Misteri hilangnya Mbah Fanani dari tenda pertapaan di Dieng
Merdeka.com - Tenda berukuran 2X3 meter berdiri depan rumah warga. Sudah lebih 20 tahun ada seorang pria berada di dalamnya. Namanya Mbah Fanani. Selama tinggal di sana Fanani tak pernah bicara.
Tidak ada yang tahu asal usul Mbah Fanani. Begitu juga dengan maksud dan tujuan Fanani tinggal di Jalan Raya Dieng, RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Warga meyakini pria berusia lebih dari 60 tahun itu memiliki kesaktian. Meski misterius warga tidak mengusirnya. Saban hari warga bernama Uripah telaten memberi makan.
-
Kenapa pria itu tinggal di kolong rumah? 'Ini adalah situasi yang aneh, tetapi mungkin bukan hal yang tidak biasa. Saat ini, orang-orang memang mencari tempat berlindung.'
-
Di mana Mbah Ji tinggal? Mbah Ji tinggal di rumahnya bersama istri dan anaknya. Di rumahnya tak ada listrik dari PLN. Dia menggunakan penerangan dengan alat tenaga surya yang didapatkan dari pemberian seorang Haji.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
-
Dimana pria di Garut tinggal? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka. Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga.
-
Di mana pria Solo ini tinggal? Baru-baru ini, seorang pria di Solo membuat sensasi di media sosial dengan menerapkan frugal living dalam kehidupannya sehari-hari.
-
Siapa yang tinggal di rumah itu? Salah seorang penghuni bernama Rasya memiliki pengalaman tersendiri tinggal di rumah yang berdampingan dengan area kuburan.
Uripah juga yang menjadi saksi ketika Mbah Fanani dijemput orang tak dikenal kemarin jam 11 malam. Kebetulan tenda Mbah Fanani berada persis depan rumah Uripah. Sempat terdengar suara gaduh.
"Ibu Uripah lihat Mbah Fanani sudah dalam mobil. Karena sendiri tidak berani beritahu warga lain," kata warga setempat Narti saat dihubungi merdeka.com, Kamis (13/4).
Saat itu, kata Narti, Uripah sempat menghampiri mobil dan menggedor kacanya. Total ada empat mobil, namun jumlah orang yang membawa tak diketahui. Pelat nomor mobil juga tak sempat dicatat.
"Kaca mobil dibuka, bilang 'masih saudara dengan Mbah Fanani. Orang Dieng sudah dimaafkan semua. Kalau mau ikut sekalian'," ungkap Narti.
Kejadian ini baru diketahui warga setempat pagi tadi. Polisi juga sudah mendatangi lokasi. Dia menduga Mbah Fanani dibawa paksa oleh orang-orang itu.
"Sepertinya dibawa paksa. Sudah beberapa kali ada yang mau membawa tapi gagal. Mbah juga di sini tidak mengganggu," tandasnya.
Meski Mbah Fanani sudah tak ada tendanya tak dibongkar. Hanya isi tenda dibersihkan. "Tendanya Mbah Fanani masih ada cuma isinya dibersihkan. Isinya botol-botol bekas, makanan. Enggak ada yang macam-macam," kata Narti.
Warga beralasan tak membongkar tenda untuk mengantisipasi jika Mbah Fanani kembali lagi. Menurut Narti, selama bertapa Mbah Fanani tidak pernah menggangu warga sekitar.
Narti menduga Mbah Fanani dibawa paksa dengan cara diangkat, lantaran tidak bisa jalan. Bukan kali pertama Mbah Fanani dijemput orang. Sebelumnya hal serupa juga pernah terjadi.
"Pernah beberapa kali ada yang mau bawa tapi tidak jadi," tuturnya.
Kades Dieng Kulon, Slamet Budiono mengatakan ada kejanggalan saat Mbah Fanani dijemput puluhan orang. Salah satu orang yang membawa Mbah Fanani diduga Tohar.
Dia mengaku kepada Uripah sebagai cucu. Menurut keterangan suami Uripah kepada Slamet, Tohar pernah berkunjung ke tenda kediaman Mbah Fanani. Bahkan, suami Uripah, memiliki nomor telepon Tohar dan sempat menghubungi Kamis (13/4) pagi tadi.
"Tohar bilang rahasia. Ia juga ngomong, 41 hari lagi baru bisa memberi tahu," ujarnya.
Kapolsek Batur, AKP Sumono membenarkan tentang penjemputan Mbah Fanani. Diperkirakan ada lima belas orang berpakaian serba putih turun dari mobil dan menghampiri tenda.
"Mereka mengaku sebagai pihak keluarga Mbah Fanani dari Cirebon, Jawa Barat," kata Sumono, Kamis (13/4).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Baca SelengkapnyaPada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Baca SelengkapnyaWalaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca SelengkapnyaKapolsek Kota Singaraja, Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan, bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (8/8) sekitar pukul 07:00 WITA
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaSejumlah fakta terungkap saat polisi menyelidiki penemuan mayat pria dalam toren air tersebut.
Baca SelengkapnyaIGS (17) ditemukan tewas gantung diri dan diduga karena persoalan asmara
Baca SelengkapnyaIa mengaku sudah tinggal sendirian di gubuk tersebut selama tiga tahun.
Baca Selengkapnya