Pasca-teror Sarinah, pengamanan Presiden & Wapres bakal diperketat

Merdeka.com - Setelah teror di Sarinah, pengamanan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan ditambah dan diperketat. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, langkah ini merupakan Protap Pasukan Pengamanan Presiden.

"Yang pertama memang sebenarnya pengamanan ini diberikan tambahan sedikit kepada presiden, wakil presiden kalau ada kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak biasa. Tetapi kalau hanya sekadar ratas dan sidang kabinet paripurna maka pengamanan seperti biasa," kata Pramono di Istana, Jakarta, Senin (18/1).

Lebih lanjut, tambah Pramono, penambahan pengamanan itu dilakukan bila ada acara dengan mengundang tamu di atas 100 orang.

"Tapi kalau mengundang tamu dari luar yang jumlahnya banyak di atas 100-200 orang memang ada pengamanan tambahan. Kenapa karena memang itu protapnya begitu," jelas Pramono.

Pramono membantah bila keamanan Presiden dan Wakil Presiden terganggu terkait teror Sarinah. Jika ada pengamanan lebih untuk Presiden dan Wakil Presiden, tegas Pramono, hal itu sudah sesuai prosedur atau Protap Paspampres.

"Jadi ini Protap dari Paspampres yang bertanggungjawab terhadap pengamanan presiden wakil presiden. Sebenarnya bukan berarti kita tidak aman, sama sekali bukan. Karena presiden sendiri yang menginstruksikan ke lapangan untuk segera semuanya berjalan normal. Hanya daerah-daerah strategis dan vital yang perlu diamankan kemudian TNI mem-BKO-kan mereka di situ, dan polri tentunya," terang Pramono.

Sekadar diketahui, akses masuk ke dalam Kompleks Istana Kepresidenan mulai hari ini diperketat. Paspampres dengan seragam dan senjata lengkap berjaga-jaga di setiap pintu masuk Istana. Mereka yang masuk terlebih dahulu dicek secara detail dan ditanya maksud tujuannya.