Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pandangan 'mimin' Kaskus soal geliat startup tanah air

Pandangan 'mimin' Kaskus soal geliat startup tanah air CCO Kaskus Andrew Darwis. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Saat ini demam startup sedang melanda negeri ini. Setiap tahunnya, tumbuh para startup baru di industri digital. Dukungan pemerintah atas industri ini juga mulai terlihat keseriusannya.

Tumbuhnya startup di negeri ini, juga dilandasi dengan munculnya investor-investor yang mau merogoh koceknya baik perseorangan maupun kongsi melalui venture capital. Lazimnya, untuk mendapatkan pendanaan besar dari investor, para startup akan menghitung nilai perusahaan atau valuasinya.

Tren para startup berlomba-lomba mendapatkan kucuran dana, mendapatkan perhatian juga oleh pendiri sekaligus Chief Community Officer (CCO), Kaskus, Andrew Darwis. Menurut Andrew, sekarang ini para startup cenderung lebih mudah mendapatkan pendanaan dari para investor, berbeda saat era Kaskus dulu. Ia pun mengapresiasi kepercayaan para investor untuk membenamkan investasinya kepada startup.

Kata Andrew, memang tak bisa dipungkiri dengan menerima investasi bisa mempercepat

pertumbuhan perusahaan karena sokongan dana yang cukup besar. Traveloka dan Go-Jek misalnya, disebutkan jadi contoh startup sukses dalam memanfaatkan investasi yang diterimanya. Namun, kata dia, tren semacam ini juga menciptakan kekhawatiran tersendiri.

Tidak keliru rasanya jika diibaratkan seperti dua sisi mata pisau yang bisa berdampak positif dan negatif bagi para pelaku bisnisnya.

"Tapi kalau ini gak jalan, terus mati akhirnya imbasnya orang jadi takut ya. Kalau sekarang nih, Traveloka ya bisa dibilang udah unicorn nih, tapi kan sebenernya value itu gede tapi gak tahu bakalan profit apa gak. Ini yang sebenernya agak takut nih. Go-Jek juga iya. Valuasinya gede banget, tapi mereka kan masih subsidi. Tapi terlepas dari kekhawatiran saya itu, kalau startup memang harus seperti itu sih. Menjual mimpi," jelas Andrew kepada merdeka.com.

Untuk Kaskus sendiri, sejauh ini dikatakan dia belum membutuhkan investasi lagi setelah disuntik oleh Djarum pada 2011 silam. Selain itu juga, fokus Kaskus saat menerima pendanaan bukan hanya semata-mata uang saja, melainkan visi dan misi yang sama. Namun, ketika ditanya soal go public atau Initial Public Offering (IPO), itu beda urusan. Keinginannya tersebut saat ini masih berada dalam tahapan pertimbangan sebelum kemudian mengambil langkah Kaskus go-public.

"Kalau kita sih ke arah IPO itu, masih 50:50 ya. Karena mereka dari group (Djarum – red) sendiri bilang, mereka belum butuh duit. Tapi kita lihat situasilah, kalau kemungkinan bisa IPO, ya bagus juga ya. Soalnya kan belum ada perusahaan Indonesia yang dotcom itu masuk ke bursa saham. Harusnya memang ada yang benar dotcom perusahaan asal Indonesia yang bisa breakthrough itu," tandas Andrew.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia

Indonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Tepis Tudingan Investor Enggan Masuk Proyek IKN, Menteri Suharso: Wong Sudah Banyak Groundbreaking
Tepis Tudingan Investor Enggan Masuk Proyek IKN, Menteri Suharso: Wong Sudah Banyak Groundbreaking

Sebelum menarik investor luar negeri, banyak pengusaha dalam negeri yang tertarik untuk bergabung masuk dalam pembangunan proyek IKN.

Baca Selengkapnya
Otorita IKN Ibaratkan Nasib Ibu Kota Baru Seperti Mal Blok M Setelah Ada MRT
Otorita IKN Ibaratkan Nasib Ibu Kota Baru Seperti Mal Blok M Setelah Ada MRT

Soal pemilihan presiden, para investor menganggap hal tersebut merupakan sebuah fase normal bagi negara demokrasi.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Penyebab Start-up di Indonesia Banyak yang Berguguran
Terungkap, Penyebab Start-up di Indonesia Banyak yang Berguguran

Fase early stage merupakan fasse yang rawan bagi startup.

Baca Selengkapnya
Saat Para CEO Berbagi Tips Bangun Startup Anti Rugi
Saat Para CEO Berbagi Tips Bangun Startup Anti Rugi

Indonesia tercatat masuk dalam jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.Data Startup Ranking per 14 Juni 2023, terdapat 2.482 startup.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Harap Presiden dan Wapres Selanjutnya Bisa Ciptakan Iklim Usaha Lebih Baik
Pengusaha Harap Presiden dan Wapres Selanjutnya Bisa Ciptakan Iklim Usaha Lebih Baik

Para capres dan cawapres mulai mendaftarkan diri di KPU.

Baca Selengkapnya
Andika-Hendi Janjikan Insentif kepada Pelaku Usaha Penyerap Tenaga Kerja
Andika-Hendi Janjikan Insentif kepada Pelaku Usaha Penyerap Tenaga Kerja

Relaksasi ini kata Andika hanya akan diberikan kepada usaha yang bisa menyerap tenaga kerja banyak di Jateng.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Modal Ventura Kumpulkan Investasi Rp1,1 Triliun untuk Startup di Asia, Indonesia Kebagian Rp146 Miliar
Perusahaan Modal Ventura Kumpulkan Investasi Rp1,1 Triliun untuk Startup di Asia, Indonesia Kebagian Rp146 Miliar

Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia.

Baca Selengkapnya