Ogoh-ogoh Anas digantung di Monas mejeng di Denpasar
Merdeka.com - Menjelang Hari Raya Nyepi ogoh-ogoh mulai menghiasi jalanan di Kota Denpasar. Yang unik, ogoh-ogoh Anas Urbaningrum yang tergantung di Monas ikut tampil.
Ogoh-ogoh mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu mejeng mulai hari ini di Jalan Kapten Sujana Denpasar. "Itu kita bikin sebagai simbol kerakusan," ujar Nyoman Tenaya (41), si pencipta ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh itu menggambarkan Anas memakai baju batik warna biru dipadu celana hitam dengan background Monas. Seekor kera tampak memegang tali warna hijau yang menjerat leher Anas.
-
Apa itu Ogok Manai? Ogok Manai atau hiasan kepala milik kaum perempuan Mentawai.
-
Siapa yang memakai Ogok Manai? Ogok Manai atau hiasan kepala milik kaum perempuan Mentawai.
-
Kenapa Ogok Manai digunakan? Penggunaan hiasan Ogok Manai dalam beberapa acara penting bukanlah hanya sekedar nilai-nilai keindahan atau estetika saja, melainkan memiliki simbol tersendiri.
-
Mengapa Nyepi dirayakan? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Bagaimana tradisi Ayi Ayo Onam dirayakan? Biasanya, perayaan ini akan diadakan dengan penuh kemeriahan. Selama Ayi Ayo Onam ini turut dilaksanakan beberapa rangkaian acara lainnya yang masih dekat dan kental dengan unsur Islam.
-
Dimana Ogok Manai ditemukan? Hiasan kepala ini hanya bisa ditemukan di Pulau Siberut dengan berbagai macam bentuk.
Namun Tenaya tak mau menyebut ogoh-ogoh hasil karyanya sebagai Anas. "Saya tidak bilang Anas. Silakan publik mengartikan sendiri," ujar dia.
Tahun lalu, Tenaya membuat ogoh-ogoh berjudul "Miss Wisma". Sosok yang ditampilkan adalah Angelina Sondakh yang membonceng sepeda ontel Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud raksasa.
Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAnas memberikan pidato perihal pernyataan siap digantung di Monumen Nasional (Monas) apabila terbukti terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang.
Baca SelengkapnyaMenyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (10/3/2024) lalu telah melakukan serangkaian ritual.
Baca SelengkapnyaHarga Monumen Nasional (Monas) jika dijual ternyata nilainya fantastis.
Baca SelengkapnyaHiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.
Baca SelengkapnyaWarga Sleman temukan archa Ganesha dan langsung jadi tontonan.
Baca SelengkapnyaCandi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSementara, ornamen naga kayu raksasa dipilih untuk menandai hadirnya Tahun Naga Kayu 2575 Kongzili.
Baca SelengkapnyaGoa itu lokasinya sangat tersembunyi di tengah hutan jati. Ada seorang warga sekitar yang setiap hari beribadah di goa itu
Baca SelengkapnyaPara penari bisa mengangkat topeng ini dengan mudah bukan karena hal mistik.
Baca SelengkapnyaPihak pengelola sengaja mengkreasikan replika Pohon Natal untuk memberdayakan petani dan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaGajah Oling merupakan satu dari puluhan motif batik yang ada di Banyuwangi. Motif ini bisa dibilang paling populer dibanding motif lainnya.
Baca Selengkapnya