Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengakuan mereka saat gabung ke padepokan Dimas Kanjeng di Bali

Pengakuan mereka saat gabung ke padepokan Dimas Kanjeng di Bali Padepokan Dimas Kanjeng di Bali. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah pengikut Kanjeng Sunan di wilayah Pupuan Tabanan, Bali membantah kalau di padepokan ada aktivitas men-doktrin atau di 'cuci otaknya'. Salah satu pengikut Padepokan Kanjeng Dimas di Tabanan, I Putu S (37), mengaku pernah bergabung dalam padepokan yang didirikan oleh kanjeng sunan dan merupakan bagian dari padepokan yang ada di Probolinggo.

Putu mengaku bergabung ke padepokan itu karena ajakan seorang rekan. "Saya awalnya hanya iseng-iseng saja main ke sana (Pupuan, Tabanan) diajak oleh teman, kalau sekarang sudah tidak pernah ke sana lagi selama enam bulan terakhir ini," akunya saat ditemui wartawan, Selasa (4/10).

Menurutnya, selama ini tidak ada hal mencurigakan dalam Padepokan tersebut. Dia menilai perjalanan Padepokan selama ini bagus, setiap kali berkumpul para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng yang dibahas soal kesejahteraan umat, merencanakan program-program serta bersembahyang sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Bahkan kata dia, pengurus Padepokan juga memiliki struktur kepengurusan yang jelas. "Setahu saya mereka yang datang ke Padepokan ada dari daerah Klungkung dan Gianyar," lanjutnya.

Ditambahkannya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi pernah hadir langsung saat Padepokan itu diresmikan. Taat Pribadi biasanya disebut dengan sebutan Yang Mulia Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Dalam pertemuan itu, Dimas Kanjeng berpesan kepada seluruh pengikut agar bisa introspeksi diri. Dimas Kanjeng juga meminta agar ketika ada penggunaan dana, harus jelas peruntukannya dan harus ada laporannya.

Dia mengaku tidak tahu sama sekali perihal adanya kegiatan penyetoran uang seperti yang saat ini santer diberitakan di media masa. "Kalau soal ada penyetoran uang itu saya tidak tahu, malah saya tahunya dari TV," ujarnya.

Lanjut dia, terkait banyaknya para pengikut yang kabarnya jadi korban cuci otak, ia membantahnya.

"Sepengetahuan saya tidak pernah ada itu soal kita dicuci otaknya untuk selalu ikuti apa kata kanjeng. Tidak tau di tempat lain, di Pupuan Tabanan tidak ada itu sperti yang diberitakan di tv tv," pungkasnya.

Pengakuan yang sama juga diungkapkan Achmad. Menurutnya, tidak ada doktrin yang diberikan saat bergabung dalam padepokan itu.

"Murni hanya diajarkan saling menghormati kepercayaan. Tidak ada yang aneh

-aneh. Tapi memang ada soal diminta penggalangan dana, tetapi iti hanya bila diperlukan," ungkapnya.

Tidak hanya itu, pria yang menetap di Kediri Tabanan ini menyebut jumlah orang yang tergabung di Padepokan Pupuan ditafsir lebih dari 200 orang.

"Bicara yang tergabung ada lebih dari dua ratus. Kalau aktif belasan," urainya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kunjungi Kampung Pancasila, KSAD Puji Toleransi Masyarakat Banyuwangi
Kunjungi Kampung Pancasila, KSAD Puji Toleransi Masyarakat Banyuwangi

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Aksi Kompak, Banser-Pecalang Bersihkan Lokasi Apel Kesetiaan PBNU di Bali
Aksi Kompak, Banser-Pecalang Bersihkan Lokasi Apel Kesetiaan PBNU di Bali

Masyarakat adat dan pecalang juga sigap memberikan bantuan pengamanan selama proses pelaksanaan apel tersebut.

Baca Selengkapnya
Potret Desa Pancasila di Karanganyar, Seperti Apa Warganya?
Potret Desa Pancasila di Karanganyar, Seperti Apa Warganya?

Desa ini dinobatkan sebagai desa Pancasila karena tingkat implementasi Pancasila sangat baik

Baca Selengkapnya
Sekelompok Mahasiswa Muslim ‘Ngabuburit’ di Kapel Biara Ursulin Bandung, Aksinya Viral
Sekelompok Mahasiswa Muslim ‘Ngabuburit’ di Kapel Biara Ursulin Bandung, Aksinya Viral

Aksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.

Baca Selengkapnya
PBNU Pastikan Tidak Ada Intimidasi Jelang Muktamar PKB
PBNU Pastikan Tidak Ada Intimidasi Jelang Muktamar PKB

Gus Yahya hanya mengetahui bahwa saat ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin sedang berada di Vatikan.

Baca Selengkapnya
Apel Kesetiaan Banser dan Pagar Nusa Ditolak Tokoh Puri di Bali, Ini Respons GP Ansor
Apel Kesetiaan Banser dan Pagar Nusa Ditolak Tokoh Puri di Bali, Ini Respons GP Ansor

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin mengatakan apel kesetiaan itu tidak ada kaitannya dengan Muktamar PKB meski waktunya bersamaan.

Baca Selengkapnya
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun

Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh

Saking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama
Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama

Kenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.

Baca Selengkapnya