Pemkot Garut Tunggu Kajian Komda KIPI Soal Siswi Meninggal Sepekan Setelah Vaksinasi
Merdeka.com - Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman meminta agar anak 6-11 tahun dan juga para orang tuanya untuk tidak takut divaksinasi. Permintaan itu disampaikannya pasca kejadian meninggalnya seorang siswa sepekan setelah divaksinasi Covid-19.
Dia mengatakan, vaksinasi Covid-19 dipastikan aman, dan hal tersebut merupakan hasil kajian para ahli di bidangnya.
"Jadi anak-anak 6-11 tahun jangan takut divaksinasi, karena vaksin dipastikan aman," katanya, Rabu (26/1).
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Bagaimana siswi terdampak penyakit? Mereka melaporkan penyakit ini telah melumpuhkan kaki mereka, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu berjalan.
-
Bagaimana kematian korban diketahui? Kematian korban diketahui pertama kali oleh penghuni apartemen yang mencium aroma kurang sedap.
Terkait penyebab meninggalnya siswa tersebut, Helmi mengaku, pihaknya saat ini masih menunggu kajian dari komisi daerah (Komda) kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Jawa Barat. Nantinya, dari hasil kajian tersebut akan menunjukan penyebab utama penyebab meninggalnya siswa itu.
“Semoga ke depannya tidak ada lagi kejadian seperti itu, sudah cukup dua orang yang meninggal (pasca vaksinasi Covid-19). Dan dari pemerintahan Kabupaten Garut juga, pa Bupati sudah datang ke rumah duka untuk siswa,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana menyatakan bahwa pihaknya akan lebih mengetatkan proses skrining kepada anak 6-11 tahun yang akan divaksinasi. Untuk memaksimalkan hal tersebut, seluruh anak yang akan divaksinasi harus didampingi oleh orang tua atau kerabat.
“Jadi yang mengantar harus tahu betul riwayat anak, termasuk penyakitnya seperti apa. Jadi bisa orang tua atau kerabat, sehingga saat dilakukan skrining semuanya terbuka dan dokter bisa mengambil kesimpulan bisa atau tidaknya divaksinasi,” ungkapnya.
Hingga saat ini, dijelaskan Nurdin, jumlah anak 6-11 tahun yang mengalami KIPI sejak awal digelar sampai harus mendapatkan perawatan di rumah sakit berjumlah 13 orang. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya saat ini sudah kembali sehat dan beraktivitas seperti biasa.
Dengan adanya potensi KIPI pada vaksinasi anak 6-11 tahun, Nurdin juga mengaku bahwa pihaknya sudah menyiapkan ruangan khusus di RSUD dr Slamet Garut untuk perawatan.
“Jadi nanti anak yang mengalami KIPI ini dibawa ke RSUD, dipisahkan ruangannya dari pasien lain, tempatnya kita desain sedemikian rupa sesuai dengan tema anak. Tidak boleh lagi ada kedepannya yang dibawa ke rumah sakit lain, termasuk ke puskesmas agar perawatannya lebih maksimal,” tutup Nurdin.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena kondisi terus memburuk, kata Umi, Advent kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung.
Baca SelengkapnyaKemenkes sejauh ini belum mengetahui secara pasti soal penyebab meninggalnya siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaPenuturan itu disampaikan sembilan saksi saat diperiksa polisi.
Baca SelengkapnyaKeputusan RS Dr. Kariadi menghentikan aktivitas klinik Yan Wisnu Prajoko tertuang dalam surat Nomor KP.04.06/D.X/7465/2024.
Baca SelengkapnyaAktivitas belajar normal dialihkan ke kegiatan doa bersama dan trauma healing yang dilakukan para siswa, guru, dan stakeholder SDN 06 Petukangan Utara.
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaPolisi telah selesai melakukan olah TKP sehingga siswa sudah bisa belajar kembali di sekolah.
Baca SelengkapnyaKeluarga menemukan luka memar di dahi dan leher. Mereka menduga anaknya tewas akibat kejahatan.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Rudapaksa Staf Kelurahan di Tangsel Heran Laporan Tak Ada Kelanjutan, KPAI Desak Polisi Bekerja Serius
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa merinci penyebab dan kronologi peristiwa tersebut. Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya