Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Musim Melimbang Harta Karun di Cengal

Musim Melimbang Harta Karun di Cengal Mencari Harta Karun Sriwijaya di Cengal. ©2019 Merdeka.com/Irwanto

Merdeka.com - Pagi itu, Minggu (13/10), kabut asap pekat akibat kebakaran lahan menutupi pandangan. Jaraknya hanya sekitar lima satu sepuluh meter saja.

Kondisi itu tidak menyurutkan niat merdeka.com menelusuri jalan merah yang berdebu. Cukup jauh jarak yang ditempuh dari tempat menginap di Desa Kuningan, Kecamatan Sungai Menang, menuju lokasi perburuan yakni di Desa Sungai Pelimbangan, Kecamatan Cengal.

Melewati kebun-kebun karet warga dan perusahaan di jalanan sempit, yang hanya memiliki satu jalur motor. Sepanjang perjalanan, kondisi jalan hampir sama, tanah, koral, berdebu dan berlubang. Perlu memiliki kecakapan mengendarai motor agar tetap stabil.

Dua setengah jam perjalanan, tibalah di lokasi pencarian harta karun. Merdeka.com disambut ratusan sepeda motor dan beberapa mobil terparkir tak jauh dari lokasi. Posisinya berada di perbatasan lahan perusahaan dan persawahan milik warga.

Banyak juga pemburu menggunakan jasa speedboat menuju lokasi. Biasanya mereka berasal dari Kecamatan Tulung Selapan yang ditempuh 30 menit perjalanan sungai.

Berjalan kaki sekitar 30 meter, tibalah di titik pencarian pertama. Ratusan warga memenuhi sungai yang baru saja dilakukan normalisasi. Beberapa tenda seadanya didirikan di pinggir sungai.

Nampak warga mulai dari anak-anak hingga dewasa, laki-laki dan perempuan serius mengeruk tanah pinggiran sungai dengan cangkul. Tanah itu dimasukkan dalam baskom besar lalu diisi air, dilimbang barulah diayak.

Mesti hati-hati membuang air dan kotoran dari baskom. Bisa-bisa barang yang dicari justru ikut nyemplung ke sungai. Para pelimbang penuh kesabaran dalam proses ini.

Selain itu, kejelian mata juga menjadi hal penting lainnya. Sebab, seringkali harta karun itu hanya sebesar ujung kuku atau bulatan kecil.

Setelah didapatkan, benda itu disimpan di botol bekas air mineral yang diisi sedikit air jernih. Bagi pencari sendirian, botol itu dikalungkan ke leher tertutup rapat. Sedangkan pemburu rombongan, menitipkan ke teman atau keluarganya yang berada di daratan sambil ikut mengamati limbangan baskom.

Menjelang siang tiba, pemburu datang silih berganti. Ada yang berlangsur pulang, banyak juga baru datang dengan membawa cangkul, baskom, dan perlengkapan lainnya. Biasanya perburuan dilakukan sampai sore hari.

Melimbang Jadi Berkah di Tengah Harga Karet Anjlok

Melimbang emas di Pelimbangan sudah dilakukan warga sejak lama. Lokasi itu menjadi berkah bagi petani yang tengah kesulitan ekonomi akibat harga karet anjlok. Karet menjadi mata pencarian utama masyarakat setempat di samping terkadang mencari ikan di sungai.

Rusmina (55) mengaku baru beberapa hari ikut mencari emas. Dia penasaran cerita warga yang heboh dengan penemuan itu.

"Tadinya penasaran saja, baru kemarin. Ini baru dapat manik-manik sama emas kecil-kecil," ungkap Rusmina.

Otong (40) menuturkan, harta karun itu dikumpulkan terlebih dahulu di rumah sebelum dijual ke pengepul di Desa Sungai Jeruju atau pedagang emas di pasar Tulung Selapan. Rata-rata mereka mendapatkan uang Rp2 juta sampai Rp4 juta seminggu.

"Ya kadang dapat kadang tidak, tergantung nasib. Tapi tidak mungkin tetap mencari jika tidak ada hasil," kata dia.

Baru-baru ini, kata dia, ada warga yang menemukan konde emas seberat 3 ons dan dijual Rp21 juta. Penemuan itu menambah semangat warga memburu harta karun.

"Hari ini kurang beruntung, kebanyakan cuma dapat manik-manik saja. Tapi biasanya kalau ada manik-manik ada emasnya juga, mungkin belum ketemu saja," ujarnya.

Menurut dia, banyak warga beralih profesi dari petani karet ke pemburu emas karena keuntungan didapat lebih besar. Terlebih bagi warga menggarap kebun orang dengan penghasilan tak lebih dari Rp500 ribu per hari.

"Sekarang sudah mulai ada hujan, kalau musim hujan tidak lagi mencari harta karun, kami balik lagi jadi petani karet," kata dia.

"Kami ingin menikmati peninggalan nenek moyang, mungkin mereka titipkan untuk anak cucunya," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ribuan Truk Parkir di Jalan Legok-Pagedangan Sebabkan Kemacetan hingga 5 Kilometer
Ribuan Truk Parkir di Jalan Legok-Pagedangan Sebabkan Kemacetan hingga 5 Kilometer

Belum diketahui penyebab ribuan truk tersebut memutuskan untuk berhenti di badan jalan.

Baca Selengkapnya
Kendaraan Pemudik Menuju Pelabuhan Merak Antre 8 Km dalam Tol
Kendaraan Pemudik Menuju Pelabuhan Merak Antre 8 Km dalam Tol

Memasuki H-4 lebaran, Sabtu (6/4), ribuan kendaraan antre untuk masuk Pelabuhan Merak, Kota Cilegon. Antrean panjang terjadi hingga masuk ke dalam tol.

Baca Selengkapnya
H-6 Antrean Lebaran, Truk Menuju Pelabuhan Pelindo Ciwandan Sudah Macet sampai 2 Kilometer
H-6 Antrean Lebaran, Truk Menuju Pelabuhan Pelindo Ciwandan Sudah Macet sampai 2 Kilometer

H-6 Antrean Lebaran, Truk Menuju Pelabuhan Pelindo Ciwandan Sudah Macet sampai 2 Kilometer

Baca Selengkapnya
Pemudik Bermotor dapat Pengawalan Polisi dari Pelabuhan Merak hingga ke Tangerang
Pemudik Bermotor dapat Pengawalan Polisi dari Pelabuhan Merak hingga ke Tangerang

Pemudik Bermotor dapat Pengawalan Polisi dari Pelabuhan Merak hingga ke Tangerang

Baca Selengkapnya
FOTO: Membeludak, Ribuan Pemudik Motor Padati Pelabuhan Ciwandan Banten untuk Menyeberang ke Sumatera
FOTO: Membeludak, Ribuan Pemudik Motor Padati Pelabuhan Ciwandan Banten untuk Menyeberang ke Sumatera

Kepadatan terjadi di Pelabuhan Ciwandan pada hari pertama puncak arus mudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya