Pengalaman pahit 2 ABG Sukabumi 17 jam di indekos muncikari
Merdeka.com - LA (19) dan AS (16) masih dihantui pengalaman pahit yang mungkin tak pernah terlupakan seumur hidup. 17 jam berada di indekos muncikari di Makassar membuatnya terguncang. Bagaimana tidak, keduanya hampir saja menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan Mami Siska dan Mami Cindy.
Kisah pahit dua perempuan asal Pelabuhan Ratu, Sukabumi ini berawal saat AS berkenalan dengan Dadu, preman pasar kawan nongkrong AS. Dadu menawarkan pekerjaan dan memperkenalkannya dengan seorang lelaki yang berprofesi sebagai distributor minuman keras dari Jakarta ke Papua, dipanggilnya Mas Ujang.
Ujang ini kemudian menawarkan pekerjaan sebagai pemandu karaoke di Makassar. AS kemudian mengajak LA. Keduanya sepakat mengadu nasib ke Kota Daeng, Makassar.
-
Apa jenis narkoba yang di edarkan oleh 2 mahasiswa di Sulawesi Selatan? Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan menangkap dua mahasiswa berinisial MR dan MA karena terlibat kasus peredaran narkotika jenis ganja.
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Dimana kejadian pembacokan terjadi? Peristiwa itu terjadi saat penghitungan suara di TPS 027, RT 23, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Rabu (14/1) malam.
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
Keduanya dijanjikan diberi uang saku masing-masing Rp 2 juta, namun kenyataannya hanya Rp 800 ribu. Rp 1,2 juta sisanya ditarik Ujang untuk dibelikan koper, pakaian dan kosmetik.
"Diizinkan sama ibu karena ngakunya ke ibu mau ke Bogor bekerja sebagai pemandu karaoke," kata AS.
Alasan serupa juga diutarakan LA ke tantenya yang selama ini merawat. Alhasil, AS dan LA berangkat bertiga dengan Ujang ke Jakarta, Rabu (5/10).
Kurang lebih tiga hari mereka di Jakarta bersama Ujang selanjutnya diantar ke bandara untuk terbang ke Makassar, Sabtu (8/10) dini hari.
"Setiba di bandara kami dijemput Mami Siska dan dibawa ke sebuah kos-kosan milik Mami Cindy," timpal LA.
Di indekos ini, Mami Siska menyampaikan kalau lowongan pekerjaan di Makassar sudah penuh sehingga harus dikirim ke Papua. AS panik karena membayangkan akan dibawa ke daerah yang jauh.
"Saya tambah takut karena Mami Siska seperti keceplosan, katanya kalau kalian mau pulang, harus bayar masing-masing Rp 50 juta," tutur AS.
Karena ucapan-ucapan Mami Siska itu, AS mulai menangis dalam kamar lantaran takut dijual untuk jadi pekerja seks komersil. Dia kemudian mengajak LA untuk melarikan diri.
Selain AS menangis, LA juga mengaku dicekoki obat diduga narkoba. "Saya disuruh minum obat berbentuk tablet ukuran cukup besar sama Mami Siska. Disuruh emut saja, tidak boleh dibantu dengan air padahal rasanya sangat pahit. Katanya harus dihabiskan biar bisa gemuk. Tapi ternyata saya di-PHP (pemberi harapan palsu). Kayaknya itu bukan obat gemuk tapi obat yang membuat saya seperti mabuk, mata merah," tutur LA.
LA mengaku tidak tahu apa hubungannya antara 'obat gemuk' itu dengan pekerjaannya nanti sebagai pemandu karaoke. Dia habiskan saja obat itu karena dipaksa.
Di saat hampir putus asa, tiba-tiba ibu AS menelepon. Korban pun menceritakan kejadian sebenarnya. Ibunya minta agar dirinya melarikan diri.
"Karena sudah ketakutan dan merasa terancam, saya pasang status di Facebook. Saya tulis, "orang yang di Makassar, ping dong," tutur AS.
Alhasil, status itu dibaca oleh Mas Ipul yang tergabung dalam grup paguyuban Jawa Barat. Dari situ AS terus berkomunikasi dan dipandu untuk melarikan diri.
LA menambahkan, dia menerima ajakan AS dan berani keputusan untuk kabur melihat AS terus menangis. Keduanya pun sepakat melarikan diri pada Minggu (9/10) sekira pukul 10.00 WITA.
"Kami berdua pamit ke Mami Cindy ke pasar Cidu dekat kos untuk beli sabun pencuci muka dikawal keponakan Mami Cindy. Setiba di Pasar Cidu, kami minta keponakan Mami Cindy itu yang masuk untuk beli sabun pencuci muka dan kami menunggu di becak motor (bentor). Setelah itu kami pun kabur dengan bentor dipandu sama Mas Ipul melalui ponsel dan BBM. Lalu ke Polsek terdekat, Polsek Wajo dekat pasar mengamankan diri setelah bertemu Mas Ipul tadi di Pasar Ciru," kata LA.
Setelah di Polsek Wajo, kata LA, Mas Ipul ini memutuskan untuk melapor ke Polsek Mamajang karena punya kenalan di sana. Dari Polsek Mamajang inilah, polisi berkomunikasi dengan Dinas Sosial.
"Semalam, (Senin) pukul 08.00 WITA, AS dan LA tiba di kantor diantar polisi. Setelah itu kita inapkan mereka di rumah aman sebelum dipulangkan ke kampungnya," kata Sudirman Ibrahim, Kepala Seksi Tindak Kekerasan dan Pekerja Imigran Dinas Sosial Sulsel.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban tewas di lokasi kejadian usai mengonsumsi zat adiktif.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaAksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaHeboh pasutri asal Purwakarta, Jawa Barat disekap dan diborgol hingga tak diberi makan saat bekerja di Kamboja.
Baca SelengkapnyaDua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap polisi usai melakukan penggerebekan di salah satu hotel di Kota Batu.
Baca SelengkapnyaDari pengungkapan itu, dua orang wanita berhasil diamankan di area terminal 2 keberangkatan internasional Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaPelaku bergantian memerkosa korban di kamar indekos perempuan itu.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaPara korban sempat disekap dan diancam di sebuah apartemen di Turki
Baca Selengkapnya