Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Paranoid paham komunis tumbuh membatasi dunia pendidikan

Paranoid paham komunis tumbuh membatasi dunia pendidikan Palu Arit simbol Komunis. ©2016 merdeka.com

Merdeka.com - Pemberantasan paham-paham komunis di Tanah Air menuai pro dan kontra. Sekalipun Presiden Joko Widodo dengan tegas mengatakan pelaku yang terbukti menyebarkan paham komunisme akan ditindak secara hukum.

Sejumlah akademisi dan aktivis mulai mengkritisi sikap aparat maupun organisasi massa lantaran menghentikan secara paksa diskusi yang diduga mengajarkan paham komunis yang dihelat di area kampus. Aparat juga menyita buku-buku yang diduga bermuatan ajaran komunis.

"Penyitaan adalah pelanggaran atas kebebasan berekspresi dan berpendapat," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Alghiffari Aqsa, Jumat (14/5).

Menurut Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, kegiatan yang mengajarkan paham-paham komunis harus segera dihentikan dan ditangani secara hukum. Alasan ini didasari kekhawatiran akan adanya reaksi dari masyarakat yang main hakim sendiri.

"Ini kan sudah muncul beberapa fenomena. Baik penggunaan atribut, diskusi, perkumpulan, yang bertemakan komunisme. Ini kalau polisi enggak menyikapi dikhawatirkan masyarakat akan main hakim sendiri," kata Badrodin.

Penanganan ini akan berpacu pada Tap MPRS Nomor XXV/1966 tentang ketetapan pembubaran Partai Komunis Indonesia.

Belakangan, penyebaran paham komunis dinilai tidak hanya marak di ruang-ruang publik melainkan telah menjarah hingga ke dunia pendidikan. Petugas tidak segan-segan merazia buku-buku yang disinyalir berisi ajaran komunis itu. Dunia pendidikan yang seharusnya diberikan kesempatan untuk mengajarkan dan mengkaji banyak hal kepada anak bangsa kini tak diberikan hak.

Padahal tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, pelajar bisa belajar dan menelusuri pemahaman apa saja tanpa harus dibatasi siapa pun. Mempelajari pahaman 'lain' memberikan ilmu baru bagaimana membedakan pahaman yang salah dengan pahaman yang benar.

Sebelumnya, petugas menyita tujuh buku yang diduga mengajarkan paham komunis di sebuah toko swalayan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (11/5). Tujuh buku yang disita tersebut akan dijadikan bahan untuk penyelidikan.

Kapolres Grobogan Ajun Komisaris Besar Indra Darmawan mengaku masih mendalami buku yang diduga berisi ajaran komunis tersebut.

"Masih didalami isi dan maksud buku tersebut," kata dia. Sementara organisasi masyarakat dari Front Pembela Islam (FPI) di tempat berbeda membubarkan diskusi pemikiran Karl Marx, digagas Lembaga Pers Mahasiswa Daun Jati, di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Alasan pembubaran lantaran kegiatan itu dinilai berpotensi memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemimpin Umum dari LPM Daunjati ISBI Bandung, Mohamad Chandra Irfan, menampik bahwa diskusi pemikiran Karl Max bakal memecahkan NKRI.

"Dari mana PKI-nya? Kami hanya kelas pemikiran Karl Marx. Enggak ada gerakan politik di sini. Karena ini hanya pengetahuan saja," kata Irfan kepada merdeka.com, Rabu (11/5).

Irfan mengatakan, kegiatan Sekolah Marx dengan tema, 'Memahami Seni Lewat Pemikiran Karl Marx', merupakan kegiatan sudah berjalan sejak Februari, dan berakhir Mei 2016. Lingkupnya pun digelar di mimbar kampus.

Irfan melanjutkan, kegiatan 'Sekolah Marx' digelar atas persetujuan pihak kampus ISBI Bandung, di bawah Wakil Rektor I, Benny Yohannes.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Beredar Buku Penyimpangan Sejarah Pendirian NU, Gus Yahya: Ada Tokoh-Tokoh Baru
Beredar Buku Penyimpangan Sejarah Pendirian NU, Gus Yahya: Ada Tokoh-Tokoh Baru

Munculnya nama-nama baru dalam buku tersebut, dianggap PBNU sebagai hal menyimpang.

Baca Selengkapnya
Israel Sita Buku Sekolah karena Ada Gambar Bendera Palestina
Israel Sita Buku Sekolah karena Ada Gambar Bendera Palestina

Pasukan Israel menyita buku pelajaran Palestina dari para siswa yang berada di depan Gerbang Masjid Al-Aqsa.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
DPR Minta Pemerintah Batasi Ketat soal Putusan MK Bolehkan Kampanye di Lembaga Pendidikan
DPR Minta Pemerintah Batasi Ketat soal Putusan MK Bolehkan Kampanye di Lembaga Pendidikan

Dibolehkannya kampanye di lembaga pendidikan, dikhawatirkan bisa mengganggu kondusivitas kegiatan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah

Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.

Baca Selengkapnya
Alat-Alat Sekolah Murid SD Tahun 1990 ke Bawah ini Bikin Nostalgia, Dijamin Senyum-Senyum Sendiri Melihatnya
Alat-Alat Sekolah Murid SD Tahun 1990 ke Bawah ini Bikin Nostalgia, Dijamin Senyum-Senyum Sendiri Melihatnya

Momen sekolah para murid SD era 90-an berhasil memantik atensi. Sebuah potret nostalgia beredar di jagat media memperlihatkan alat-alat sekolah di tahun itu.

Baca Selengkapnya
Di Batas Negara Indonesia-Malaysia, Kepala BPIP Monitoring BTU Pendidikan Pancasila
Di Batas Negara Indonesia-Malaysia, Kepala BPIP Monitoring BTU Pendidikan Pancasila

Dari monitoring tersebut kemudian akan menjadi catatan dan evaluasi BPIP.

Baca Selengkapnya
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial

Seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda

Baca Selengkapnya
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak
Dua Teroris JAD jadi Guru di NTB, Densus 88 Ingatkan Orang Tua Hati-Hati Sekolahkan Anak

Sebanyak dua teroris jaringan Anshor Daulah, LHM dan DW yang bekerja sebagai tenaga pendidik di Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditangkap.

Baca Selengkapnya
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!

Indonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.

Baca Selengkapnya
Waspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda
Waspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda

Masyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.

Baca Selengkapnya
Menilik Mitigasi Penanganan Al-Zaytun
Menilik Mitigasi Penanganan Al-Zaytun

Al-Zaytun akan dibina oleh Kementerian Agama. Bagaimana nasib para santri? Lalu kemana para guru akan mengajar?

Baca Selengkapnya