Muhammadiyah Mengecam Keras Ulah Perusuh Anarkis saat Aksi 22 Mei
Merdeka.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir prihatin atas terjadinya Aksi 22 Mei yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat yang menolak hasil Pemilu 2019. Menurutnya, seharusnya masyarakat kembali bersatu setelah proses pemilu telah usai dijalani.
Ia pun meminta agar pihak yang protes untuk kembali ke jalur hukum dan tidak melakukan aksi anarkis.
"Intinya, kita mengecam keras segala kerusuhan yang terjadi oleh para perusuh anarkis," ujar Haedar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5).
-
Siapa yang meminta polisi untuk tidak mengintimidasi? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengimbau agar kepolisian tidak melakukan intimidasi atau tekanan kepada seluruh pihak menjelang berakhirnya masa kampanye Pemilu 2024.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
Muhammadiyah juga mendorong agar tragedi atas Aksi 22 Mei segera diusut dan dituntaskan. Mahkamah Konstitusi (MK) diminta dapat bertindak adil, jujur, profesional, dan independen.
Haedar berharap, seluruh masyarakat, khususnya para tokoh bangsa dan pejabat negara dapat bersikap bijak dan cerdas. Yaitu, dengan tidak mengeluarkan berbagai pernyataan yang bisa membuat panas situasi.
"Menciptakan suasana yang sejuk dan damai demi kerukunan dan persatuan nasional. Hendaknya dihindari pernyataan-pernyataan dan tindakan yang dapat memanaskan dan memperkeruh keadaan," tukasnya.
"Belajar dari Pemilu serentak tahun 2019 yang menimbulkan korban sakit dan meninggal petugas KPPS serta sejumlah kelemahan dan masalah, maka penting dan nisca dilakukan pengkajian ulang yang komprehensif agar penyelenggara Pemilu ke depan jadi lebih baik," imbuh Haedar.
Haedar menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi sikap dan langkah kedua capres-cawapres yang telah mengeluarkan pernyataan positif dalam menghadapi situasi politik yang ada. Menurutnya, hal itu menunjukkan bagaimana kedua pihak sangat terbuka untuk menjalin hubungan baik.
"Ini menunjukkan bahwa kedua tokoh bangsa ini akan menjalin silaturahmi," tutur Haedar.
"PP Muhammadiyah sejak awal, bahkan ketika ormas-ormas Islam juga bertemu dengan Wakil Presiden RI Pak Jusuf Kalla menyampaikan himbauan dan ajakan agar Pak Jokowi dan Pak Prabowo bertemu. Mungkin soal waktu saja," ia mengakhiri.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, aparat kepolisian kembali bersikap brutal kepada para pengunjuk rasa
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaSalah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca SelengkapnyaAda sekitar ratusan orang yang ditangkap Polda Metro Jaya, namun sebagian sudah dibebaskan
Baca SelengkapnyaLukman menegaskan, masyarakat Indonesia harus bersatu menjaga demokrasi agar tidak dibajak oleh kepentingan penguasa.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPerintah Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak, tak terkecuali aktivis.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melintas di Jalan Merdeka Barat lantaran adanya demo ini.
Baca SelengkapnyaKapolri mengingatkan, warga yang tak puas hasil pemilu harus tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan masyarakat lainnya.
Baca SelengkapnyaDalam orasinya, Din menyoroti sejumlah gugatan yang diajukan AMIN dianggap tidak beralasan oleh hakim MK.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut stop praktik-praktik KKN dan Pemilu Curang pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Selengkapnya