Novel Berharap TGPF Tak Berspekulasi Soal Aktor Intelektual dan Pelaku Penyerangan
Merdeka.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasusnya tidak hanya berspekulasi soal orang-orang yang terlibat penyerang. Dia meminta tim segera mengungkap nama pelaku-pelaku yang melakukan penyiraman air keras kepadanya.
"Saya pikir jangan sampai hanya terjadi upaya untuk berspekulasi, siapa aktor intelektual, dalang, koordinator dan lain-lain, tapi melupakan pelaku lapangan," ujar Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/7).
Menurutnya, untuk mengungkap aktor intelektual di balik penyerangannya diperlukan keterangan dari pelaku di lapangan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang dilakukan orang jahat? 'Manusia yang sibuk dengan kesalahan dan aib orang lain akan sulit untuk dapat memperbaiki dirinya.'
-
Mengapa kejahatan massal terjadi? Bukti adanya kekejaman di dunia tidak secara langsung membuktikan bahwa manusia jahat secara inheren. Sebaliknya, psikologi sosial sering kali mengabaikan konteks sosial yang lebih luas. Menurut para peneliti, sifat otoritarian yang menghasilkan kekejaman massal biasanya muncul dalam masyarakat yang kompleks.
"Kenapa? Karena mengungkap kejahatan jalanan begini haruslah dimulai dengan pelaku lapangannya. Tidak mungkin ada pengungkapan pelaku kejahatan kekerasan jalanan begini tapi kemudian hanya dimulai dengan spekulasi aktor intelektual pihak mana, pihak mana," kata Novel.
Novel malah menyebut pernyataan tim gabungan Polri itu hanya dugaan semata tanpa melakukan penyelidikan lebih dalam. Menurut Novel, jika tim gabungan Polri tak melakukan penyelidikan lebih jauh, maka pembentukan tersebut akan sia-sia.
"Saya kira itu bukan investigasi ya. Itu hanya reka-reka atau dugaan saja. Tentunya saya berharap kasus ini tidak diperkeruh dengan spekulasi, tapi betul-betul ada upaya pembuktian yang sungguh-sungguh. Karena kalau hanya spekulasi dan pelakunya tidak dapat, maka itu sia-sia," kata Novel.
Meski begitu, Novel tetap akan menunggu hasil temuan tim gabungan Polri yang menyatakan segera mengumumkan ke masyarakat hasil dari investigasi.
"Tentunya minggu depan rilis hasilnya itu seperti apa, tentunya ini pertaruhan buat beliau-beliau. Saya berharap hasil yang ditemukan benar-benar signifikan. Betul-betul positif yang itu adalah standar investigasi orang-orang yang punya pengalaman dan pengetahuan," kata Novel.
Sebelumnya, tim gabungan yang dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan akan mengumumkan hasil investigasi kasus teror Novel pekan depan.
"Laporan sudah kami sampaikan, dan beliau akan mempelajari dalam waktu yang singkat, dan hari ini progres yang dapat kami sampaikan bahwa kami akan menyampaikan hasil lengkap itu pada minggu depan," kata anggota tim gabungan Nurcholish di Mabes Polri, Selasa, 9 Juli 2019.
Reporter: Fachrur Rozie
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi larang geng motor mendapatkan SKCK agar beri efek jera.
Baca Selengkapnya