Pengakuan mereka saat gabung ke padepokan Dimas Kanjeng di Bali
Merdeka.com - Sejumlah pengikut Kanjeng Sunan di wilayah Pupuan Tabanan, Bali membantah kalau di padepokan ada aktivitas men-doktrin atau di 'cuci otaknya'. Salah satu pengikut Padepokan Kanjeng Dimas di Tabanan, I Putu S (37), mengaku pernah bergabung dalam padepokan yang didirikan oleh kanjeng sunan dan merupakan bagian dari padepokan yang ada di Probolinggo.
Putu mengaku bergabung ke padepokan itu karena ajakan seorang rekan. "Saya awalnya hanya iseng-iseng saja main ke sana (Pupuan, Tabanan) diajak oleh teman, kalau sekarang sudah tidak pernah ke sana lagi selama enam bulan terakhir ini," akunya saat ditemui wartawan, Selasa (4/10).
Menurutnya, selama ini tidak ada hal mencurigakan dalam Padepokan tersebut. Dia menilai perjalanan Padepokan selama ini bagus, setiap kali berkumpul para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng yang dibahas soal kesejahteraan umat, merencanakan program-program serta bersembahyang sesuai dengan keyakinan masing-masing.
-
Kenapa caleg di Cirebon datang ke Padepokan Anti Galau? Mereka akan diterapi melalui bimbingan keagamaan agar merasakan ketenangan batin, dan terhindar dari masalah kejiwaan yang lebih kompleks.
-
Kenapa Cak Diqin mendirikan Pesantren? Inisiatif mendirikan ponpes muncul karena pengajian rutin di rumah makan milik Cak Diqin banyak peminatnya.
-
Bagaimana kerukunan umat beragama di Sekar Gadung? Mereka semua hidup damai tanpa konflik.
-
Apa janji Pramono Anung terkait guru ngaji di Jakarta? Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung mengatakan akan memberikan gaji sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) kepada guru ngaji di Jakarta.
-
Apa yang dilakukan pengasuh Ponpes kepada santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya.
-
Siapa yang membuka padepokan Anti Galau? Padepokan Anti Galau milik ustaz kondang asal Cirebon, Jawa Barat, Ujang Bustomi belakangan ramai didatangi caleg dan tim sukses yang gagal di masa pemilu 2024.
Bahkan kata dia, pengurus Padepokan juga memiliki struktur kepengurusan yang jelas. "Setahu saya mereka yang datang ke Padepokan ada dari daerah Klungkung dan Gianyar," lanjutnya.
Ditambahkannya, Dimas Kanjeng Taat Pribadi pernah hadir langsung saat Padepokan itu diresmikan. Taat Pribadi biasanya disebut dengan sebutan Yang Mulia Kanjeng Dimas Taat Pribadi.
Dalam pertemuan itu, Dimas Kanjeng berpesan kepada seluruh pengikut agar bisa introspeksi diri. Dimas Kanjeng juga meminta agar ketika ada penggunaan dana, harus jelas peruntukannya dan harus ada laporannya.
Dia mengaku tidak tahu sama sekali perihal adanya kegiatan penyetoran uang seperti yang saat ini santer diberitakan di media masa. "Kalau soal ada penyetoran uang itu saya tidak tahu, malah saya tahunya dari TV," ujarnya.
Lanjut dia, terkait banyaknya para pengikut yang kabarnya jadi korban cuci otak, ia membantahnya.
"Sepengetahuan saya tidak pernah ada itu soal kita dicuci otaknya untuk selalu ikuti apa kata kanjeng. Tidak tau di tempat lain, di Pupuan Tabanan tidak ada itu sperti yang diberitakan di tv tv," pungkasnya.
Pengakuan yang sama juga diungkapkan Achmad. Menurutnya, tidak ada doktrin yang diberikan saat bergabung dalam padepokan itu.
"Murni hanya diajarkan saling menghormati kepercayaan. Tidak ada yang aneh
-aneh. Tapi memang ada soal diminta penggalangan dana, tetapi iti hanya bila diperlukan," ungkapnya.
Tidak hanya itu, pria yang menetap di Kediri Tabanan ini menyebut jumlah orang yang tergabung di Padepokan Pupuan ditafsir lebih dari 200 orang.
"Bicara yang tergabung ada lebih dari dua ratus. Kalau aktif belasan," urainya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaMasyarakat adat dan pecalang juga sigap memberikan bantuan pengamanan selama proses pelaksanaan apel tersebut.
Baca SelengkapnyaDesa ini dinobatkan sebagai desa Pancasila karena tingkat implementasi Pancasila sangat baik
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca SelengkapnyaGus Yahya hanya mengetahui bahwa saat ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Addin Jauharudin sedang berada di Vatikan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin mengatakan apel kesetiaan itu tidak ada kaitannya dengan Muktamar PKB meski waktunya bersamaan.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaKenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Baca Selengkapnya