Penerbit bantah buku anak Islam suka membaca berisi paham radikal
Merdeka.com - Penerbit Pustaka Amanah membantah buku Anak Islam Suka Membaca berisi paham radikalisme. Akibat pemberitaan tersebut, pihaknya menyebutkan ada dua toko yang membatalkan pemesanan.
"Setahu saya tidak ada mas. Isinya biasa saja semua. Ada 2 toko yang membatalkan pesanan, katanya takut," kata pengelola Pustaka Amanah, Sarwono (57) kepada merdeka.com di rumah produksi, Jalan Cakra Nomor 30 Kauman, Solo, Kamis (21/1).
Sarwono mengungkapkan, buku Anak Islam Suka Membaca karya Nurani Musta'in, hingga saat ini masih terbit dalam 5 jilid. Buku panduan belajar bagi siswa taman kanak-kanak (TK) tersebut masih diproduksi.
-
Apa yang terjadi pada Toko Buku Gunung Agung? Toko Buku Gunung Agung kini gulung tikar. Tinggal menghitung hari seluruh tokonya ditutup total.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Siapa yang diusir pemilik toko? Pemilik toko makanan di Vietnam ini terlihat begitu marah. Ia bahkan mengusir satu keluarga dari tokonya. Pemilik toko ini tidak gentar mengusir paksa keluarga Israel tersebut.
-
Siapa yang cabut laporan? Meskipun Rinoa Aurora Senduk mencabut laporan dugaan penganiayaan yang menimpa dirinya.
-
Dimana boikot terjadi? Boikot juga dipakai dalam berbagai bidang tidak hanya sektor bisnis saja melainkan juga bentuk protes terhadap suatu aturan ataupun kebijakan suatu negara dengan negara lainnya.
-
Kenapa orang-orang di Sumatera Utara melakukan boikot? Seruan untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi atau mendukung Israel akhir-akhir ini ramai di media sosial. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap Israel yang terus melancarkan serangan terhadap warga Palestina.
Sarwono mengaku dalam sebulan ada sekitar 4 ribu buku yang diterbitkan dari jilid 1 hingga 5. Dia mengaku menerbitkan buku tersebut sejak tahun 1999 atas pesanan penulis Nurani Musta'in.
"Bu Nurani itu kan guru TK, dulu materi pelajaran TK masih pakai tulisan tangan. Terus saya sarankan, dari pada ditulis tangan mendingan dicetak. Terus dia minta diterbitkan 1.000 untuk dipasarkan di sekitar Kota Solo dan Jogja," ujar Sarwono.
Buku anak TK ©2016 Merdeka.comSetelah cetak pertama 5 tahun kemudian atau tahun 2004, buku tersebut dicetak lagi. Dia mengaku menerbitkan sebanyak dua ribu buku. Selain Kota Solo, buku tersebut mulai dipasarkan ke Surabaya dan Jakarta.
"Materinya sama dengan yang pertama terbit, cuma ada revisi, salah huruf dan kesalahan kecil lainnya," katanya.
Untuk saat ini, lanjut dia, terbit 4 ribu per bulan. Sedanglan pemasarannya sudah sampai Nusa Tenggara Barat, Makassar, Lampung, Pekanbaru, Aceh dan Timika,
"Sekali cetak 5 jilid, tiap jilid materinya hampir sama dengan sebelumnya," ucapnya.
Sebelumnya buku karya Nurani Musta'in tersebut ditarik oleh Dinas Pendidikan Kota Depok, Jawa Barat.
Buku itu pertama kali ditemukan pada November tahun 2015. Kemudian dinas pendidikan segera melakukan penarikan. Buku berjudul 'Anak Islam Suka Membaca' terbitan Pustaka Amanah kini sudah tidak digunakan lagi di TK Semai Benih Bangsa Baiturahman, Cilodong.
"Buku tersebut sangat tidak pantas diberikan kepada anak TK," kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdik Kota Depok, Dadang Supriatna di Depok, Kamis (21/1).
Dia menjelaskan, buku itu dicetak dalam lima jilid. Buku itu tidak digunakan di TK lainnya. Dari lima jilid, yang diduga terdapat banyak ajaran radikalisme di jilid ketiga.
"Kami sudah melakukan pengawasan terhadap buku-buku serupa," ucapnya.
Pihaknya telah membaca isi buku tersebut. Dan menurut pandangannya, isi buku tidak tepat untuk anak seusia TK karena ada pelajaran diduga mengenai radikalisme.
"Tidak pantas. Tapi, kami belum berani mengatakan bahwa buku itu mengajarkan paham radikal," katanya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaAprindo pun mempertanyakan apakah ada kajian dan observasi resmi terkait fatwa tersebut.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran kitab suci umat Islam ini menuai kecaman dari seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPasukan Israel menyita buku pelajaran Palestina dari para siswa yang berada di depan Gerbang Masjid Al-Aqsa.
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaSatu buku dijual dengan harga Rp30 ribu per eksemplar dan harus dimiliki tip siswa TK,
Baca SelengkapnyaPemerintah Swedia kini tengah mempertimbangkan akan melarang pembakaran kitab suci Alquran atau kitab suci lain.
Baca SelengkapnyaSwedia memberikan izin kepada Salwan Momika untuk menistakan Alquran dengan alasan aksi tersebut dilindungi oleh undang-undang kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaSebuah akun Tik Tok bernama ud.syafaat membagikan momen dirinya membuang semua produk pro Israel.
Baca SelengkapnyaKejadian ini viral setelah salah satu akun media sosial mengunggah di instagram.
Baca Selengkapnya