang-bayang wajah sang istri yang sedang hamil. Sesekali dia juga teringat dua anaknya yang masih kecil meminta segera pulang.Malam itu, pada Jumat (7/6) malam dia menangis diteror berjuta pikiran tak nyaman.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Mengapa Sunan Kudus pindah ke Kudus? Namun perselisihan yang terjadi di Kerajaan Demak serta wafatnya Sultan Trenggana membuatnya pindah ke Kudus dan mulai sepenuhnya berdakwah menyebarkan agama Islam.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Apa dampak SMKN Jateng bagi Dhimas? Dhimas mengatakan, SMKN Jateng telah membawa perubahan besar. Tak hanya bagi dirinya, namun juga keluarga. Secara ekonomi, Dhimas yang dulu kurang kini sudah berpenghasilan cukup untuk menghidupi keluarganya.
"Setiap satu bulan sekali, atau dua minggu sekali saya pulang ke Pasuruan," ujar pria yang juga alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya itu.
Dia masih meyakini bahwa ajaran Taat Pribadi ini benar adanya, karena di padepokan ini bisa meningkatkan spiritualitasnya, inteletualitasnya dan juga tentunya rasa sosial.
Saat ditanya bagaimana dengan kehidupan selama tinggal di Padepokan, Sukardi menjelaskan bahwa dirinya tinggal dengan sepuluh orang di satu tenda, bahkan untuk biaya listrik mereka rela berbagi.
"Kalau bayar listrik seikhlasnya mas, di sini saya ada Rp 50 ribu ya patungan, Itu berjalan sudah turun menurun," ucapnya di rumah yang dihuni pengikut dari Bali, Makassar, bahkan non-Muslim.
Dirinya mengelak ajaran Padepokan Dimas Kanjeng disebut sesat, sebab polisi dan banyak wartawan juga justru mendirikan salat di Masjid Padepokan Dimas Kanjeng itu.
Pengakuan lainnya terkait penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi terlontar dari Arifin Aming, warga Jember.
"Saya masuk jadi pengikuti memang baru 2014, dan saya dapat informasi bahwa kabar ada uang yang diambil dari Gunung Lawu, ada seorang yang mengambil dari sana tapi wujudnya seperti apa itu yang tidak semua tahu, hanya kanjeng saja yang mengontak dari sini," urainya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat itu kini menjadi semak belukar yang tanahnya dimiliki oleh Keraton Yogyakarta
Baca SelengkapnyaBudiman Sudjatmiko sendiri dipecat dari PDI Perjuangan usai terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSaat pensiun ia memilih untuk tinggal di Indonesia tepatnya di desa terpencil Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSeorang guru yang tengah purna tugas kedapatan mendapat kejutan dari ratusan siswa.
Baca SelengkapnyaSerah terima jabatan (sertijab) sebagai Wali Kota Surakarta dari Gibran kepada Teguh Prakosa dilakukan di Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSelain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca SelengkapnyaPerbuatan asusila tersebut dilakukan JM yang sebelumnya menjabat Wali Nagari Singguliang, bersama salah seorang pelajar.
Baca SelengkapnyaRatusan kader ini mengikuti langkah politik yang diambil Maruarar Sirait.
Baca SelengkapnyaPerdamaian guru honorer Supriyani dengan keluarga siswa SDN 4 Barito berinisial D berbuntut pemecatan kepada Samsuddin.
Baca Selengkapnya