Pendulangan Emas Ilegal di Jayapura Dituding Picu Banjir
Merdeka.com - Ondoafi atau pemimpin adat Heram, Harli Ohey menuding pendulangan emas ilegal di Kompleks Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, menyebabkan banjir di kawasan Jembatan Dua, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu (6/1).
"Dua masalah akibat banjir di Jembatan Dua hingga air naik sampai setengah meter, salah satunya karena faktor pendulangan emas di Buper, Kota Jayapura," kata Harli, Rabu 12/01).
Polresta Jayapura Kota sempat melarang pendulangan emas ilegal itu. Namun tidak lama kemudian aksi itu berlangsung kembali.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Dimana banjir lahar terjadi? RSAM Bukittinggi merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang relatif dekat dari lokasi bencana di tiga daerah tersebut.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
Aksi pendulangan memunculkan sedimentasi sungai dan dampaknya kompleks di jembatan dua diterjang banjir, selain karena hujan deras. "Kalau tidak salah hampir setahun dibubarkan oleh kepolisian, tapi setelah itu dua bulan kemudian pendulangan berlanjut hingga kini dan ada dugaan terjadi pembiaran oleh aparat. Sebab dari pendulangan terjadi pendangkalan kali dan muara oleh karena lumpur," ujar Ondoafi Heram itu.
Pembangunan Waduk
Selain itu, ungkap Harli, ada pembuatan waduk tanpa perencanaan yang bagus, dengan memperkirakan musim hujan, mengakibatkan penyempitan kali. "Sehingga saat hujan deras, debit air yang tinggi hingga kali tidak dapat menampung air dan terjadilah banjir yang berdampak ke rumah warga di jembatan dua dan sekitarnya," sebutnya.
Sejumlah rumah di Jembatan Dua, lanjut Harli, mengalami kerusakan akibat hujan deras yang membawa material batu, tanah, dan lumpur. Namun hal ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Aparat kepolisian kami minta hentikan pendulangan ilegal di Buper Waena dan pembangunan waduk harus sesuai master plan yang baik. Kami juga minta Pemerintah Provinsi Papua yakni Dinas PUPR bertanggung jawab atas musibah banjir akibat pembuatan waduk di Jembatan Dua. Jika tidak, kami akan laporkan ke pemerintah pusat," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca Selengkapnyaaktivitas pertambangan emas ilegal yang marak di sekitarnya membuat air menjadi keruh pekat dan menyebabkan gatal-gatal.
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution Lebarkan Parit Emas Jalan Sampali, Medan.
Baca SelengkapnyaKejati Sulsel menemukan dugaan mafia tanah dalam pembangunan Bendungan Passeloreng di Kabupaten Wajo yang merugikan negara hingga Rp75,6 miliar.
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaBanjir yang melanda Halmahera Tengah pada 20-24 Juli lalu telah menyebabkan sejumlah desa terendam, menimbulkan kerusakan signifikan.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.
Baca SelengkapnyaTingginya air berdampak pula pada ruas jalan sehingga akses lalulintas terganggu.
Baca SelengkapnyaLembah Anai dulunya pernah mengalami bencana alam banjir yang cukup parah di era Kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaArus sungai yang deras akibat hujan membuat beberapa jembatan runtuh sehingga akses jalan bagi warga terputus
Baca SelengkapnyaBanjir parah melanda Halmahera Tengah setelah hujan deras menyebabkan Sungai Kobe meluap, ppada Senin (12/7).
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca Selengkapnya