Pemprov Jabar Mulai Salurkan Obat dan Suplemen untuk Warga yang Isoman

Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai mendistribusikan obat, vitamin dan suplemen kepada ribuan pasien yang sedang isolasi mandiri (isoman). Di sisi lain, mereka masih belum menetapkan atau membuat rumah sakit darurat di luar fasilitas kesehatan.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan penerima obat gratis itu berdasarkan laporan dari sistem yang bisa diakses bernama Pikobar. Alur distribusi dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman. Suplai obat dan vitamin terjamin oleh 10 perusahaan farmasi yang sudah bekerjasama.

Ada tiga paket obat yang diberikan secara gratis. Paket a berisi vitamin untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Paket B berisi vitamin dan suplemen untuk pasien bergejala ringan. Sedangkan yang bergejala sedang ditambahi obat.

"Hari ini kita proses pengiriman bantuan obat dan vitamin gratis kepada ribuan yang isolasi mandiri di seluruh Jabar. Kita menyadari keselamatan nyawa bagi pasien Covid-19 ini harus kita dahulukan. Aspirasi curhatan warga selama ini yaitu konsul dan obat yang susah dan sebagianya kita selesaikan dengan sistem yang kita punya di Pikobar," jelas dia, Kamis (7/8).

Sejauh ini ada 8 ribu warga yang sudah mengajukan obat-obatan. Sedangkan layanan konsultasi sudah dimanfaatkan oleh 11 ribu orang yang dijawab oleh 13 dokter dari Dinas Kesehatan Jabar.

"(obat dan vitamin) satu hari sampai, langsung ke pintu para pasien (yang sedang isoman). Prioritas penanganan inilah yang km dahulukan seiring dengan PPKM darurat yang juga terus kita sempurnakan," terang Ridwan Kamil.

"Kami tidak ingin mendengar lagi warga jabar yang isoman yang kesusahan apalagi meninggal dunia. Saya imbau aparat setempat harus mendeteksi mereka yang sedang isoman. Termasuk membantu warga yang tidak punya ponsel atau kuota untuk mendapat layanan obat gratis atau konsultasi gratis," ia menambahkan.

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut untuk sementara keterisian rumah sakit sudah mengalami penurunan. Namun, hal itu bukan karena kasus turun, melainkan semua RS sudah meningkatkan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebesar menjadi 60 persen dari total tempat tidur yang ada di rumah sakit.

"Nah rumah sakit darurat belum kita masuk ke level itu karena masih melihat presentase dari proses dinaikan secara internal di rumah sakit masing-masing. Kalau minggu depan 60 persen ini sudah terpenuhi dan BOR-nya masih tinggi, masuklah ke fase pendirian rumah sakit darurat di tempat non rumah sakit. Itu sedang diskenariokan," pungkasnya.