Muslihat mantra Dimas Kanjeng, buka koper sembarangan tak jadi uang
Merdeka.com - Muhammad Nur Jamil, anak bungsu almarhumah Najemiah Muin beberapa kali memberikan saran agar ibu kandungnya itu tidak mempercayai modus penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Tetapi Najemiah bersikeras tetap mengirim uang Rp 200 miliar lebih ke Taat.
Dia membenarkan emas batangan 400 kilo gram, mustika, keris, uang palsu sembilan koper merupakan simpanan ibunya. Barang pemberian Taat saat ini sudah diamankan polisi.
"Benar ada emas batangan beratnya sekitar 400 kilo gram, uang rupiah dan asing diduga palsu. Jenglot, mustika dan keris lainnya dalam koper itu ada disimpan bunda. Sejak awal memang saya selalu curiga ingin membuka, tapi bunda melarang karena masuk informasi bila membuka tanpa seizin kanjeng akan kena musibah," jelasnya, Rabu (5/10).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang ditipu oleh pria itu? Hal itu termasuk tunjangan anak sebesar $116,000 (Rp. 1.867.089.600) kepada mantan istrinya, dan $79,000 (Rp. 1.271.552.400) kepada jaringan pemerintah dan perusahaan yang ia akses secara ilegal.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Bagaimana penipu meminta korban untuk mendapatkan hadiah? Dalam postingan yang diunggah oleh akun Facebook @BAIM WONG Berbagi Hadiah dan @Berikan Timor Leste, dijelaskan bahwa untuk mendapatkan hadiah, kita perlu menjawab pertanyaan yang tertera pada postingan dan kemudian mengirim jawaban melalui ikon pesan.
Pria yang berprofesi sebagai pengusaha lintas kabupaten ini mengaku, setiap peti jika ingin dibuka akan ada telepon masuk dan melarang membuka peti lalu meminta mahar. Sebanyak Rp 400 juta sempat dikirim. Bahkan, semua peti harus diberi minyak khusus dengan harga cukup mahal.
"Katanya kalau mau dibuka harus minta petunjuk kanjeng. Kalau tidak seizin kanjeng maka tidak jadi uang. Koper-koper itu datang satu persatu, ada yang dibawakan dan ada pula bunda yanga bawa sendiri pulang," ungkapnya.
Najemiah telah tutup usia. Saat dibawa ke rumah sakit di Makassar didiangnosa terkena maag. Karena tidak puas lalu dibawa ke Singapura. Setelah berobat di negara tetangga itu lima bulan lalu, Najemiah meninggal.
Nur curiga ada hubungan penyebab kematian ibunya setelah meminum air dalam botol kiriman dari orang suruhan Kanjeng Dimas atas nama VJ. Kendati demikian dirinya tidak tahu persis berapa kali menerima air tersebut.
"Ada kiriman air dibawa suruhan Kanjeng Dimas ke bunda untuk diminum. Tetapi beberapa selang kemudian bunda jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit, setelah beberapa saaat dirawat bahkan dibawa ke Singapura, namun bunda akhirnya meninggal dunia," tandasnya.
Sebelumnya, tim penyidik dari Polda Jawa Timur Kompol Pamuji tiba di Makassar pada Senin (3/10). Didampingi Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Frans Barung Magrera langsung menuju padepokan perwakilan Kanjeng Dimas Pribadi yang dikelola Marwah Daud di rumahnya jalan Bontobila, Kelurahan Bontobila, Kecamatan Manggala, Makassar.
Padepokan itu tertutup rapat dan tidak ada aktivitas. Penyidik Kompol Pamuji bersama Kapolda Sulsel Irjen Anton Charliyan, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Rusdi Hartono dan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Frans Barung Mangera menyaksikan langsung barang bukti uang dan emas batangan serta mustika batu mulia yang diduga palsu itu.
Saat pembokaran beberapa peti itu di rumah korban Jalan Sunu kompleks perumahan dosen blok K/10, Tallo, Makassar ditemukan empat peti uang palsu baik rupiah dan mata uang asing. Kemudian peti lainnya berisikan emas batangan, batu mustika, keris dan barang lainnya diduga palsu.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, barang-barang tersebut didapatkan secara bertahap dengan keseluruhan seperti mata uang asing dan kepingan emas batangan sebanyak sembilan koper uang dan satu peti emas serta batu mulia lainnya mulai tahun 2013-2015.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Masalah penahanan sudah diatur dalam KUHAP," kata Komarudin saat dikonfirmasi.
Baca SelengkapnyaAlex menyebut, Andi diduga telah menerima gratifikasi selama menjabat sebagai pegawai di Bea Cukai sebesar Rp28 miliar.
Baca SelengkapnyaPria ini dibuat tak menyangka jika getah karet yang dibelinya berisi galon air.
Baca SelengkapnyaJPU KPK mendakwa Andhi Pramono menerima gratifikasi senilai total Rp58,9 miliar dari sejumlah pihak terkait pengurusan kepabeanan impor.
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaTercatat ada 112 rekening yang dibuka atas perintah tersangka
Baca SelengkapnyaDia membawa sebuah kantong kresek hitam besar. Isinya, ternyata ada uang senilai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan 256 botol ukuran kecil, dan 32 jerigen berisi 35 liter
Baca SelengkapnyaPengemis tampak menolak uang Rp2 ribu dari pengendara mobil lantaran nominal yang diminta tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Baca SelengkapnyaPesulap Merah membongkar sebuah toko yang jualan alat dukun klenik.
Baca SelengkapnyaPolsek Cihideung Tasikmalaya Kota sedang mendalami kasus ini.
Baca Selengkapnya