Pencarian 3 Turis China Hilang di Perairan Sangiang Serang Ditargetkan 7 Hari
Merdeka.com - Pencarian tiga warga China hilang saat menyelam di Perairan Sangiang, Kabupaten Serang, Banten, terus dilakukan. Pencarian sudah memasuki hari keenam, namun tim SAR belum berhasil menemukan ketiga turis asing tersebut.
"Untuk sementara kabar terbarunya operasi SAR sudah dilakukan hanya hasil masih nihil. Baik dari udara, permukaan air dan dalam air," kata Kepala Basarnas Banten Zaenal Arifin, Jumat (8/11).
Zaenal menjelaskan, jika proses pencarian hingga hari ketujuh belum membuahkan hasil proses pencarian akan dihentikan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Mengapa eksekusi dihentikan? Ia mengatakan, pada pertengahan abad ke-19 hukuman itu sudah dihapus, diganti dengan hukuman gantung biasa.
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Mengapa proyek lubang terdalam dihentikan? Uni Soviet berhasil menggali hingga titik terdalam yang mereka bisa sebelum akhirnya berhenti karena peralatan mereka meleleh.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
"Kalau sudah 7 hari kita akan melakukan evaluasi menyeluruh dan memutuskan nanti apa dihentikan atau ada pertimbangan lain untuk dilanjutkan. Kalau misalnya sudah dinyatakan sudah maksimal kita hentikan," ujar dia.
Berdasarkan hasil evaluasi setiap harinya, kendala yang dihadapi tim saat melakukan pencarian yakni cuaca ektrim. Apalagi, arus bawah laut di sekitar lokasi hilangnya sangat kencang sehingga menyulitkan.
"Kalau problem ruas area kita ini relatif sangat luas, kemudian bahwa penyelam (korban) ini termasuk dia menggunakan alat selam yang dalam posisinya komplit. Artinya posisinya ada pemberat kalau ada pemberat kecenderungan ada di dalam terus kemudian di dalem bisa terbawa arus," ujarnya.
Ia menambahkan, Pihak keluarga bahkan turut andil melakukan pencarian dengan menyewa helikopter dan memantau di posko yang berada di Pelabuhan Merak.
"Keluarga masih berharap (Diketemukan), Tapi rencana yang kita buat mereka tetap melakukan pencarian," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaRekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca SelengkapnyaTim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaKorban terekam sedang berjalan di bibir pantai menggunakan pakaian snorkeling sebelum akhirnya hilang.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, hingga siang ini pencarian masih terus dilakukan namun hasil masih nihil. Unsur terlibat.
Baca SelengkapnyaPencarian korban hilang banjir lahar dingin diperluas sampai ke Taluk Kuantan di Riau
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca Selengkapnya