Pabrik PCC di Semarang beromzet Rp 2,7 miliar per bulan
Merdeka.com - Omzet pabrik pil PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol) yang digerebek di Jalan Halmahera No. 27 Semarang Timur, Semarang, mencapai Rp 2,7 miliar per bulan. Omzet itu hasil penjualan pil di Kalimantan dan Sulawesi.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, pengakuan pemilik pabrik, Djoni dan pemodalnya Sri Anggono, pabrik ini baru beroperasi tiga bulan. Namun, melihat peralatan kerja yang ada, Budi Waseso tidak yakin pabrik tersebut belum lama beroperasi.
"Semua bilang begitu kalau tertangkap, pasti bilang baru mulai," jelasnya, Senin (4/12).
-
Apa yang dijual oleh pengedar Pil Koplo? Dari tangan pelaku polisi menyita ribuan butir pil koplo yang hendak dijual ke semua kalangan.
-
Bagaimana cara pengedar Pil Koplo mendapatkan barang? 'Saya beli ini di Tangerang Selatan. Satu paket. Saya tahunya dari teman. Saya jualan ini baru dua bulan,' kata Gery, dikutip dari YouTube Liputan6 (22/2).
-
Di mana pengedar Pil Koplo membeli barang? 'Saya beli ini di Tangerang Selatan. Satu paket. Saya tahunya dari teman. Saya jualan ini baru dua bulan,' kata Gery, dikutip dari YouTube Liputan6 (22/2).
-
Mengapa pengedar Pil Koplo menjual ke semua kalangan? Tak memandang pelajar maupun orang dewasa, mereka menjual pil koplo kepada semua kalangan.
-
Apa yang mendorong peningkatan produksi? Peningkatan permintaan baru menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aktivitas produksi.
-
Apa yang diproduksi PTPN I? PTPN I berfokus pada pengelolaan sektor perkebunan dengan komoditas utama seperti kelapa sawit, karet, dan kakao, yang dikelola di lahan seluas 80.343 hektare. Berlokasi di Provinsi Aceh, perusahaan ini memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Lump sebagai produk akhir.
Budi Waseso mengatakan dalam sehari pabrik ini mampu memproduksi satu juta pil. Dengan demikian, dalam satu bulan bisa membuat 30 juta pil.
"Dijual dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 6.000 per pil. Ada paket hemat dan paket komplit yang sudah bentuk tablet," ungkapnya.
Dari buku catatan milik tersangka, pil tersebut rutin dijual ke Kalimantan. Bahkan mereka memiliki agen-agen yang mengedarkan pil PCC. Pengiriman menggunakan ekspedisi jalur darat dan laut.
"Satu dus isinya 20.000 butir pil. Ini ada satu orang yang terima 50 dus, berarti kan satu juta pil. Dari catatan nama penerima ada Haji, Ariel, Yadi, dan Yoko, nanti kita usut tuntas. Mereka terima 20 dos dan 40 dos," ungkap Budi Waseso.
Besarnya omzet tersebut berimbas pada upah yang diterima para pekerja. Gaji minimal yang diterima pekerja adalah Rp 4 juta hingga Rp 9 juta. Budi Waseso juga menyatakan akan melakukan penelusuran terhadap rekening dan catatan telepon para tersangka. Tidak menutup kemungkinan ada indikasi Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
"Lihat saja, mereka semua badannya gemuk-gemuk karena makmur terima uang dari penderitaan anak cucu. Konsumen obat ini kan kebanyakan anak SD dan SMP. Di Kendari ada 62 anak yang bertingkah seperti zombie. PCC ini efeknya seperti flaka dan tembakau gorilla," papar Budi Waseso.
Dia mengatakan, pembuatan pil ini tidak menggunakan ilmu farmasi. "Mereka meracik ini ngawur, hanya berdasar perkiraan dan pengalaman. Bukan pemain baru ini, alat ada ukuran dan timbangan. Ini kan butuh keahlian," paparnya.
Seperti diketahui, tim gabungan BNN, Mabes Polri, dan Polda Jateng menggerebek pabrik pembuatan pil PCC. Penggerebekan dilakukan Minggu (3/12) di Semarang dan Solo. Ada 14 tersangka yang ditangkap, selain pekerja, tim gabungan juga menahan pemilik pabrik dan pemodal.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaPil PCC itu sebelumnya diproduksi di rumah mewah Komplek Purna Bakti, Taktakan, Kota Serang.
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaNarkoba produksi pabrik rumahan ini ternyata masuk dalam jaringan narkoba internasional yang digerebek di rumah kawasan Tajur, Citeureup, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaSebanyak 24 karung, dengan total 1.200.000 butir pil PCC.
Baca SelengkapnyaPara tersangka sebagai peracik mayoritas berusia masih muda. Dalam kegiatan peracikannya, mereka dipandu WN Malaysia lewat video confrence.
Baca SelengkapnyaPabrik petrokimia ditargetkan mampu menghasilkan pendapatan sebanyak Rp30,8 triliun per tahun.
Baca SelengkapnyaPT Pupuk Kalimantan Timur akan melakukan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat yang akan ditargetkan beroperasi pada 2027 mendatang.
Baca SelengkapnyaPara tersangka yang terlibat di laboratorium itu diketahui memproduksi sekaligus mengedarkan pil ekstasi dalam kurun enam bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaRencana produksi tersebut urung terlaksana lantaran sudah terlebih dahulu berhasil diungkap oleh tim gabungan Bareskrim
Baca SelengkapnyaPelaku terancam hukuman penjara paling singkat empat tahun dan maksimal 12 tahun.
Baca SelengkapnyaPinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnya