MPR Minta Proyek Pembangunan di Wadas Disetop Dulu Imbas Konflik Warga & Aparat
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR RI Fraksi Gerindra Ahmad Muzani meminta pemerintah menahan sementara proyek pembangunan di Wadas, Purworejo. Hal ini menyusul penolakan warga yang menyebabkan terjadi konflik dengan aparat. Pemerintah berencana memanfaatkan lahan di Wadas untuk proyek Bendungan Bener.
Muzani mengusulkan agar pemerintah tidak melanjutkan dahulu pembangunan karena situasi masih panas. Ia menyarankan agar dilakukan pendekatan dengan masyarakat.
"Sebaiknya menurut saya, menurut kami ditahan dulu. Pengukuran dan target-target pembangunan saya kira itu menjadi penting tetapi karena ada situasi seperti ini sebaiknya ditahan dulu, sambil terus dilakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/2).
-
Kenapa konflik agraria di Tanjung Morawa memicu kerusuhan? Namun pasca kemerdekaan Indonesia, Deli Planters Vereeniging kembali dan ingin mengusir para penduduk yang sudah lama merawat tanah yang tinggalkannya tersebut. Penduduk yang sebagian besar petani itu menolak dan terjadilah konflik besar-besaran.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Kenapa warga Kampung Wates menggotong rumahnya? Warga pun memilih meninggalkan tanah mereka dan membawa serta rumah, perabotan serta alat pertanian agar aman.
-
Kenapa Bawaslu Temanggung melakukan pemetaan kerawanan? Roni Nefriadi di Temanggung, mengatakan bahwa pihaknya melakukan pemetaan potensi kerawanan Pilkada 2024 sebagai acuan untuk merumuskan strategi mitigasi secara maksimal.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Bagaimana masyarakat Tegal menolaak malapetaka di Rebo Wekasan? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
Sekretaris Jenderal Gerindra ini meminta pemerintah sabar menghadapi masyarakat. Peristiwa pengerahan aparat mengawal pengukuran tanah itu menimbulkan luka bagi masyarakat Wadas.
"Menghadapi masyarakat kita harus dobel kesabaran, kita harus dobel kekuatan. Karena ini lah suatu, dan di manapun selalu begitu," ujar Muzani.
"Apalagi ini telah menimbulkan luka di hati masyarakat. Toh ini bukan sebuah target yang harus dilakukan cepat, harus tahun ini, kan enggak juga," ucapnya.
Muzani menyayangkan seolah pemerintah tidak sabar dalam melakukan pembangunan proyek nasional bendungan di Wadas. Seharusnya dilakukan pendekatan yang lebih manusiawi.
"Kepentingan nasional adalah kepentingan di mana kemajuan, pembangunan harus jalan. Tapi jangan hanya itu terus kita kemudian kehilangan kesabaran, kehilangan pendekatan yang lebih manusiawi," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus belajar dari pengalaman. Apalagi pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa membangun jalan tol ribuan kilometer tanpa masalah.
"Mustinya kita belajar dari berbagai macam kasus dalam menangani persoalan-persoalan ini. Kan dalam pemerintahan Pak Jokowi sudah sekian ribu kilometer membangun jalan tol, nyaris tidak ada masalah. Ini kenapa kemudian terjadi persoalan seperti ini," kata Muzani.
Muzani berharap masalah di Wadas bisa dapat diselesaikan dengan komunikasi yang komprehensif dan kesabaran semua pihak.
"Meskipun demikian persoalan ini telah menimbulkan problem. Saya berharap semua pihak menahan diri dan bisa menyelesaikan dalam satu meja supaya selesai. Harus ada komunikasi yang komperhensif, harus ada kesabaran yang panjang dalam setiap pendekatan kepada masyarakat. Apapun tema pendekatan itu," pungkasnya.
Tak Ada Tersangka
Polisi memastikan tidak ada warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo yang ditetapkan sebagai tersangka meski sempat diamankan di polres setempat.
"Tidak ada yang jadi tersangka," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Iqbal Alqudusydi
Sebanyak 66 warga Wadas yang sebelumnya sempat diamankan, telah dipulangkan seluruhnya. Terkait beredarnya berita bohong berisi unggahan tentang peristiwa Wadas di media sosial, penyidik kepolisian mulai melakukan penyidikan. Polisi menyelidiki akun-akun yang dinilai menyebarkan provokasi.
"Proses penyidikan terhadap admin dan unggahan-unggahan yang ada di akun tersebut sebagai sumber berita provokatif," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaTema debat kali ini pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa
Baca SelengkapnyaPolisi harap jangan ada lagi sweeping agar ciptakan situasi aman dan kondusif.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan warga Rempang sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyadari ada komunikasi yang tak tepat dalam proses relokasi ini. Sehingga memancing emosi warga.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaWarga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Selengkapnya