Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Panen raya di lumbung cengkih Buleleng

Panen raya di lumbung cengkih Buleleng Panen cengkih di Buleleng. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Setelah mentari terbit dari ufuk timur, para buruh petik cengkih bergegas memanjat pohon tinggi menjulang dengan menggunakan tangga bambu yang diikat kuat pakai tali tampar.

Di atas rimbun pohon, tangan mereka dengan tangkas memetik tangkai bunga cengkih, lalu dimasukan dalam plastik yang memanjang dari atas pohon. Kemudian, mereka kumpulkan hasil petik tangkai bunga cengkih ke dalam karung.

Begitulah aktivitas para buruh petik cengkih di kebun seluas 75 are milik Ketut Nara (50) di Dusun Witajati, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

"Di Desa saat ini serentak panen raya cengkih," ujar Ketut Nara yang sudah sejak tahun 1994 menjadi petani cengkih, Sabtu (21/7) kemarin, saat ditemui merdeka.com di kebun miliknya.

Ketut Nara, menyampaikan dirinya mempunyai luas lahan kebun 1 hektare. 75 are ditanami 152 pohon cengkih dan sisanya ditanami buah durian, kakao (coklat) dan manggis. Dalam tahun ini, menurutnya adalah panen raya yang cukup baik. Setelah pada tahun lalu 2017, banyak yang gagal panen di wilayah Buleleng, Bali.

panen cengkih di buleleng

"Kalau tahun lalu, cengkih di kebun hanya menghasilkan 90 kilogram. Karena cuacanya kurang bagus karena sering hujan. Sehingga, proses bunga cengkihnya gagal. Tapi pada tahun ini, saya perkirakan mencapai 1.300 kilo gram bunga cengkih," ujarnya.

Harga cengkih kering tahun ini mencapai Rp 95 ribu per kg. Tahun kemarin harganya Rp 100 ribu. Dalam satu pohon cengkih bisa menghasilkan sekitar 50 atau 70 kg cengkih kering.

"Karena di tahun 2017 itu panennya agak menurun. Kalau sekarang panen raya karena iklimnya yang bagus. Dalam panen ini, saya perkirakan mendapatkan Rp 120 juta. Tetapi dari 15 persen hasil itu, saya kembalikan ke alam untuk biaya operasional merawat pohon cengkih. Sisanya buat sehari-hari dan biaya anak sekolah," ujar pria yang memiliki dua anak ini.

Untuk proses cengkih ini, pada pagi hari memetik tangkai bunga cengkih, dan malam memilah atau memisahkan bunga dari tangkainya. Selanjutnya dijemur selama empat hari hingga kering.

"Kalau cuaca terus baik, selama empat hari sudah kering. Untuk penjualnya di sini ada juragannya atau pengepulnya. Kalau buruh petiknya itu saya bayar perkilo gramnya Rp 5.000," ujarnya.

panen cengkih di buleleng

Sementara, Wayan Mare (64) yang merupakan petani cengkih sejak tahun 1978, menyampaikan bahwa tahun ini di desanya sedang panen raya cengkih. Wayan menceritakan, bahwa dirinya memiliki tiga hektare kebun cengkih dengan sebayak 750 pohon.

"Kalau saya tiga hektare, satu hektarenya 250 pohon, jadi semuanya 750 pohon. Kalau tahun kemarin ini, gagal panen karen curah hujan. Kalau tahun ini, kita harus mesyukuri karena panen raya," ujarnya.

Wayan memperkirakan dalam tahun ini, di kebun cengkih miliknya dalam satu hektare bisa menghasilkan 2 ton lebih.

"Kalau sekarang saya perkiraan bisa menghasilkan 7 ton cengkih. Dalam satu pohonnya itu tergantung ukurannya, jika tinggi bisa menghasilkan cengkih 200 kg, kalau kecil bisa mencapai 100 atau 70 kg. Untuk dijualnya ke pengepul di Kota Singaraja dan menjualnya bebas," bebernya.

Tak banyak yang tahu, bahwa Buleleng merupakan lumbung cengkih. Di Desa Selat, selain mempunyai hutan lindung yang luas, juga terlihat adanya perbukitan yang ditanami kopi, cengkih dan kakao (coklat) serta tumbuhan lainnya.

Made Artawan selaku perbekel Desa Selat atau Kepala Desa, menjelaskan bahwa Desa Selat dalam ketinggian permukaan laut mencapai 200 atau 900 meter. Sementara, untuk iklim cuacanya termasuk sedang tidak terlalu panas atau pun dingin. Sehingga, segala tanaman yang ditanam akan tumbuh subur.

"Makannya untuk pertanian di Desa Selat, semuanya serba cocok. Mulai dari cengkih, coklat, kopi, buah mangga dan lainnya," ucapnya.

Artawan juga menjelaskan, untuk jumlah penduduk di Desa Selat mencapai 8.335 jiwa yang terbagi dari tujuh Dusun. Namun, untuk penghasil cengkih di Desa Selat berada di Dusun Dwijati, Sekar Sari dan Dusun Gunung Sekar.

"Kalau penghasil cengkih yang cukup bagus ada di Dusun itu. Kalau masyarakat kami sebagian besar petani hampir 80 persen, khususnya petani cengkih," ujarnya.

Sementara Nyoman Genep, selaku Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Buleleng, Bali, saat ditemui di tempat yang sama, setelah meninjau panen raya menjelaskan, bahwa Kabupaten Buleleng adalah basis pertanian.

"Kalau kita cermati di Kabupaten Buleleng, sumbangsihnya dari sektor pertanian yang sangat besar. Terutama di perkebunan paling tinggi, untuk serapan tenaga kerjanya hampir 32 sampai 38 persen yang bekerja di perkebunan atau sektor cengkih," ujarnya.

Nyoman juga menyampaikan, di Buleleng hampir 50 persen kawasan perkebunan cengkih. Agar produksi cengkih terus baik dan berkembang, khususnya di Desa Selat. Dari pihaknya akan terus mensosialisasikan tentang cengkih agar terhindar dari serangan penyakit jamur putih. Sehingga produksi cengkih terus membaik dan berkembang.

"Hal itu adalah upaya-upaya penanganan kita. Kemudian, kita akan terus meningkatkan bagaimana peran petani atau kelompok petani bisa penanggulangan penyakit. Sehingga terus kita bina, dan harus kita sadari tanaman cengkih menjadi tulang punggung pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja," ungkapnya.

"Maka untuk ke depannya akan terus dikembangkan. Pemerintah terus berupaya dalam bantuan pembenihan rehabilitasi dan sertifikasi. Kemudian, bagaimana membina pemupukan dan sebagainya. Karena petani cengkih, harus terus berkelanjutan," tambah Nyoman.

Nyoman juga mengungkapkan, tahun 2016 dan 2017, produksi cengkih di Buleleng sempat anjlok karena pengaruh cuaca. Sehingga, bunga cengkih gagal panen. Namun pada tahun 2018 ini, adalah panen raya, dan di beberapa desa penghasil cengkih saat ini cukup kewalahan untuk mencari buruh petik tangkai bunga cengkih.

"Untuk produksi cengkih di Buleleng itu di tujuh Kecamatan dan kurang lebih luas lahan 7.800 hektare. Untuk produksi dari tahun 2015, itu menurun sampai 2017 kemarin. Kalau di tahun 2015 itu hampir 4 ribu lebih ton (cengkih). Kalau di tahun 2017 itu tercatat hampir 251 ton lebih. Hal itu, terjadi karena faktor musim hujan yang lebat dan berpangaruh terhadap pembungaan cengkih," tutupnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Geliat Petani Memetik Cengkih Saat Masa Panen di Aceh
FOTO: Geliat Petani Memetik Cengkih Saat Masa Panen di Aceh

Komoditas cengkih pernah berjaya dan menjadi komoditas unggulan di Aceh pada era 1980-an. Namun, harga cengkih di pasaran kini tergolong rendah.

Baca Selengkapnya
Disebut
Disebut "Pohon Duit", Tumbuhan Liar Ini Jadi Penopang Ekonomi Masyarakat NTT

Tumbuhan liar yang tumbuh subur di pesisir pantai, bantaran sungai, hingga perbukitan ini ternyata begitu bermanfaat bagi perekonomian masyarakat Rote Ndao.

Baca Selengkapnya
Kisah Pedagang Buah Krai Banyuwangi Panen Rezeki saat Ramadan, Cuan Capai Rp500 Ribu per Hari
Kisah Pedagang Buah Krai Banyuwangi Panen Rezeki saat Ramadan, Cuan Capai Rp500 Ribu per Hari

Buah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan

Baca Selengkapnya
Melihat Budidaya Melon di Desa Kedungpoh Gunungkidul, Untung Jutaan Rupiah Sekali Panen
Melihat Budidaya Melon di Desa Kedungpoh Gunungkidul, Untung Jutaan Rupiah Sekali Panen

Budidaya itu dikembangkan di dalam sebuah greenhouse bernama Lumbung Mataraman Kedungpoh.

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang Pohon Pinang Raup Omzet Rp6 Juta per Hari Jelang HUT ke-78 Indonesia
Cerita Pedagang Pohon Pinang Raup Omzet Rp6 Juta per Hari Jelang HUT ke-78 Indonesia

Pinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ramadan Membawa Berkah Bagi UMKM Kuliner Kolang-kaling, Produksi Naik Dua Kali Lipat
FOTO: Ramadan Membawa Berkah Bagi UMKM Kuliner Kolang-kaling, Produksi Naik Dua Kali Lipat

Dalam sehari, Kolkal Griya menghabiskan 60-100 kilogram kolang-kaling untuk diolah menjadi 9 varian rasa. Saat Ramadan, produksinya melonjak dua kali lipat.

Baca Selengkapnya
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Akhir Tahun, dari Rp30.000 Jadi Rp60.000 per Kilogram
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Akhir Tahun, dari Rp30.000 Jadi Rp60.000 per Kilogram

Kemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya
Panen Ratusan Biji Tiap Hari! Serunya Berwisata ke Kebun Durian Bawor  Pati, Jumlah Pohonnya Capai Seribu
Panen Ratusan Biji Tiap Hari! Serunya Berwisata ke Kebun Durian Bawor Pati, Jumlah Pohonnya Capai Seribu

Durian bawor sendiri terkenal karena rasanya yang khas, daging buahnya yang tebal, dan biji yang tipis.

Baca Selengkapnya
FOTO: Harga Cabai Rawit Merah Masih Tinggi Tembus Rp85 Ribu di Pasar Tradisional Jakarta
FOTO: Harga Cabai Rawit Merah Masih Tinggi Tembus Rp85 Ribu di Pasar Tradisional Jakarta

Harga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali
FOTO: Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali

Harga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.

Baca Selengkapnya
Ubah Kemarau Jadi Berkah, Ini Kisah Petani Jombang Tanam Melon Cuannya Capai Rp 35 Juta
Ubah Kemarau Jadi Berkah, Ini Kisah Petani Jombang Tanam Melon Cuannya Capai Rp 35 Juta

Kemarau panjang jadi bencana bagi petani karena tidak bisa menanam padi. Hal ini tidak terjadi dengan petani Jombang. Mereka justru cuan puluhan juta.

Baca Selengkapnya
Masuk Musim Panen, Harga Beras di Cipinang Turun Rp 1.000 Per Kilogram
Masuk Musim Panen, Harga Beras di Cipinang Turun Rp 1.000 Per Kilogram

Ketua Perpadi Jakarta ini mengatakan penurunan harga mencapai Rp700-1.000 per kilogram di Cipinang.

Baca Selengkapnya