Palsukan tanda tangan rektor Universitas Brawijaya, 2 karyawan dipolisikan
Merdeka.com - Dua orang masing-masing berstatus karyawan dan pensiunan dilaporkan oleh Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Prof Muhammad Bisri. Keduanya diduga memalsukan tanda tangan rektor guna mencari keuntungan.
Ketua Tim Advokasi Hukum Universitas Brawijaya (UB), Prija Djatmika melaporkan kedua pelaku ke Polres Malang Kota, Kamis (14/9). Pelaku diduga dengan sengaja memalsukan surat dan tanda tangan rektor.
"Kami melaporkan tindak pemalsuan tanda tangan dan surat oleh dua oknum karyawan. Rektor marah dan memilih menempuh jalur hukum," kata Prija pada wartawan, Kamis (14/9).
-
Bagaimana UT menjangkau mahasiswa baru? Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Universitas Terbuka, Ali Tarigan mengatakan pun bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk menyebarluaskan mengenai UT.
-
Kenapa mahasiswa baru harus waspada penipuan kos? Menjadi mahasiswa baru yang baru merantau tentu menghadapi banyak tantangan. Salah satunya mencari tempat tinggal yang nyaman dan aman. Di era digital seperti sekarang, mencari kos-kosan sering dilakukan melalui aplikasi atau media sosial. Namun, ada risiko penipuan yang perlu diwaspadai.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
Kejadian tersebut terungkap, bermula dari TF yang datang ke kampus dan merasa diterima sebagai mahasiswa baru di UB. Korban menunjukkan surat tersebut dan dilakukan penelusuran asal-usul surat.
TF sendiri mengaku diterima sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri melalui jalur mandiri. Saat TF melakukan daftar ulang dan dicek petugas, ternyata namanya tidak ditemukan di komputer.
"Kami cari pembuat surat palsu itu," pungkasnya.
Kejadiannya sendiri awal September 2017 saat bertemu dengan TF. Korban mengaku membayarkan uang sebesar Rp 150 juta kepada oknum tersebut. Uang tersebut diduga dinikmati oleh kedua pelaku tersebut.
"Kasus ini saya serahkan polisi, biarkan pihak kepolisian yang menanganinya, ucapnya.
Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dan segera menindaklanjuti. Pihaknya meminta untuk mempelajari kasusnya dan berjanji bekerja secara profesional sesuai prosedur.
"Kami akan profesional, kami telusuri kasusnya hingga tuntas," tegasnya. (mdk/rzk)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total ada dua laporan dugaan pelecehan seksual dilakukan Rektor Universitas Pancasila ditangani Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKorban dugaan pelecehan seksual dilakukan rektor Universitas Pancasila sebelumnya menyurati Kemendikbud.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.
Baca SelengkapnyaBegini duduk perkara kejadian versi korban. pelaku memanggil korban ke ruangannya
Baca SelengkapnyaRektor ETH sudah pernah diperiksa dalam kasus ini. Dia membantah melakukan pelecehan. Dia menyebut ada upaya kriminalisasi di tengah pemilihan rektor UP.
Baca SelengkapnyaRektor UNS menegaskan untuk tetap tegak lurus mematuhi hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaKorban inisial RZ membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Laporan teregister dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan oleh Pengacara korban, Amanda Manthovani
Baca SelengkapnyaRektor Univ. Pancasila diduga terjerat kasus pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila (UP) inisial ETH dicopot dari jabatannya menyusul dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya.
Baca SelengkapnyaPelaku diserahkan ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaSaat ini aksi demo tersebut sudah selesai. Mereka tidak sampai masuk ke dalam kampus karena diadang oleh petugas keamanan.
Baca Selengkapnya