Penarik becak dan sopir tenggelam, Kali Wonokromo cari tumbal?
Merdeka.com - Kali Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, kembali meminta tumbal nyawa, Selasa (26/8). Setelah sebelumnya sopir angkot Lyn Joyoboyo-Sidoarjo dikabarkan tenggelam pada Rabu (20/8) lalu, kini giliran seorang penarik becak hanyut terseret arus sungai yang berada di sisi kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
Mashudi (60), asal Jember dan tinggal di Jalan Wonokitri, Surabaya, diketahui tenggelam di Kali Wonokromo sekitar pukul 17.30 WIB. Hal ini diceritakan Nur, warga Joyoboyo, yang mengetahui awal kejadian.
Sebelum peristiwa nahas itu penimpa Mashudi, Nur mengaku sempat melihat Mashudi yang memarkir becaknya dan hendak mandi di Kali Wonokromo. Saat itu, Nur hendak mengambil air wudhu untuk Salat Magrib di rumahnya yang berada di dekat lokasi kejadian.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang menemukan makam? Tim arkeolog Mesir dan Jepang menemukan sebuah makam yang diyakini berusia 4.500 tahun dan sejumlah artefak di kawasan pemakaman Saqqara, Mesir.
-
Dimana Kiai Tunggul Wulung meninggal? Karyono melanjutkan, setelah peristiwa itu, Kiai Pandanaran meninggal dunia dan dimakamkan di daerah Bayat, Klaten, begitu pula dengan Kiai Tunggul Wulung yang meninggal dan dimakamkan di daerah Gunung Sumilir yang berada di selatan Bayat.
-
Siapa yang ditemukan di makam kuno itu? Arkeolog Sinthya Cueva menuturkan, sisa-sisa sebelas individu, diperkirakan berusia sekitar 800 tahun, ditemukan terkubur dengan kalung, anting, dan gelang.
-
Mayat yang ditemukan itu siapa? 'Terhadap jenazah sudah teridentifikasi dan pengecekan formil oleh penyidik dan diketahui korban inisial N jenis kelamin perempuan dan tinggal di Kecamatan Cikupa,' kata Kasat Reskrim Polres Kota Tangerang Kompol Arief Nazarudin dikonfirmasi, Selasa (12/11).
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Pemakaman ini diyakini menjadi kuburan bagi kaum bangsawan kaya raya dan tokoh penting berkuasa di zaman Romawi.
Namun, usai salat, Nur sudah tidak melihat Mashudi, dan hanya mendapati becak dan pakaian korban di pinggir sungai yang berada di seberang kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
"Karena curiga, saya terus kasih tahu warga sekitar. Karena saya tak melihat korban ada di pinggir sungai. Kemudian warga lapor ke Polsek Wonokromo," kata Nur di lokasi kejadian.
Sekitar pukul 19.00 WIB, tim SAR, PMK, Linmas dan pihak kepolisian yang menerima laporan tersebut datang ke lokasi dan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Namun korban belum juga ditemukan.
Nur kembali bercerita, sebelumnya, tepatnya tujuh hari lalu, terhitung sejak Rabu (20/8), sekitar pukul 17.00 WIB, seorang sopir Lyn di Terminal Joyoboyo, Hadi Mulyono (65), warga Jalan Sidosermo Gg Makam, Surabaya juga ditemukan tenggelam di tempat yang sama.
"Sudah tujuh hari ini, sejak kejadian itu. Sekarang ganti tukang becak yang tenggelam," kata Nur.
Sementara itu, keluarga Mashudi bernama Qomari yang juga datang ke lokasi setelah menerima kabar peristiwa itu membenarkan kalau becak dan pakaian yang berada di pinggir Kali Wonokromo itu adalah milik Mashudi, saudaranya.
"Saya dapat kabar dari warga jika saudara saya tenggelam. Becak dan pakaian ini memang milik saudara saya. Dia (korban) tinggal sendirian di Surabaya sama saya. Keluarga yang lain ada di Jember. Tiap sore dia memang biasa mandi di sini. Mudah-mudahan saudara saya cepat ketemu," harap Qomari.
Setelah melakukan pencarian selama empat jam di dasar sungai, akhirnya tim SAR berhasil menemukan jasad Mashudi. Tim SAR dibantu 'orang pintar' penguasa Kali Wonokromo, Suwari alias Mbah Malang (53), warga DKA Tegal, Joyoboyo Timur.
Dia sempat dilarang petugas ikut membantu pencarian. Namun, setelah warga meneriaki nama Mbah Malang, akhirnya petugas memperbolehkan kakek tua asli Kabupaten Malang itu ikut melakukan pencarian.
"Mbah Malang, Mbah Malang. Ada Mbah Malang pasti bisa ketemu," teriak warga serempak.
Ternyata benar, sekitar pukul 21.45 WIB, jasad Mashudi ditemukan. Untuk mencari jasad Mashudi, Mbah Malang hanya butuh waktu 30 menit. Tanpa peralatan menyelam, dia menyelam ke dasar sungai, dan menyeret jasad pria berusia 60 tahun itu ke tepi sungai, untuk selanjutnya dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo Surabaya. Sebelum ditemukan, Mbah Malang terlebih dulu menemukan baju tak bertuan yang ditengarai milik Mashudi.
Tubuh Mashudi sendiri, ditemukan dalam kondisi telanjang bulat. Hidung dan telinganya mengeluarkan darah segar, saat dibawa ke tepi sungai. "Saya tidak perlu menunggu yang lain, pokoknya ketemu terus saya ambil," kata Mbah Malang singkat.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga kini, makamnya selalu bersih dan rapi karena banyak diziarahi warga lokal
Baca SelengkapnyaMbah Kalap pernah identik dengan Sungai Jagir di Surabaya. Ia penyelam handal untuk menyelamatkan banyak nyawa di tahun 1970-1980 silam
Baca SelengkapnyaKorban pertama ditemukan oleh warga yang akan memancing belut.
Baca SelengkapnyaSelebgram Teyeng Wakatobi diduga menjadi provokator dalam kasus pengeroyokan bos rental mobil di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyelidikan guna menangkap para pelaku tawuran yang melarikan diri usai kejadian.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaWarga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaTim sedang dalam perjalanan menuju Jakarta setelah berhasil menangkap pelaku di Palembang
Baca SelengkapnyaSopir diduga mengantuk dan menabrak truk hino wing box
Baca SelengkapnyaMakam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.
Baca SelengkapnyaMayat tanpa identitas itu memiliki ciri-ciri mengenakan kaos tangan pendek dan celana panjang warna hitam
Baca Selengkapnya