Pemerintah tegaskan tak sudi bayar uang tebusan ke Abu Sayyaf
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah tak pernah memberikan uang tebusan dalam pembebasan sandera yang dilakukan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Pemerintah selalu mengutamakan negoisasi tanpa uang tebusan terhadap pembebasan sandera.
"Nah karena itulah memang kita berusaha bernegosiasi tanpa memberikan katakanlah (uang). Saya ingin tekankan pemerintah tidak pernah melakukan negosiasi uang, pemerintah tidak pernah. Tetapi pengusaha-pengusaha itu mungkin saja. Tapi saya yakinkan 100 persen pemerintah tidak pernah bernegosiasi, berbicara tentang uang," kata Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (12/7).
Pria yang akrab disapa JK itu menduga pihak perusahaan yang memberikan uang tebusan terhadap negoisasi pembebasan. Oleh sebab itu, warga negara Indonesia menjadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf tersebut.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa yang menyerang kapal di Teluk Aden? Serangan Houthi menargetkan sebuah kapal komersial yang berlayar melalui Teluk Aden.
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
"Tapi demi keselamatan jiwa pegawainya, maka pengusaha-pengusaha itu ya bernegosiasi seperti itu, nah akibatnya begini. Pemerintah sekarang tidak mau lagi mendorong pembicaraan seperti itu. Tapi memang saya ingin ulangi dalam hal ini tidak ada tanpa risiko," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini pemerintah sedang melakukan pembahasan pencegahan penyanderaan. Namun dalam pembebasan sandera, pemerintah mengutamakan keselamatan nyawa warga negara Indonesia.
"Ya pokoknya pemerintah tidak memfasilitasi adanya pembicaraan seperti itu. Kita tidak memberikan dorongan, kalau dulu karena semua orang ingin diselamatkan, kita mendahulukan jiwa. Sekarang kita juga mendahulukan jiwa tapi bagaimana caranya agar tidak terulang, ini bukan pilihan yang mudah," tandasnya.
Seperti diketahui, tiga warga negara Indonesia kembali disandera kelompok bersenjata, namun kali ini di wilayah perairan Sabah, Malaysia, tepatnya di Lahad Datu. Reuters, Minggu (10/7) melaporkan, kelompok bersenjata ini masih belum diketahui asalnya.
Kapal yang berawak tujuh orang berada di perairan pantai timur Sabah di Pulau Kalimantan, sekitar 8 mil laut dari pantai. Polisi kelautan wilayah Sabah, menyebutkan insiden terjadi jelang tengah malam.
Belum genap sebulan, kelompok bersenjata asal Filipina menculik tujuh warga negara Indonesia di perairan Sulu, selatan Filipina. Hingga kini, diplomasi terus dilakukan sebagai upaya pembebasan sandera dari kelompok bersenjata diduga Abu Sayyaf.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penenggelaman melalui teknik pengeboman ini dipopulerkan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya menyampaikan dalam kasus ini pihaknya telah menetapkan sebanyak tiga anggota TNI sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaImam dianiaya hingga tewas karena tak bisa memberikan uang tebusan Rp50 juta.
Baca SelengkapnyaTim Patroli Laut Bea Cukai gagalkan penyelundupan balepressed
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaTotal pasir yang sudah dikeruk mencapai 24.000 meter kubik pasir laut.
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaBea Cukai dan Polisi gagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis ekstasi. Barang haram tersebut hendak diseludupkan melalui perairan Boya Patah, Bengkalis.
Baca Selengkapnyakelima tersangka memiliki peran tersendiri untuk menyelundupkan narkoba
Baca SelengkapnyaPelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca Selengkapnya"Yang melanggar kita punishment (hukum), itu saja. Kita sudah ada aturannya," kata Panglima TNI
Baca Selengkapnya